TIGA UBAHAN UNTUK FINISH TIGA BESAR DATA TEST
Sudah pakai ECU full programmable masih tambah piggyback, Kenapa? Power standar : 24,19 dk/9.800 rpm Power Upgrade : 27,9 dk/10.400 rpm Torsi standar : 19,73 Nm/6.900 rpm Torsi Upgrade : 21,38 Nm/7.000 rpm
Bobot yang ringan dan sasis kompak jadi modal Ninja RR Mono raih podium. Meski begitu, tentunya ada juga ubahan mesin yang harus dilakukan. Yuk, kita intip oprekan Dream Garage pada Kawasaki Ninja RR Mono andalannya yang sering finish 3 besar.
FOTO: SIGIT
Ubahan yang dilakukan tentunya disesuaikan dengan regulasi yang tidak memperbolehkan banyak modifikasi. Jadi jangan heran jika pada motor berkelir putih ini, secara garis besar hanya ada tiga komponen yang kena sentuhan.
Agar tak penasaran, motor balap ini langsung diculik dari bengkelnya di Jl. Ciputat Raya no. 1 Pondok Pinang, Jaksel, dibawa ke Sportisi Motorsports (SM) Jl. Tenggiri, Rawamangun, Jaktim untuk didyno di atas dynamometer Dynojet i250. Hasilnya mampu menyemburkan tenaga 27,9 dk pada 10.400 rpm dan torsi maksimum 21,38 Nm pada 7.000 rpm. Artinya power meningkat sekitar 3,7 dk sedang torsinya naik 1,65 Nm. • Sigit
“Karena kami masih belum familier dengan cara penyetingan ECU standealone aracer ini. Makanya piggyback Power Commander V ikut dipasang,” aku Tegas.
Dengan kolaborasi ini, ECU aracer Speedtek RC1 hanya digunakan untuk mengatur pengapian, opsi yang tidak ada pada PVC. Kompresi sudah naik 12,5:1, timing pengapian pun harus dimajukan agar bahan bakar beroktan 95 lebih mudah terbakar.
“Timing pengapian RR Mono ini, untuk rpm bawah pengapian dibuat lebih maju. Tapi sebaliknya di rpm atas setingannya mundur, supaya mesin lebih basah sehigga tidak mudah jebol,” terang Danny Satria mekanik Dream Garage.
Sedang meningkatkan suplai bahan bakar dan penyetingan air fuel ratio (AFR) menggunakan PCV dengan memanipulasi basic mapping yang ada di ECU aracer Speedtek RC1.
Penggunaan ban berukuran 80/80-14 di depan tidak perlu ada ubahan
FOTO: BANAR
Terakhir, glasswool lama dikeluarkan dari silencer dan dilanjutkan isi glasswool baru
ACG STARTER DAN ISS
Jika starter biasa menggunakan dinamo dan hubungan antargir untuk memutar kruk as, maka ACG tak memerlukannya sehingga tanpa suara, karena Honda menjadikan satu antara alternator dan generator.
“Spul terdiri dari 18 gulungan yang terbagi dalam 3 bagian selang-seling. Ketika dialiri listrik, maka akan menghasilkan medan magnet yang berbeda, sehingga ada gaya tarik-menarik maupun tolak-menolak dengan magnet, hasilnya magnet berputar memutar kruk as dan menghidupkan mesin. Setelah mesin hidup beberapa saat, maka ECM akan mengatur kinerjanya berubah jadi pengisian ke aki,” papar Endro Sutarno, instruktur Astra Honda Training Center.
Dengan adanya teknologi ACG starter, memungkinkan pula disematkan ISS. Yang mana kinerjanya mematikan mesin ketika berhenti 3 detik, dan untuk menghidupkan cukup buka gas. “Hasilnya konsumsi bensin lebih irit 7% dari yang tanpa ISS,” lanjut Endro, sapaannya.
TUMBLE DAN SQUISH
Pada lubang masuk, pas dudukan bosh klep desain tumble dibikin tirus. Efeknya membuat semprotan bahan bakar dari injektor lebih terarah ke ruang bakar, dan membuat efek memutar sehingga bensin dan udara makin merata.
Sedang squish ruang bakar pada Scoopy ESP hanya dikasih di bagian seberang busi, tujuannya agar ketika piston di TMA bakar bakar yang tergencet terarah ke busi, sehingga pembakaran makin sempurna.