MUSIM BALAP SELESAI, PEKERJAAN RUMAH MENANTI
Dibukanya kelas 1600 MAX di Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) maksudnya untuk mengundang berbagai merek mobil ikut berkompetisi. Sayangnya, berangsur-angsur peserta mulai meninggalkan kelas modifikasi ini. Sangat terlihat dalam putaran terakhir, ISSOM putaran 5 di Sentul, Jabar (26/11).
Finisher di kelas tersebut tercatat hanya lima saja. Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia), Haridarma Manoppo ( TTI), Alinka Hardianti ( TTI), Fino Saksono dan Amato Rudolph. Tentu ini jadi perhatian. Karena seharusnya di kelas modifikasi ini diikuti oleh banyak peserta dari berbagai merek mobil.
PISAH KELAS
“Ini memang jadi pekerjaan rumah. Kita harus bicarakan lagi supaya kelas ini mengundang banyak peserta. Kelas ini bagus, tapi peserta yang sedikit jadi pertanyaan,” ungkap Irawan Sucahyono, perwakilan Sentul sebagai penyelenggara.
Beberapa wacana mengemuka supaya kelas ini tetap menggeliat. Yang sudah dilakukan pada putaran akhir tersebut yakni memisahkan kelas 1600 MAX antar kejuaraan nasional (kejurnas) dan non kejurnas. Kelas 1600 MAX non kejurnas hanya boleh diikuti oleh pembalap rising star dan promotion saja.
Dengan aturan ini, ratarata pembalap menyetujuinya. “Karena dengan pemisahan, akan mendatangkan pembalap baru di kelas 1600 MAX non kejurnas. Pembalap yang ada di belakang, seperti Brio dan lainnya juga jadi terlihat kompetisinya. Kalau seperti yang sekarang, jadi agak kurang terlihat, karena yang Brio 1.200 cc jadi kececer. Bukan mereka tidak kencang, tapi memang 1600 MAX ini kencang,” ungkap Alvin Bahar yang mengandalkan Honda Jazz RS saat lomba.
Hal serupa juga diungkapkan Haridarma Manoppo. “Gue setuju. Pasti akan membuat kompetisi lebih hidup. Pembalap baru yang ingin masuk 1600 MAX tapi enggak mau ketemu dengan pembalap Master jadi lebih punya kans untuk juara,” sebut Hari, panggilannya.
Pemisahan ini juga disambut baik Avila Bahar, yang baru kali ini ikut di kelas 1600 MAX non kejurnas. “Dengan pemisahan ini jadi lebih bagus. Kita punya kans untuk juara tanpa harus fight dengan para senior yang sudah jauh lebih lama balap. Kalau tahun depan ada lagi, saya sih pingin ikut lagi,” ungkap anak dari Alvin Bahar ini.
Usulan lainnya dengan melakukan ‘penguncian’ di beberapa titik. Bisa dari jalur buang udara bahkan juga ban. “Kalau mesin mungkin hanya lebih cepat sekitar satu detik, tapi kalau dengan ban yang pas bisa sekitar dua detik. Ini masih wacana, tapi bisa dipikirkan,” tambah Irawan.
Sebenarnya 1600 MAX ini jadi kelas yang cukup bagus untuk kompetisi. “Punya 1600 MAX apapun mobilnya, paling tidak sudah bisa ikut tiga kelas balap. Ada 1600 MAX, bisa ikut lagi Japan Super Touring dan Super Touring. Ini yang kurang dilihat pembalap,” sebut Hari.
Turing 2017 sudah selesai, tapi masih tetap meninggalkan banyak ‘pekerjaan rumah’ untuk kelas bergengsi 1600 MAX tersebut. •
NINJA BARU SIAP BALAP
New Kawasaki Ninja 250 yang baru saja diluncurkan di Indonesia pekan lalu (19/11) dinyatakan siap berkompetisi musim depan. Hal ini diutarakan oleh satu-satunya pembalap tim Kawasaki di Indonesia, Andy Muhammad Fadly dari Manual Tech KYT Kawasaki.
“Motor sudah coba sedikit-sedikit dan kayanya setelah itu langsung mulai risetnya dan dimatangkan akhir tahun ini, biar tahun depan sudah bisa ikut balapan IRS sama ARRC,” ujar Fadly.
KELAS BARU ARRC
Sudah lama berembus akan adanya kelas Superbike di Asia Road Racing Championship (ARRC). Kabar itu pun akan segera terwujud pada 2019 mendatang. Hal ini disampaikan lewat rilis resmi ARRC mengenai kelas Superbike sebagai kelas tertinggi setelah Supersport 600 (SS600).
“Kami ingin mengakomodir timtim dan pabrikan yang agak kesulitan bersaing di kelas SS600, padahal mereka mempunyai motor superbike yang mumpuni. Kami akan buka di 2019 agar pada 2018 mereka mampu mempersiapkan secara penuh motor 1000 cc,” kata Ron Hogg, Direktur Two Wheels Motor Racing (TWMR) selaku promotor ARRC. • DAB
MIMPI FADLI TERCAPAI
Setelah puas menjadi pembalap sepeda, Muhammad Fadli yang kini menggunakan kaki prostetik untuk kaki kirinya punya mimpi baru yang akhirnya tercapai. Ia berhasil menggapai keinginannya untuk kembali berlari.
“Terima kasih kepada Ottobocks Indonesia, produsen prostetik yang membantu saya untuk bisa kembali berlari. Akhirnya penantian panjang ini bisa tercapai,” bilang mentor dari 43 Racing School tersebut. • DAB
MC KONDANG ITU TAMBAH MOMONGAN
Selain jago membangun aura balap bagi pembalap dan penonton dengan komentar-komentarnya, ternyata Ricky Sitompul juga jago membangun keluarga. MC yang kondang di jagat balap (turing, gokart dan roadrace) ini baru saja dikaruniai anak keduanya (23/11).
Lewat persalinan secara caesar, Frederichie Noah Rayloan Sitompul lahir mengisi keluarga pasangan Ricky Sitompul, Angela Christine Maitimoe dan Frederica Naomi Sitompul. “Puji syukur kepada Tuhan atas penyertaan dan kebaikannya. Anggota keluarga kami bertambah,” ungkapnya. Lahir di RS Carolus, Jakarta dengan berat 3,5 kg dan panjang 50 cm. Selamat bung Ricky • toncil