Otomotif

TARGETNYA TIGA BESAR

-

Setelah juara F4 Asia Tenggara 2016/2017, Presley Martono akan melangkah ke balapan yang lebih tinggi tahun ini. Remaja berusia 16 tahun itu memilih berkompeti­si di Eurocup Formula Renault 2.0.

Presley optimis dapat kompetitif dan meraih hasil seperti yang sudah dilakukann­ya tahun lalu di F4. Apalagi beberapa peserta di Formula Renault 2.0 2017 itu sudah mengenal sepak terjang mereka. Masuk tiga besar jadi tujuannya.

MUDAH KOMUNIKASI

Berjumpa dengan media di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/3), Presley yang didampingi ayahnya Perry Martono menguraika­n rencana, strategi dan persiapann­ya menghadapi balapan Eurocup Formula Renault 2.0.

Eurocup Formula Renault 2.0 adalah balapan single seater junior yang dikelola Renault Sport dan menjadi kategori utama dari World Series by Renault. Ada 10 seri dan 23 lomba yang akan berlangsun­g di sirkuit Eropa. Diikuti sembilan tim yang berasal dari berbagai negara di Eropa.

Dari 30 pembalap tahun ini, separuhnya merupakan pendatang baru ( rookie), termasuk Presley. Remaja yang mengidolak­an pembalap F1 Lewis Hamilton ini bergabung di tim Mark Burdett Motorsport. Ia ditemani rekan setim pembalap wanita asal Polandia, Julia Pankiewicz.

“Dipilihnya tim Mark Burdett, karena Presley lebih bisa berbahasa Inggris daripada bahasa lainnya seperti Jerman, Perancis dan yang lainnya. Sehingga lebih nyaman dia berbicara atau berkomunik­asi dengan tim asal Inggris,” kata Perry Martono yang merangkap manajer Presley.

Secara umum Presley tidak pasang target. “Aku enggak ada target hasil, hanya ada target sendiri setiap seri meningkat,” ucapnya.

Namun sang ayah menimpali, “Targetnya kalau bisa tiga besar rookie kita sudah bersyukur. Waktu di F4 targetnya enggak jadi juara, kalau jadi juara ya bonus lah.”

“Ini seri paling kompetitif unjuk junior single seater. Aku enggak fokus sama mereka (kompetitor lain), karena dulu di gokart sudah sebagus mereka waktu balapan di Eropa,” jelas pembalap yang hobi main basket ini seraya menyebut dirinya kini lebih percaya diri.

Ia pun sudah menyiapkan strategi untuk berangkat ke Eropa nanti. “Aku latihan fisik setiap hari, karena sudah tahu potensial aku dari gokart, jadi enggak ada bedanya. Bedanya mereka sudah latihan dari tahun lalu, mereka sudah mengerti mobilnya, ya aku mesti belajar mengenai mobilnya,” ulas Presley.

Presley juga giat melakukan latihan fisik, ketimbang harus mempelajar­i sirkuit. “Persiapann­ya lebih ke fisik. Misal otot-otot tertentu yang harus dilatih. Misal akan ada G-force, berarti bagian leher harus lebih kuat, tangan harus kuat menyetir dan kaki untuk mengerem,” terang ayahnya.

Nantinya Presley akan mendapat driver’s coach, Robert Kerr yang pernah berkompeti­si di A1GP untuk tim Inggris dan juga pengalaman di Formula Renault.

“Presley akan selalu didampingi satu coach, namanya Robert Kerr. Ia akan mendamping­i soal teknis membalap dan lain-lainnya. Dengan adanya driver coach kita lebih yakin lagi menghadapi trek-trek yang belum pernah dipakai Presley balapan, mengenai karakter sirkuit. Ini sangat penting,” urai Perry.

Dari 10 sirkuit, Presley mengaku sudah belajar lewat simulator. Sirkuit jalan raya Pau (Perancis) dan Monako menurutnya sangat menantang. “Karena aku belum pernah balapan di sirkuit jalan raya,” ujarnya.

Balap Formula Renault 2.0 2017 akan dimulai di sirkuit Monza, Italia, 2223 April. Berakhir di Barcelona, Spanyol, 28-29 Oktober. Sebelum mengikuti balapan perdana, akan ada sesi latihan selama tujuh hari di sirkuit MagnyCours, Paul Ricard, Nurburgrin­g dan Monza.• Fendi

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia