Otomotif

TERNYATA BELOKNYA SUSAH! PESAING

Bagi Tester OTOMOTIF, mengetes skutik, bebek sampai moge sudah menjadi hal biasa. Nah beda cerita kalau mencoba motor roda tiga, baru kali ini nih. Kaisar Triseda RX250

-

Latar belakangny­a, ternyata banyak pembaca penasaran dengan motor yang banyak dipakai pengusaha kecil ini. Yakni motor tiga roda yang banyak dikeluarka­n oleh produsen motor nasional. Seperti Viar Karya 200L yang kami tes kali ini.

Sebelum coba jalan, mengenali hal detail jadi menu utama. Seperti tuas cuk yang ada di setang kiri, maklum masih karburator. Lalu ada tuas kecil pemindah gardan untuk mundur, posisinya ada di atas tuas persneling. Saat diinjak ke belakang, otomatis motor mundur dan diiringi suara nit-nit-nit kayak truk lagi atret.

Lanjut tengok ke kiri belakang bawah, ada tuas yang nempel di bak, ternyata rem tangan. Sedang kalau mengamati panel spidometer, ada indikator tambahan yang jarang ada di motor, yaitu suhu mesin dan rem tangan tentunya.

Posisi duduk cukup santai, karena bisa menyandar ke bak yang dikasih bantal empuk, joknya pun empuk banget. Setangnya tinggi dan menekuk, sayang bahan terlalu tipis, digoyang-goyang lentur banget. Tuas rem belakang posisi di atas footstep, jadi mengoperas­ikannya bukan ditekan ujung kaki, tapi memang harus diinjak.

Putar kontak, aktifkan cuk, tarik kopling lalu pencet tombol starter, butuh 2-3 kali mesin baru mau menyala. Suara cukup halus, cuma getaran sedikit terasa di kaki dan setang. Kopling ringan dan tuas persneling empuk, enggak ada kendala pindah gigi. Lepas rem tangan yang hanya cukup 2 klik, lanjut jalan.

Respon mesin 200 cc berpending­in cairan ini lambat, maklum diset untuk bawa beban sehingga pakai rasio sangat ringan. Gigi 1 enteng banget, 2-4 close sedang 5 terasa overdrive. Oh iya uniknya ketika deselerasi terdengar suara ngunggg...

Saat enggak membawa beban guncangan terasa banget, mengingat belakang pakai per daun, sedang depan teleskopis dengan per di luar. Dan yang beda dengan motor biasa soal handling, ketika belok tangan mesti melakukan usaha lebih, karena understeer, laju maunya lurus. Dan saat belok rasanya mau roboh ke samping, tapi ternyata kalau sudah biasa aman-aman saja.

Ancang-ancang membelok pun mesti agak jauh agar bak enggak nyangkut di tikungan, maklum bak lebar dan wheelbase mencapai 2.400 mm!

Biar bisa merasakan jadi pengusaha sungguhan, sengaja dites membawa beban. Dipilih mengangkut botol air minum kemasan (galon). Ternyata bak berukuran 2.000 x 1.330 x 860 mm (PXLXT) mampu memuat 28 buah botol. Dan dengan rata-rata tiap galon berbobot 19,7 kg, maka total yang diangkut 551,6 kg. Masih di bawah daya angkut maksimum 750 kg.

Nah saat bawa muatan semuanya berubah. Redaman suspensi jadi lebih empuk, kendati kena permukaan jalan tak rata tetap limbung. Lalu respon mesin pun jadi lebih lambat, apalagi kalau harus menghadapi jalan sedikit menanjak, mesti buka gas besar dan tahan kopling baru mau merayap pelan. Efeknya suhu mesin juga cepat naik, selain terlihat di indikator, extra fan juga menyala yang membuat area kaki jadi hangat. Ditambah stasioner meninggi, sekitar 3.000 rpm.

Karena berat, titik pengereman juga mesti lebih jauh. Sisi ini yang jadi catatan rem depan, kendati sudah disetel rasanya enggak terlalu berfungsi. Mesti ada perbaikan biar bisa membantu mengurangi laju. Kalau rem belakang sih pakem.

Jadi sudah ada gambaran naik kendaraan niaga roda tiga yang dijual Rp 24,91 juta ini kan? • Tim OTOMOTIF

digarap Aaron Tobias dari Booster Projects di bilangan Taman Alfa Indah, Jakbar. Lebih detailnya, lihat langsung hasil jepretanny­a. • Banar

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia