MIMPI LAMA RACING PRODUCTION DATA MODIFIKASI
Impian memiliki motor berspesifikasi racing production untuk menemani koleksinya yang lain sudah menggebu sejak lama
Bagi Arie Noviana yang gemar mengkoleksi motor sport langka, pacuan motor balap dunia RS 125 GP Spec sangat menggoda. Impian memiliki motor berspesifikasi racing production untuk menemani koleksinya yang lain seperti Aprilia RS 125 hingga Suzuki RGV 250 Lucky Strike sudah menggebu sejak lama, tapi baru kali ini kesampaian!
Motor ini sangat istimewa karena berkali-kali mencetak juara dunia lewat pembalap berbakat seperti Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso pada 2003 dan 2004. Melakukan debut di World Grand Prix kelas GP125 pada 1988, motor andalan HRC (Honda Racing Corporation) ini dibekali mesin 2-tak.
Memiliki kapasitas mesin 124 cc, tapi mampu menyemburkan tenaga hingga 32,3 dk pada 12.250 rpm, yang kemudian di salurkan ke roda dengan gearbox 6 percepatan. Sasisnya twin spar alumunium super ringan yang membuat total bobotnya hanya 71 kg.
“Dapat lewat teman dari Jepang. Kondisinya cukup mulus saat sampai di Indonesia,” aku pria dengan dua anak ini. Meski mulus, langkah restorasi tetap dilakukannya karena ternyata kondisi mesinnya tidak semulus yang dibayangkan.
Saat awal datang, pria yang akrab disapa Ovie ini harus merogoh kocek yang lumayan untuk menyegarkan ruang bakar. “Piston dan ring harus ganti karena sudah oblak. Inden langsung ke HRC Jepang dan mesti nunggu 4 minggu. Selain lama, harganya pun mahal. Piston saja bisa sampai Rp 3 juta,” kenangnya.
Masih mengandalkan karburator bawaan berlabel HRC, SPJ 38 Selenoid Nx4, Ovie cuma melakukan penyesuaian ukuran pilot jet dan main jet saja menyesuaikan karakter sirkuit Sentul.
Kelar mesin, giliran tampilan disempurnakan. Buntut tawon yang jadi ciri khas Honda RS 125 tahun 2004 justru di- downgrade. “Desain buntutnya banyak dipakai modifikator lokal. Sekarang pakai buntut RS 125 tahun
Upside Down :
Kaliper :
Karburator :
Silencer :
Ban : Bridgestone Battlax Slick
1998 yang lebih montok, biar gak sama dengan yang lain,” terang Ovie.
Setelah kelar, Ovie memboyong RS 125 ini ke sirkuit Sentul, Bogor. Ia sedikit kaget dengan power motor kecil ini. “Tenaganya terlalu besar, butuh orang yang punya jam terbang tinggi di sirkuit untuk menjinakkan powernya yang beringas,” jelasnya.
Wow! • Sigit
Motor spek GP, tak perlu banyak ubahan untuk membuatnya kencang Sparepart susah didapatkan di Indonesia, dan mahal
Spion :
Hand grip :
Hand lever/hendle rem :
Side bar :
Variator & clutch :
Sok depan - belakang :
Disc brake :
Fork cover :
Stoplamp :
Oil dipstick :
Cover air intake : Zelioni
Selang rem : Hel
Knalpot :
Termignoni full system hand made
Ban Depan :