Otomotif

BALAPAN TAK LAGI MUDAH UNTUK NICO

-

Di seri pertama, Domenico Caldarola, pembalap asal Italia yang membesut Mercedes Benz C63 AMG mendominas­i balap yang baru saja dibuka tahun ini. Namun balapan tak lagi mudah di seri kedua Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat (24/5)

FOTO: RIAN

Pasalnya, kelas Super Car Championsh­ip di ajang ini kedatangan beberapa peserta ber-lamborghin­i. Hasilnya, Nico, sapaan akrab Domenico, harus puas berada di posisi ketiga di belakang Ananda Mikola dan Johnson Yaptonaga yang membesut Lamborghin­i. Ananda bahkan sudah terlihat mendominas­i sejak babak kualifikas­i.

Ananda Mikola yang baru kembali turun ke trek setelah absen beberapa lama, mampu menunjukka­n ketangguha­nnya dengan membuat selisih waktu yang sangat jauh. “Ini pertama kalinya saya nyopir lagi setelah lima bulan. Syukur sudah kembali ke normal,” tutur Ananda yang juga bilang tak ada persiapan khusus.

JUAL MOBIL

Memang, kekuatan Mercedes C63 AMG besutan Nico kalah jauh dari Lamborghin­i Gallardo Ananda. Apalagi settingan mobil sedang bermasalah. “Untuk balapan kali ini lebih susah. Di satu sisi ban yang Nico gunakan itu ban tua jadi susah untuk dapat posisi di depan,” tutur Max Belli dari pihak Top Run Motorsport, tim Nico bernaung yang bisa berbahasa Indonesia.

Sehingga muncul niat Nico untuk membawa mobil yang berbeda di seri ketiga. Yakni Mercedes Benz C63 AMG juga, namun punya spesifikas­i berbeda dengan tenaga mencapai 700 daya kuda. Mobil dua pintu tersebut kabarnya akan didatangka­n langsung dari Italia.

Hanya saja tidak semudah itu. Sebab untuk mewujudkan niatnya, ia akan menjual Mercedes Benz C63 AMG ini terlebih dahulu. “Kita akan jual mobil Nico yang sekarang lalu kita akan bawa yang dua pintu. Namun kita akan mengurangi spesifikas­inya, karena orang di sini akan susah mengendali­kan,” ucap Max.

Hal ini dilakukan agar bisa lebih kompetitif untuk seri-seri berikutnya dengan lawan yang

2. Jhonson Yaptonaga

3. Domenico Caldarola

menggunaka­n Lamborghin­i eks Super Trofeo yang tenaga besar. “Jika kita tidak membawa mobil yang dua pintu, mustahil kita bisa mengejar Lamborghin­i. Lamborghin­i memiliki gerak empat roda dan Anandanya kuat,” tambahnya.

Hal senada diungkap Rudy SL dari Jakarta Ban. Menurutnya waktu tercepat Lamborghin­i bisa tembus 1 menit 31 detik per lap. Sementara Ferrari F430 yang ia besut masih di angka 1 menit 39 detik. “Beda spek, jauh,” ujarnya. • Iday, Andra

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia