Otomotif

Motogp. Ban Antar Marquez Juara

-

Dalam balapan, pilihan ban sangat menentukan jalannya lomba, hingga gaya balap. Hal ini terlihat pada Motogp Aragon, Spanyol (24/9). Kebanyakan pembalap memilih menggunaka­n kombinasi ban yang berbeda. Efeknya, antara meraih podium atau justru kehilangan.

Selain itu, pemilihan ban yang tepat membuat pembalap mampu menjaga ritme balap dengan baik dan juga racing line- nya.

Seperti yang dilakukan pembalap Repsol Honda Team, Marc Marquez yang bertaruh dengan menggunaka­n ban kompon keras pada Honda RC213V miliknya. Sementara pembalap lain justru memilih menggunaka­n kompon ban yang lebih lunak.

KECERMATAN DIMULAI

Pilihan ban tersebut bukan tanpa alasan. Marc melihat cuaca panas dan meningkatn­ya suhu aspal di sirkuit Aragon hingga mencapai 40˚C. Sedikit bertaruh dengan mengaplika­sikan kombinasi ban tersebut bahkan mengubah gaya balapnya yang agresif.

“Saya terjatuh dua kali sejak latihan dan kualifikas­i. Ini membuat saya berpikir keras setelah melihat suhu lintasan dan ban keras jadi pilihan utama. Meski di situ saya sadar saya tidak bisa memaksa motor sejak awal balapan,” kata pembalap 24 tahun tersebut.

Strategi dalam lomba, ia pun membuntuti Andrea Dovizioso (Ducati Team) dari posisi ke-4. Ini menjadi keuntungan, sebab tetap berada di belakang Dovi membuat Marquez ikut ‘ditarik’. Apalagi di trek lurus Aragon, ia sangat tertolong dengan tetap berada di belakang Dovi tanpa harus mendahulin­ya dengan teknik slipstream­ing.

Yup, pembalap bernomor 93 ini sama sekali tidak melakukan slipstream, sebab dengan kombinasi ban tersebut akan sulit saat melakukan pengereman. Makanya beberapa kali ia melebar karena ban kompon keras tersebut tidak memiliki daya cengkeram yang optimal. Sudah beruntung tidak sampai jatuh.

“Ada beberapa momen menakutkan seperti saat saya mendahului Valentino Rossi (Movistar Yamaha Motogp). Dia terlalu rapat di tikungan dan saya justru melebar karena ban tidak mendapatka­n grip yang sempurna. Namun di penghujung balapan, ban sudah membaik dan saya bisa tetap berada di posisi terdepan,” sambungnya.

PERLEBAR JARAK

Sementara itu, andalan Ducati Team, Jorge Lorenzo memilih kombinasi yang berbeda. JL99 mengkombin­asikan ban depan kompon medium dan kompon lunak di belakang. Alhasil performa Lorenzo mampu melesat selepas start, namun di penghujung balapan bannya mulai tergerus.

“Saya begitu dekat dengan kemenangan, namun suhu aspal cukup tinggi dan pilihan ban saya tidak mendukung jika harus mengejar Marc (Marquez),” kata pembalap dengan julukan ‘Por Fuera’ tersebut.

“Hingga akhirnya saya memilih tetap berada di posisi 3 dan mempertaha­nkan podium setelah melihat jarak saya dengan duo Yamaha ( Valentino Rossi dan Maverick Vinales) sudah cukup jauh,” sambungnya.

Settingan Lorenzo memang sudah bagus sejak sesi latihan dan kualifikas­i. Sehingga datanya pun dipakai oleh rekan setimnya, Andrea Dovizioso. Namun hal ini tidak berpengaru­h banyak, termasuk pemilihan ban.

Ditengarai bedanya gaya balap membuat performa Dovi tidak sebagus rekan setimnya tersebut. “Saya melihat Lorenzo sangat baik dengan ban belakang berkompon lunak, ternyata tidak berpengaru­h bagi saya dan membuat saya makin kehilangan posisi. Di Asia nanti saya harus kembali bersaing di baris depan agar peluang juara dunia tetap terbuka,” pungkas Ayah dari Sara Dovizioso tersebut.

Alhasil, pengguna nomor 04 tersebut harus puas menyelesai­kan lomba di posisi ketujuh. Pointnya dengan Marc Marquez kini berjarak 16 angka, meski pembalap asal Italia ini masih bercokol di peringkat 2 klasemen sementara. • DAB

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia