Otomotif

Fun banget!

Masuk hutan,

-

Sesaat setelah sesi launching Honda CRF150L (9/11), PT. Astra Honda Motor (AHM) langsung mengadakan sesi tes di sirkuit motocross Pagedangan, Tangerang. Kondisi treknya terbilang ringan dan monoton, hanya tanah. Jadi kurang puas!

Gayung bersambut, ternyata diadakan sesi tes yang lebih lengkap, dalam balutan gelaran bertajuk Honda Fun Off-road Touring yang diadakan di kawasan Dago Pakar, Bandung (15/11). Pada acara ini, semua kondisi jalan tersedia! Dari jalan aspal, beton, tanah, bebatuan sampai kubangan lumpur.

Kondisi itu tentu sangat cocok untuk mengetes CRF150L yang dikategori­kan sebagai besutan on-off sport, bisa dipakai di dua alam. “Pada sesi ini, silakan dirasakan ketangguha­n CRF150L di semua kondisi jalan,” terang Thomas Wijaya, Marketing Director PT. AHM dalam sambutanny­a.

Rutenya cukup pendek, hanya 36 km dari rencana awal 50 km, yang ditempuh selama 3 jam! “Ada jalur yang longsor karena hujan semalam, jadi dipotong,” terang Ahmad Muhibbuddi­n, Deputy Head of Corporate Communicat­ion PT. AHM.

Dalam rute 36 km itu, terbagi dalam 3 etape. Etape pertama relatif ringan, menyusuri jalur pedesaan yang didominasi tanah berlapis batu kerikil. Pemandanga­n indah apalagi ketika menjelang Bukit Bintang, kiri jalan bukit dan kanannya jurang, di kejauhan tampak kota Bandung.

Etape kedua yang terberat, masuk hutan dan treknya tanah basah yang gembur dan licin, akibat diguyur hujan semalaman. Efeknya tanah menempel ke ban, repotnya pada tes kali ini justru pakai ban standar IRC Trails yang aslinya diperuntuk­kan untuk dua alam, bukan off-road berat, makanya licin.

Maka wajar kalau banyak yang jatuh, untung bobotnya hanya 122 kg, masih cukup ringan untuk mendirikan­nya. Dan karena injeksi, untuk menghidupk­an kembali sangat mudah. Matikan kontak, putar on lagi dan pencet starter maka langsung hidup.

Drama berikutnya banyak yang terjebak di kubangan lumpur dan tanjakan, jadi walaupun digas roda belakang berputar di tempat, sehingga harus saling bantu tarik dorong. Seandainya pakai ban berprofil lebih kasar, mestinya sih tenaga mesin 150 cc SOHC 2 katupnya masih sanggup untuk keluar sendiri.

“Kalau trek gini mesti pintar main gas, geber sambil kocokkocok gasnya dan jangan dikopling, jadi ban ada traksi,” saran Kang Boni, dari Trabas yang jadi leader di tim pertama yang diikuti OTOMOTIF, beberapa wartawan dan petinggi AHM.

Lepas dari jalur terberat, rombongan disambut jalan berbatu. Dengan kondisi permukaan tidak rata, redaman suspensi upside down 37 mm dan monosok dengan pro-link sangat terasa enaknya, empuk dan enggak mentok karena jarak mainnya panjang.

Sebelum sampai garis finish, jalan didominasi beton dan aspal mulus dengan trek naik turun dan berkelok. Jadi bisa geber gas sampai mentok. Tenaga mesinnya memang tak istimewa, cukupan saja, asalnya pintar jaga RPM maka ngacir.

Catatan lainnya, ternyata diajak membelok dalam kecepatan tinggi sasis dan suspensiny­a tetap stabil. Satu lagi, remnya yang pakai wavy disc ternyata tuasnya empuk dan pakem banget.

Seru deh! Naik motor yang dijual Rp 31,8 juta (OTR Jakarta) ini untuk blusukan benar-benar fun! Pr-nya tinggal ganti ban saja! • Aant

bodi, Kurosu mengandalk­an imajinasin­ya. “Desain motor Digger ini berasal dari imajinasi saya. Motornya unik, di Jepang belum ada yang melakukan modifikasi (mesin) seperti ini,” ujara Kurosu-san.

Lulut Wahyudi membuat sasis yang menjadi tulang punggung Digger ini. Bahannya dari pipa dom tubing 1020 yang memang biasa dipakai untuk bikin sasis. Setelah dibuat di

Modifikasi yang menyatukan ide antara dua negara

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia