Otomotif

AJANG BERKUMPULN­YA LOYALIS GENG HIJAU

-

Kawasaki Bike Week (KBW), acara tahunan yang diselengga­rakan oleh PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) di 2017 ini berlangsun­g di Pantai Carnaval Ancol, Jakut (18/11) lalu. Acara ini menyuguhka­n berbagai macam kegiatan yang pastinya memanjakan rider Geng Ijo, selain itu juga ajang kumpul akbar riders Kawasaki.

“Ini merupakan acara akbar untuk memanjakan konsumen loyal Kawasaki,” kata Michael C. Tanadhi, Deputy Head Sales and Promotion PT. KMI.

Peserta yang datang tak tanggung-tanggung, ada sekitar 5.000 rider dari berbagai klub dan komunitas, serta dari berbagai daerah. Contohnya ada R. Tanjung Sentral yang riding dari Cilacap, Jateng naik Versys-x 250 khusus ke KBW 2017.

Mayoritas yang hadir memang penunggang Ninja, makanya lahan parkir berubah jadi lautan Ninja. Tapi tak hanya Ninja, ada pula komunitas Kawasaki Z series, KLX dan D-tracker, moge Kawasaki berbagai varian dan ada juga rider motor Kawasaki lawas, yang tergabung di KOKALTAK atau Komunitas Kawasaki Lawas 2 Tak.

Dari sekian banyak kegiatan, salah satu yang ramai oleh pungunjung yakni, Ladies Bike Wash yang hadir untuk memanaskan acara. Sontak venue langsung dipenuhi fotografer, baik yang beneran maupun ‘dadakan’. Seru, meskipun hasil cucian motornya enggak bersih-bersih banget sih, hehee...

Selain itu, di Pantai Carnaval ini Kawasaki juga menyediaka­n booth yang diisi para partisipan yang menjajakan produknya. Mulai aksesori dan perlengkap­an motor, sampai apparel untuk pengendara. Pecinta modifikasi juga disuguhkan dengan deretan motor-motor custom di Modificati­on Contest.

Ajang ini juga jadi sarana PT KMI meluncurka­n produk anyarnya. Tak tanggung-tanggung, ada tiga motor sekaligus! Yakni Kawasaki W175 yang kali ini world premiere, Z900RS yang sebelumnya sudah launching di Tokyo Motor Show 2017. Dan yang paling dinanti para riders dan fans loyalis Kawasaki tentu saja New Ninja 250.

Semakin malam acara semakin meriah. Pengunjung dibuat bergoyang dengan kehadiran bintang tamu Saykoji yang membawakan lagu-lagu andalannya. Semakin pecah ketika special guest star, Paul van Dyk hadir dan melakukan aksinya di meja putar. DJ yang sedang hype ini dibawa langsung dari Belanda khusus untuk para rider Kawasaki. Pecah! Kehadiran DJ ini sekaligus menutup gelaran akbar Kawasaki Bike Week 2017.

Sampai jumpa lagi di KBW 2018!

Desain

Tak perlu panjang lebar karena sudah terlihat kalau W175 mengusung konsep klasik atau bergaya British Naked Motorcycle, yang mengangkat tema bulat Absolute Respect. Bentuknya serba dan sangat mirip keluarga W lainnya, yaitu W250 (Estrella) dan W800.

Riding Position & Handling

Dengan konsep klasik seperti ini memang ditujukan untuk berkendara santai menikmati perjalanan, ini sudah tercipta saat pengendara baru saja duduk. Joknya tebal sungguh pas dan seperti cocok untuk kontur jalan di Indonesia yang tidak selalu mulus. Tinggi joknya 775 mm tentu saja membuat pengendara berpostur kurang dari 170 cm bisa menapak sempurna.

Buat yang berpostur 170 cm, saat duduk sedikit menunduk untuk menggapai setang, sepertinya perlu ditambah raiser agar lebih tinggi dan punggung lebih tegap dan semakin santai. Saat menginjak footstep, karena posisinya di depan jok membuat kaki lebih natural seperti duduk biasa tidak menekuk berlebih. Hanya saja saat kaki turun, posisi footstep ini pas banget kena tulang kering, mungkin ini alasannya kenapa bisa ditekuk.

Saat diajak bermanuver di area tes W175 tersedia dalam 2 tipe,standar dan SE. Apa saja bedanya? Pertama jok yang Standar polos saja,sedang SE ada motifnya bergaris-garis sehinggate­rlihat SE lebih klasik. Kedua, pada pelek yang dicat hitam yang Standar dikrom. Beda ketiga, pada ring spidometer yang SE dikrom yang Standar polos. Keempat, pada tangki yang SE ada knee pad sedang yang Standar polos. Kelima, pada blok mesin yang SE sisi pinggir sirip dipolish jadi tampak lebih klasik. Terakhir pilihan warna, yang Standar cuma satu yaitu Pearl Crystal White, sedang SE ada 3; Metallic Spark Black, New Silver dan Metallic Matte Covert Green. motor dengan bobot 126 kg ini tergolong ringan, lincah, juga nurut kemana pengendara ingin berbelok. Sayang di area tersebut jalannya cenderung mulus jadi kurang bisa merasakan redaman suspensiny­a, yang pasti tidak limbung saat diajak manuver.

Karakter suspensi depan dan belakang cenderung stabil, oiya suspensi belakangny­a dibekali 5 setelan pre-load yang bisa disesuaika­n, sedang depan teleskopik 30 mm tak dibekali setelan apapun. Area spidometer­nya kental dengan aura klasik dan sungguh minimalis, karena hanya tersedia petunjuk kecepatan, odometer, odometerod­ometer, dan tripmeter dengan latar hitam dan bentuk font klasik. Di sebelahnya hanya ada indikator lampu jauh,sein dan netral saja. Gak ada indikator bensin? Yap! Biar makin terasa klasik, untuk mengetahui bensin sudah tiris pengendara­nya harus membuka tutup tangki lalu menggoyang­nya, dan dengarkan suara bensinnya masih banyak atau sedikit. Biar aman, kalau habis mengisi bensin penuh atau setengah, putar keran ke on. Lalu kalau motor brebet, itu tandanya bensin mulai tiris, tinggal putar keran ke posisi res alias cadangan dan segera mencari pom bensin, klasik banget kan? Untuk menggerakk­an motor ini dibekali mesin berkapasit­as 177 cc SOHC 2 katup berpending­in udara, turunan dari Kawasaki Eliminator yang masih berpengabu­t karburator Mikuni VM24, tapi emisi gas buang sudah lolos Euro 3. Seluruh bagian mesin dilabur warna hitam dengan baut silver membuatnya terlihat misterius. Bagian knalpot pun juga dilabur warna hitam pekat,model knalpotnya Peashooter-style alias ada“congornya” yang mengingatk­an kita akan motor tahun lampau. Bagian pengereman depan dibekali cakram berdiamete­r 220 mm dijepit kaliper dual piston, terlihat kecil banget jadi kurang proporsion­al ya? Untuk belakang pakai

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia