rolling stone
Suzuki Jimny bukanlah barang asing bagi pasangan satu ini. Tidak singkat, jika bercerita berapa banyak Jimny yang telah dimiliki dan dibangun oleh Wiewied dan suaminya.
“Mulai dari gaya adventure, city slicker hingga gaya speed off-road pernah kami bangun dan miliki,” tutur Wiewied. “Dan sampai detik ini pesona Jimny masih tetap saja merebut perhatian kami,” sambung Boim, sang suami.
Namun ketika sebuah Jimny lansiran tahun 1982 kembali dibeli, malah tak ada sebuah ide atau tema modifikasi yang terlintas di benak keduanya.
“Berhubung bahan Jimny sudah tersedia tapi ide belum nongol, maka pertama-tama yang dilakukan adalah melakukan restorasi total. Paling tidak bisa memulihkan kondisi Jimny agar segar kembali,” celoteh Boim.
Seiring waktu restorasi berjalan, ide pun bermunculan. “Tema awalnya adalah sebuah jip adventure, kemudian berubah jadi speed,” perinci Wiewied. Saat tema modifikasi yang disepakati dieksekusi, kericuhan kembali muncul.
“Tiba-tiba saja anakku mengajukan permintaan, supaya bikin jip yang nyaman dan ‘manusiawi’. Biar bisa jadi kendaraan harian,” bilang Boim yang juga pebengkel 4x4 ini.
Namanya juga orang tua permintaan sang anak pun pasti ikut jadi dipertimbangan. “Kami pun berkompromi lagi untuk menggabungkan keinginankeinginan tersebut. Akhirnya jadi seperti ini,” senyum Wiewied sembari menunjuk jip berkelir merah ini.
“Like a rolling stone. Ide modifikasi jip ini menggelinding begitu saja seperti batu, hehehe... Dan yang bikin happy, Jimny ini dapat menampung banyak aspirasi baik dariku, suami dan juga putriku,” girang Wiewied.• Rindra
begitu Ide itu bisa menggelinding saja seperti batu