STRATEGI BAN ANTAR JUARA NASIONAL
Zharfan Rahmadi mengukuhkan diri menjadi juara nasional European Touring Car Championship (ETCC) 2000 kelas Master. Demikian juga dengan Aldio Oekon untuk kelas Pro. Kedua pembalap ini meraih gelar tersebut di putaran 6 yang jadi putaran akhir ETCC di sirkuit Sentul (26/11).
Perjuangan keduanya bukanlah hal yang mudah. Saat lomba digelar dalam keadaan hujan yang lebat. Bahkan saat start harus dipandu oleh safety car (SC) sebanyak dua lap sebelum akhirnya benar-benar dilepas untuk balap. Ditambah lagi dengan mobil yang dipakai menggunakan penggerak belakang, tentu jadi satu kesulitan tersendiri bagi para pembalap.
“Strateginya pakai ban basah dan mendengar masukan dari mentor. Pokoknya kita main safe tapi tetap menjaga posisi harus dalam tiga besar. Beruntung posisi selalu terjaga jadi tinggal benar-benar jaga jarak saja,” ungkap Dio, panggilan Aldio Oekon.
Dengan hasil juara nasional ini, untuk kompetisi tahun depan, Dio harus masuk kategori Pro. Menurutnya, harus banyak melakukan pengembangan mobil supaya bisa tetap kompetitif di kelas.
“Untuk ganti mobil sih tidak. Tapi kemungkinan besar upgrade di mesin dan kakikaki. Karena untuk saat ini agak kurang kalau harus kompetisi di Pro. Selain itu, pembalap lain juga pasti ada upgrade,” sebut pembalap yang bernaung di Pertamax Motorsport Team.
Agak berbeda dengan Zharfan dari tim Jakarta Ban Motorsport. Pembalap yang mengandalkan BMW E36 ini justru mengandalkan ban kering saat balap. Sebab itu, dirinya bisa melesat saat akhir-akhir lap, ketika hujan tak terlalu lebat.
Sementara itu, untuk hasil juara nasional justru diluar dugaannya. “Karena sebenarnya kita enggak sangka dan memang tidak perhitungkan. Seri awal enggak ikut dan beberapa seri sempat finish bukan di posisi satu. Jadi kalau ternyata juara nasional, tentu jadi hal yang sangat menyenangkan,” sebutnya.
Setelah meraih gelar juara nasional ini, tentu menjadi dorongan bagi dirinya untuk terus menjadi yang terbaik dan mempertahankan gelar itu pada musim
Skompetisi tahun depan.
“Kita akan lihat dulu, apakah memang perlu upgrade atau tidak. Kalau upgrade sejauh apa yang harus dilakukan. Tapi yang pasti tahun depan akan lebih berat. Selain harus mempertahankan gelar juara nasional, pembalap lain juga pasti bikin mobilnya lebih kencang,” tambahnya.
Pertarungan ETCC 2000 dan 3000 tahun depan akan jauh lebih menarik. Diisi oleh pembalap yang siap meningkatkan performa mobilnya. • toncil
SS600
Ini menjadi kelas tertinggi dan juga paling ketat. Sebab tiap seri dan tiap balapan, selalu dimenangi muka yang berbeda. Lihat saja lima besar di klasemen sementara hanya berjarak 28 point dari peringkat pertama hingga kelima. Nah yang ada di peringkat 5 adalah Ahmad Yudhistira.
Pembalap berjuluk ‘Papah Ninja’ ini mengantongi 110 point. Kansnya memang tidak terlalu besar, tapi Yudhistira punya riwayat bagus di Buriram sehingga bisa saja dia meraih podium atau kemenangan dan menempatkannya di peringkat yang lebih baik di klasemen akhir.