DAIHATSU YAKIN BUKAN SOAL PRODUKSI
Ketika mencari tahu apakah kejadian ini sudah terdengar di bengkel resmi, OTOMOTIF mencoba menggali dari beberapa pihak di lapangan. Di Astrido Toyota Kebon Jeruk, Jakbar, Siswanto, Kepala Bengkel Astrido Toyota mengatakan pihaknya belum menemukan kasus ini di Toyota Calya. “Tapi kami akan menyelidiki kasus pecahnya kaca belakang Toyota Calya,” ujar Siswanto.
Menurut Siswanto, banyak hal yang bisa menjadi penyebab pecahnya kaca belakang Toyota Calya. “Bisa kerusakan dari pabrik hingga pemakaian. Makanya harus dicermati dulu penyebabnya, setelah itu baru kita bisa ambil kebijakan dan tindakan lebih jauh, termasuk masalah garansinya,” tambah Siswanto.
Begitu juga dengan Tunas Toyota Kebayoran Lama, Jaksel. “Sejauh ini saya belum tahu, syukurnya konsumen kami belum ada yang mengalami masalah tersebut,” kata Septianto, Kepala Bengkel Tunas Toyota Kebayoran Lama, Jaksel.
Kasus ini pun dikonfirmasi ke pemegang mereknya yaitu PT Toyota Astra Motor ( TAM). “Terkait fenomena kaca retak pada Calya, ini memerlukan pemeriksaan lebih mendalam dan komprehensif oleh petugas mekanik di bengkel resmi Toyota. Apabila pelanggan menemui fenomena tersebut pada kendaraannya, kami menyarankan pelanggan datang ke bengkel resmi Toyota untuk dilakukan pengecekan guna mendapatkan faktor penyebabnya. Toyota akan bertanggung jawab jika memang terbukti penyebabnya dari faktor internal material kaca melalui jaminan warranty 3 tahun atau 100.000 km,” jelas Rouli Sijabat, Public Relations Manager TAM.
CEK TREN KASUSNYA
Sementara itu, meski melibatkan brand Toyota, sebenarnya produsen dari Calya tak lain perusahaan sekandungnya sendiri, Astra Daihatsu Motor (ADM). Dari pabrik Daihatsulah, Toyota Calya lahir sebagaimana model-model kembar lainnya. Nah, jika Toyota berjanji akan menginvestigasi kasus ini, Daihatsu akan mengecek tren kejadiannya.
Satriyo Budiutomo, Product Planning Department PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengakui belum tahu persis permasalahan yang ada. “Saya belum tahu persoalannya, besok coba saya cari tahu dulu apa pangkal masalahnya,” terang Satriyo, ketika dihubungi (14/3).
Namun menurutnya pada proses produksi telah digaransi tak ditemui masalah. “Kita telah melakukan proses QC ( Quality Control). Pengetesan pun dilakukan dengan tes jalan bergelombang hingga di lintasan terjal. Hasilnya oke tak ditemukan masalah,” sambungnya.
Lantas apakah retak atau pecahnya kaca belakang disebabkan oleh suhu panas tinggi? “Saya pastikan panas atau suhu yang tinggi tidak akan berdampak apapun. Kita sudah melakukan tes pada suhu panas tinggi. Mobil dipanaskan ataupun diturunkan suhunya tidak ada masalah. Semua proses pengujian telah dilakukan,” beber Satriyo.
Terkait adanya temuan tersebut, pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut. “Kita akan lakukan investigasi penyebabnya, terkait adanya keluhan tersebut. Kita cari tahu penyebabnya,” imbuhnya lagi.
Selain itu masih menurut Satriyo, pihaknya juga akan melakukan prosedur secara menyeluruh untuk mengetahui apakah hal ini juga berdampak lebih luas. “Kita lihat trennya, apakah di daerah lain juga demikian,” jelasnya. .• TIM OTOMOTIF