KEAJAIBAN KECIL
DANTE LAURETTA DENGAN TENANG MEMPERSIAPKAN 17 DETIK YANG TELAH IA KERJAKAN SELAMA 16 TAHUN TERAKHIR.
Lauretta, seorang ilmuwan planet University of Arizona, terpaku di depan monitornya. Tiga tampilan simulasi dari repihan objek membentuk gasing, yang mengambang di lautan bintang. Itulah asteroid yang dikenal sebagai 101955 Bennu. Dia menyaksikannya sembari duduk di bangku logam berlapis kain di dalam gedung sederhana di Colorado. Bangunan itu bisa disalahartikan sebagai sederetan ruangan kantor biasa. Namun, kertas cetak alih yang bergambar wahana antariksa di dinding, serta label-label di atas setiap bilik—electrical Power; Telecom; Guidance, Navigation & Control—mengungkap fungsi sejatinya: kendali misi di Lockheed Martin Space.
Saat itu pukul 13.49, 20 Oktober 2020. Layar menampilkan Bennu yang sedang bersemayam di dalam lingkaran hijau yang mewakili orbit wantariksa NASA: Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, dan Security-regolith EXPLORER—OSIRIS-REX. Dalam waktu kurang dari tiga jam, utusan robotik ini akan mencoba meluncur turun dan menyentuh Bennu untuk pertama kalinya. Harapannya, dapat menjebak sampel debu dan kerikil ekstraterestrial, untuk selanjutnya kembali ke Bumi.
Diluncurkan pada 2016, OSIRIS-REX harus mengorbit Matahari dua kali untuk mengejar Bennu, yang berjarak lebih dari 300 juta kilometer. Dengan lebar nyaris 500 meter, Bennu adalah benda angkasa terkecil yang pernah diorbiti oleh wantariksa. Permukaannya sangat tidak rata, sehingga tim Lauretta menghabiskan satu tahun untuk memetakannya, guna menemukan tempat yang aman untuk turun. Semua hal yang telah terjadi ini seharusnya membuat hari ini menegangkan, tetapi pada tahap akhir misi miliaran dolar ini, Lauretta tampak santai.
“Wantariksa itu dalam suasana hati yang sangat baik hari ini,” ujarnya pada saya.
Apa gunanya melewati seluruh tekanan dan usaha ini untuk dua kilogram debu dan repihan? Pertama-tama, komposisi asteroid itu terbentuk selama hari-hari awal tata surya, lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Bebatuan ini, yang menampilkan petunjuk bahwa mereka mengandung karbon, mewakili arsip nan murni tentang bagaimana planet terbentuk, dan mungkin tempat Bumi mendapatkan bahan awalnya, bagi kehidupan. “Secara ilmiah, itu benar-benar sangat berharga,” kata Lauretta.
Namun Bennu juga memiliki kekuatan untuk menghancurkan. Bennu datang cukup dekat ke Bumi, sehingga para astronom percaya ada peluang kecil tetapi serius—satu dari 2.700—bahwa Bennu bisa bertabrakan dengan kita antara tahun 2175 dan 2199. Sampel yang dibawa kembali oleh OSIRIS REX bisa menjadi kunci untuk merancang pertahanan yang tepat, terhadap tumbukan yang dapat melepaskan lebih dari dua juta kali energi ledakan amonium nitrat yang mengguncang Beirut setahun yang lalu.
Pada skala yang lebih besar, Bennu dan OSIRIS-REX melambangkan dua revolusi paralel dalam astronomi modern yang membalikkan konsep lama tata surya. Teleskop masa kini dapat melihat lebih banyak objek kecil dan redup dibandingkan sebelumnya. Hal ini memungkinkan para astronom untuk mengamati langit dan memetakan populasi kosmis yang mengelilingi delapan planet. Dua puluh tahun silam, manusia mengenali sekitar seratus ribu benda langit di tata surya. Pada awal 2021, kita telah memasukkan ke dalam katalog, lebih dari satu juta objek yang mengorbit Matahari.
Pada saat yang bersamaan, badan antariksa di seluruh penjuru dunia telah mengembangkan alat dan teknologi untuk mengunjungi dan menjelajahi dunia-dunia ini—dan bahkan membawa potongan-potongannya kembali ke bumi untuk dipelajari secara lebih dekat.
Taruhannya jauh dari niskala.
Gambaran tata surya yang kita semua pelajari di sekolah tampaknya memiliki konstruksi yang logis. Namun, para astronom dan ilmuwan planet telah menduga selama beberapa dekade bahwa ada sesuatu yang tidak tepat. Karena, sangatlah sulit untuk menjelaskan bagaimana Uranus dan Neptunus bisa terbentuk di tempat mereka mengorbit hari ini. Rumah kosmis kita tampaknya kehilangan beberapa jenis planet terumum yang mengorbit bintang asing. Dan pada 2021, Bumi adalah satu-satunya yang diketahui yang aman dan nyaman bagi kehidupan.
Jadi bagaimana, tepatnya, tata surya kita bisa berada di sini—dan mewujudkan penghuninya?
Benda-benda-langit kecil seperti Bennu telah lama dianggap hanya sekadar sisa-sisa dalam proses penciptaan planet. Namun kini para peneliti memahami, betapa pentingnya benda-benda ini. Seperti Bennu, yang pada dasarnya tidak berubah sejak kelahiran matahari kita. Dengan melacak, mengunjungi, dan mengambil sampel dunia-dunia primordial ini, kita akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melihat dari mana kita berasal—dan mudah-mudahan menghentikan objek-objek ini untuk menghancurkan kita seperti apa adanya kini.
MANUSIA TERTARIK akan benda-bendalangit kecil—setiap objek alami yang mengorbit matahari yang bukan planet, planet katai, atau bulan—yang telah ada bersama kita, selama ada manusia yang mengarahkan matanya ke atas. Selama ribuan tahun, kebudayaan di seluruh dunia telah menemukan komet dan meteor yang terlihat di langit malam dan memperlakukannya sebagai pertanda penting.
Pada awal abad ke-20, astronom menemukan sekitar 500 asteroid yang mengorbit matahari, dimulai dengan penemuan Ceres pada 1801. Laju penemuan benar-benar mulai meningkat pada 1980-an dan 90-an ketika teknologi teleskop semakin ditingkatkan. Pada 1992, para astronom melihat dunia pertama—selain Pluto dan salah satu bulannya—yang berada di luar orbit Neptunus. Mengukuhkan teori zona luar tata surya yang kini disebut sabuk Kuiper. Saat ini para astronom memahami bahwa wilayah yang terpencil ini dipenuhi dengan ribuan—mungkin ratusan ribu—benda-benda-langit es.
Akan tetapi, jika Anda harus menentukan