Otomotif

MOTOGP. TAK SALAH ROSSI JADI IDOLA

Ronde ketiga Motogp di sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina (19/4) menjadi pelajaran berharga bagi Marc Márquez bila sang idola, yaitu Valentino Rossi, punya jurus untuk mengalahka­nnya

- JLM

Karakter sirkuit kencang ala Termas de Rio Hondo memang klop dengan tunggangan YZR-M1. Apalagi Valentino Rossi mengakui sudah punya strategi yang jitu mengatasi trek berjarak 4,806 km itu sejak sesi latihan. Uniknya The Doctor tak memamerkan­nya langsung kepada sang rival, sampai-sampai di sesi kualifikas­i joki bernomor start 46 itu malah harus puas start di urutan 8. "Tak bisa memanfaatk­an strategi yang sudah kami punyai karena saat kualifikas­i kondisi traffic begitu padat sehingga menyulitka­n untuk dapat membuat catatan yang bagus," tukas Valentino Rossi.

FAKTOR PENENTU

Sirkuit Termas de Rio Hondo memiliki total 14 tikungan dengan pembagian 9 tikungan kiri dan 5 tikungan kanan benarbenar menyiksa ban terutama sektor belakangan. Regulasi soal pemasokan ban belakang oleh pihak pabrikan Bridgeston­e hanya memberikan 2 pilihan, alternatif bagi tim berstatus pabrikan, yaitu Honda dan Yamaha serta tim berstatus open class serta pabrikan Ducati dan Suzuki.

Honda dan Yamaha hanya dibolehkan mengakses jenis kompon hard dan extra-hard, sedangkan tim open class termasuk Ducati dan Suzuki dialokasi ban dengan kompon medium dan keras. Faktor pemilihan ban ini menjadi salah satu faktor penentu kemenangan, terutama jadi salah satu strategi penting kubu Valentino Rossi.

Tengok saja saat hanya beberapa pembalap yang memilih strategi aplikasi ban hard (depan) dan extrahard (belakang) diterapkan Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Bradley Smith, Pol Espargaro dan Scott Redding.

Performa yang memilih ban belakang extra-hard terbilang apik yang paling mencolok adalah apa yang dipamerkan Valentinik. Start di urutan ke-8 dan berhasil menjadi kampiun. Faktor cuaca yang terus meningkat meski tak sepanas saat sesi kualifikas­i ditengarai menjadi kunci pendukung kemenangan The Doctor. Apalagi bila melihat sisa 7 lap lomba saat Marc mampu menjaga jarak hingga 4 detikan hingga di sisa 2 lap tinggal berjarak kurang dari sedetik pertanda YZR-M1 andalan Valentino Rossi benar-benar menerapkan strategi yang pas dalam pemilihan ban dan sebaliknya tidak dengan RC213V andalan Marc Marquez yang mengaplika­si tipe hard-hard untuk depan dan belakang.

Hingga di dua lap terakhir itu Rossi melakukan tekanan dan berhasil menyalip Marc. Sadar ditekan The Doctor, Marc coba membalas namun terjadi kesalahan fatal di mana Marc berada terlalu dekat dengan The Doctor sehingga motornya menyenggol ban belakang Rossi. Marc terpelanti­ng dan motornya kehilangan kestabilan hingga akhirnya crashed. The Doctor berhasil memenangi Termas de Rio Hondo dan Baby Alien harus DNF.

"Insiden dengan Marc sungguh disayangka­n. Namun secara keseluruha­n saya benar-benar puas karena strategi yang memilih ban extra-hard belakang benar-benar terbayar. Jika bisa kompetitif terus saya yakin bisa bersaing hingga akhir tahun nanti," imbuh Valentino Rossi.

Bagi Marc Márquez sendiri mengakui jika masih harus banyak belajar menghadapi idolanya, Valentino Rossi. "Memang itu kesalahan saya dan ternyata menghadapi sang idola memang perlu pendekatan lain dan berbeda. Valentino punya pengalaman dan trik yang memang harus saya pelajari lagi," lirih Marc Márquez.

Kini The Doctor berada di puncak klasemen sementara pembalap dengan mengantung­i 66 poin.

 ?? FOTO: DPPI ??
FOTO: DPPI

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia