SIAP JUAL DI INDONESIA DENGAN CITA RASA EROPA
Geliat pasar kendaraan komersial di Indonesia membuat agen pemegang merek mendatangkan produk-produk terbarunya. Seperti PT Hyundai Oto Komersial Indonesia (HOKI) yang telah memperkenalkan Hyundai Xcient 6x4.
Nah, OTOMOTIF mencoba langsung produk Korea yang masuk kategori heavy duty dump truck ini. Ukurannya yang raksasa memang memiliki kesan kalau truk ini akan sulit dikendarai, tapi ternyata tidak demikian.
Lokasi testnya di ruang terbuka di kawasan Bogor, Jabar (22/11). Mempunyai panjang 7.010 mm, lebar 2.490 mm dan tingginya mencapai 3.640 mm memang butuh kewaspadaan lebih saat mengendarainya, terutama saat berbelok.
Untungnya, visibilitas truk ini bagus dengan spion yang mengarah ke segala blind spot membuat pengendara tidak ragu akan posisi truk ini. Nah saat mulai mengendarai, truk ini memang cocok disebut mobil zaman now karena kopling dan power steeringnya benar-benar memudahkan pengendalian.
Sayangnya, tuas perseneling agak keras saat hendak melakukan akselerasi. “Memang, persenelingnya butuh tenaga ekstra kalau ingin oper gigi. Kalau sudah dirakit di sini (Indonesia) akan kami usahakan agar transmisinya lebih halus,” kata Iki Wibowo, Presiden Direktur HOKI memberikan testimoni.
Saat melakukan pengetesan, Xcient yang diisi beban sebesar 10 ton ini terbilang halus saat akselerasi. Tapi dengan beban sebesar itu, sebaiknya kecepatannya dijaga berkisar 25-50 km/jam saja, agar truk tidak terdorong ke depan karena beban. Oiya, truk berkapasitas 12.920 cc dengan turbocharger ini juga sudah dilengkapi dengan exhaust brake.
Teknologi ini akan aktif saat pengemudi melepas pedal gas. Ini bertujuan agar pengemudi tidak sering menginjak pedal rem. Bisa saja sih exhaust brake ini dinon-aktifkan, tapi dengan alasan keamanan, sebaiknya tetap diaktifkan saja deh.
Ditambah dengan torsi sebesar 1.843 Nm dan menghasilkan tenaga 410 dk, juga pas untuk area tambang yang ekstrem. Pasalnya, tenaga sebesar itu disalurkan ke 2 roda depan dan 2 roda bagian belakang. Teknologi-teknologi itu memang dinilai cocok untuk kebutuhan pasar Eropa.
Lihat saja ada teknologi cruise control yang ditanamkan, agar pengendara di Eropa yang biasa melintas negara lewat jalur darat tidak mudah kelelahan karena menginjak pedal gas terlalu lama. Tapi sayangnya, saat test drive agak sulit mengaktifkan fitur cruise controlnya padahal sudah mencapai 45 km/jam seperti yang disarankan.
Test drive ini sangat diperlukan untuk pembuktian keandalan truk Hyundai khususnya pada tenaga, ketahanan, serta kenyamanan pengemudi. Pasalnya, truk ini akan dipasarkan pada awal 2018 mendatang. • DAB
Siapa yang mengira, awalnya Daihatsu bukanlah sebuah perusahaan otomotif. Yakni perusahaan yang memfokuskan diri membuat berbagai mesin. Salah satunya mesin diesel LH25, yang diperuntukkan sebagai mesin pompa irigasi untuk mengairi sawah. “Mesin LH25 salah satu yang dibawa dari kota Taga, prefektur Shiga ke museum, yang dioperasikan hingga 1933 atau beroperasi lebih dari 20 tahun, atau lebih dari 1.000 jam selama satu tahun,” ungkap Amin Hanafiah, selaku staff DMC.
Pada 1995, Daihatsu Move diluncurkan untuk para ibu-ibu karir yang butuh kendaraan kompak dengan empat penumpang. Kei car ini dibekali mesin 700 cc. Hingga kini Daihatsu Move masih dipasarkan, tentunya dengan penyegaran model serta disematkan fitur dan teknologi terkini. Termasuk teknologi Smart Assist III.
Berlanjut pada 1970 saat perekonomian Jepang sedang tumbuh pesat. Daihatsu meluncurkan Charade yang dibekali mesin 3 silinder 1.000 cc. Mobil kompak ini sangat populer, kemudian lahir beberapa generasi yang juga populer di Indonesia. “Daihatsu Charade berhasil memenangkan beberapa penghargaan, salah satunya Motorfan Car of The Year,” sambung Amin, yang berkebangsaan Malaysia ini.