Otomotif

INDONESIA SIAP JADI TUAN RUMAH MOTOGP 2017

Nilai tinggi, kesempatan terbatas dan inspirasi. Ini latar belakang Menteri Pariwisata dukung Motogp di Indonesia

-

Sudah lewat dari pukul 19.00 WIB, namun ruang Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementeria­n Pariwisata, Jakarta masih sepi dari aktivitas press conference yang menghadirk­an CEO Dorna Sports S.L., penyelengg­ara Motogp, Carmelo Ezpeleta.

Namun dari press release yang sudah disebar ke awak media memapar secara meyakinkan dengan statement ‘Indonesia Gelar Motogp 2017’ dalam rangka mempromosi­kan Wonderful Indonesia ke seluruh dunia.

BERNILAI BESAR

Benar saja. Press conference berjalan efektif dengan penjelasan yang tak panjang lebar namun tertuju pada inti acara, Indonesia jadi tuan rumah Motogp 2017. Akhirnya, penggemar balap motor Tanah Air dapat menikmati sajian paling digilai ini dari negeri sendiri.

Adalah Menteri Pariwisata Arief Yahya yang memberi tiga gambaran latar belakang hal ini. Sekaligus menunjukka­n kalau mata pemerintah yang terbuka menjadi kunci suksesnya gelaran otomotif level internasio­nal di Indonesia. “Kalau ini terwujud, keren banget. Kita punya satu event yang diimpi-impikan semua orang di sini,” bukanya.

Lalu, bagaimana ia bisa bersedia memfasilit­asi Motogp di Tanah Air? “Saya berlatar belakang bisnis jadi gampang mengambil keputusan,” ujarnya.

Menurut Menteri, nilai event ini sangat besar. “Kalau saya kuantifika­si lebih besar dari 3 juta USD. Lebih dari Rp 3 triliun. Direct (keuntungan langsung) 100 juta USD, yang media value- nya 200 juta USD. Jadi kalau rule of thumb- nya dapat segitu, dengan mengeluark­an biaya penyelengg­araan yang jauh lebih kecil dari itu, harusnya kita cepat ambil keputusan.” paparnya.

Faktor kedua yakni kesempatan terbatas. “Kedua opportunit­y. Ini adalah yang terakhir atau kita tak akan pernah punya. Pak Ezpeleta bilang hanya ada dua slot, sekarang sudah 18, tinggal 19 dan 20. Kalau kita tidak putuskan hari ini, hilang. Ke-19 dan 20 salah satunya sudah confirmed yaitu Thailand,” lanjut Pak Menteri.

Lalu yang ketiga lebih kepada pesan untuk generasi muda Indonesia. “Ketiga, tentunya bukan hanya untuk event ini. Tapi untuk menginspir­asi anak-anak muda, ngebut lebih bagus di sirkuit. Long term- nya kesana.”

Menurutnya, total proyeksi akan ada 100 ribu penonton dengan wisatawan mancanegar­a sekitar 50 persennya. Ia juga menyinggun­g kesiapan pendukung balapan. “Kalau hotel tidak ada masalah, kita memenuhi persyarata­n. (Dana) itu yang akan kita bicarakan. Poinnya kita harapkan semua pihak pemerintah atau swasta BUMN akan mendukung,” ujarnya.

YAKIN AKAN TERWUJUD

Sementara Carmelo Ezpeleta menyinggun­g pentingnya Motogp yakni untuk mempromosi­kan bangsa Indonesia di dunia. Indonesia, menurutnya bisa menjadi penyelengg­ara Motogp untuk tahun 2017-2021.Untuk itu diperlukan sirkuit yang memadai untuk menyelengg­arakan Motogp.

“Sirkuit menunjukka­n image negara ke dunia. Mayoritas sirkuit di kalender Motogp saat ini adalah sirkuit baru. Tetapi contoh sirkuit Assen (Belanda) salah satu yang tua, beberapa kali diupgrade di tahun lalu dan sirkuit perlu diupgrade untuk (mengimbang­i) performa baru motor dan rider. Ini memang jadi pertanyaan. Tapi pemerintah dan kami, Motogp family yakin hal tersebut akan dapat dicapai,” terang Ezpelata.

Menurutnya masih ada waktu hingga 2017 untuk berbenah. Untuk itu ia meyakinkan jika Indonesia ingin bikin balapan, hal itu akan terwujud. “Kami ingin tunjukkan pada dunia lewat televisi level Indonesia dan dengan teknologi. Tidak banyak negara di dunia untuk menyelengg­arakan kejuaraan. Sekitar 16 negara saat ini. Ini penting untuk Indonesia untuk memenuhi persyarata­n. Saya yakin menteri dan departemen akan melakukann­ya. Dorna akan kooperatif dalam hal-hal seperti ini. Jika Indonesia ingin bikin balapan di 2017, maka akan ada (terwujud) di sini,” ucap pria yang terakhir datang ke Indonesia 1997 lalu.

Ezpelata sendiri senang bisa berada di Indonesia. Itu karena pemerintah sudah mengerti bahwa Motogp adalah sarana yang bagus untuk promosi bangsa ini dan bos sirkuit Sentul, Tinton Soeprapto, kembali mengontakn­ya. “Tinton adalah partner kami sejak ’97 tapi kemudian kami tidak mendapatka­n situasi seperti ini lagi (akibat krisis moneter). Sekarang pemerintah mengerti bahwa Motogp adalah sarana yang bagus untuk membangun image negara ke seluruh dunia,” lanjut Ezpelata. • Iday

 ?? FOTO: RIAN ??
FOTO: RIAN
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia