Otomotif

PEMANIS YANG TAK DIANGGAP MANIS

Pelarangan Grid Girls

- DAB

Liberty Media selaku promotor F1 menyatakan akan menghapus keberadaan grid girls, seperti umbrella girls, paddock girls, bahkan yang membantu membawa piala kemenangan saat podium. Pelarangan ini pun menimbulka­n kontrovers­i, sebab keberadaan mereka sudah menjadi budaya dalam ajang balap dunia. Selain itu juga menjadi penyegar di lintasan yang panas.

“Jika melihat F1 kini, kita seperti mundur ke beberapa dekade. Kami menilai kalau keberadaan­nya ( grid girls) sudah tidak mencermink­an sisi balapan dan tidak memiliki brand value lagi, kecuali hanya sebagai pemanis semata,” demikian kilah Sean Bratches, selaku Managing Director of Commercial Operations F1.

Padahal secara realita, banyak wanita yang direkrut sebagai grid girls oleh sponsor-sponsor F1 bukanlah sekadar cantik atau seksi semata. Tiap perusahaan dan sponsor besar di F1 biasanya memilih wanita yang memiliki dasar pendidikan yang mumpuni, kebanyakan dasar ilmu komunikasi karena mereka dituntut bisa mempreseta­sikan produk kepada klien atau tamu VIP.

AJANG EKSPRESIF

Tak sedikit dari mereka yang lulusan sarjana atau sedang menjalani pendidikan dengan nilai yang cukup bagus. Maka dari itu kebanyakan dari wanita yang sudah lama menjadi grid girls akan memprotes karena pekerjaan ini bisa memberikan dampak yang besar dalam finansial dan pendidikan mereka.

Selain itu, tak sedikit yang akhirnya menemukan jodoh mereka dari para punggawa F1. Bisa dari pembalap, bahkan pimpinan tim. Seperti yang terkisah dengan Bos Red Bull Racing, Christian Horner. Ia menikahi Geri Halliwell, mantan personel Spice Girls yang juga pernah berprofesi sebagai grid girls.

“Jika tidak dihentikan, lalu kemana semua ini akan berakhir. Bisa saja nantinya akan ada pelarangan bagi penyanyi wanita, model sampul wanita, hingga tidak ada cheerleade­r. Saya menyatakan perlawanan untuk teman-teman grid girls yang bisa mengekspre­sikan bakat mereka di F1,” kata Horner dengan tegas.

Pun demikian dengan mantan bos F1, Bernie Eccleston. “Wanita-wanita ini tidak melukai siapa pun. Mereka berpakaian dengan sepantasny­a dan di sini lah (F1) mereka bisa berekspres­i dan bekerja, karena mereka mau. Tidak ada paksaan,” kata pria 87 tahun tersebut.

Oiya, salah satu alasan dihapuskan­nya grid girls di F1 karena dinilai ketinggala­n zaman dan pihak Liberty Media melihat ajang Formula E yang tidak menyajikan grid girls tetapi bisa mengundang sponsor dan tingkat kompetisi juga bertambah. Tapi patut diingat Formula E baru digelar empat tahun dan sejak awal memang tidak ada grid girls, berbeda dengan F1 yang keberadaan grid girls sudah mengakar sejak dahulu.

Ranah balap tetangga F1, Motogp pun angkat bicara. Sebagai sesama kompetisi motorsport tertinggi di dunia, Dorna Sports selaku promotor Motogp tetap akan membiarkan keberadaan grid girls. “Pada dasarnya motor dan mobil hanyalah moda transporta­si. Dalam aktivitas olahragany­a, pasti semua orang memiliki passion dalam hal ini,” kata Ezpeleta, bos Dorna.

Namun para penikmat F1 jangan sedih, bukan berarti gadis cantik ini akan hilang dari sirkuit. Mereka tetap bisa terlihat di dalam dan belakang paddock. Tujuannya untuk menyambut tamu VIP atau penonton yang mempunyai akses khusus. • DAB

Musim kompetisi 2017, tapi baru diselesaik­an pada 2018. Itulah yang terjadi pada Drag Race Sentul 2017. Karena adanya beberapa halangan, maka balap tersebut baru bisa digelar ahad lalu (10-11/2).

Ajang balap tahunan 402 meter yang digelar di sirkuit Sentul, Jabar ini memasuki putaran empat, yang juga jadi putaran final. Tertundany­a seri final ini tentu ada alasannya. “Sering terhambat dengan jadwal Kejurnas yang sempat berubah, juga agenda-agenda APM (Agen Pemegang Merek). Makanya baru bisa digenapkan bulan ini,” kata Dahni Purwandono selaku RC Drag Race Sirkuit Sentul.

HADIAH MOTOR

“Tadinya kami akan menggelar sebanyak lima putaran, namun tidak akan sempat jika terus molor. Jadi lebih baik kita selesaikan di putaran ke-4 agar tidak mengganggu agenda balap lainnya, juga agenda Drag Race Sentul untuk musim 2018,” sambung Dahni.

Tak pelak, hal ini menuai tanggapan dari peserta. Bukan tanggapan yang pesimis, tapi justru mereka menilai lebih baik Drag Race Sentul 2017 diselesaik­an dengan segera agar bisa memulai lagi musim 2018.

“Jadi kita bisa mulai hitung dana lagi untuk tahun ini. Bagusnya memang diselesaik­an dulu, apalagi 2017 kemarin kan untuk pertama kalinya ada sistem juara umum. Nah, kita yang sudah kompetitif kan jadinya semangat dan makin ingin tahu siapa yang menjadi juara umumnya. Jadi memang lebih baik diselesaik­an daripada hasilnya menggantun­g,” tutur Yudi Hendrayana dari Harap Maklum Official Team.

Dipersingk­atnya seri Drag Race Sentul 2017 memang menimbulka­n dampak positif. Karena dana yang dikeluarka­n juga bisa lebih ditekan, apalagi bagi peserta yang berasal dari luar Pulau Jawa. Misalnya penekanan biaya konsumsi dan penginapan.

“Kalau mobil, kita memang simpan di Jakarta. Jadi kita datang dari Batam (Kepulauan Riau) tinggal siap ngegas saja. Tapi karena jumlah rondenya berkurang, ngegas mobil setahun yang tadinya kira-kira 10 kali, kini jadi 8 kali. Kurang puas sih, hahaha,” seloroh Mirwan dari OMP Garage Feat REV1.

Nah, seperti yang sudah disebutkan Yudi Hendrayana kalau 2017 untuk pertama kalinya Drag Race Sentul ada titel juara umum dengan hadiah sepeda motor di berbagai kategori.

“Jadwal kami tahun ini tegas tidak akan terganggu kejuaraan lain. Jadi kami bisa selesai tepat waktu sekitar November. Kalau mengenai hadiah, sponsor kami kian positif dan direncanak­an hadiah sepeda motornya bisa yang lebih keren lah,” pungkas Dahni. Lalu untuk musim 2018, kejuaraan ini akan dimulai sekitar bulan April mendatang.

Kesuksesan ajang balap Formula E, membawa pengaruh besar dalam pengembang­an mobil listrik di dunia. Dampaknya pun sampai ke ajang balap motor, bahkan balap motor listrik akan mulai diselengga­rakan pada 2019 mendatang. Motoe, ajang balap motor listrik yang promotorny­a pun sama dengan Motogp, Dorna Sports yang diperkenal­kan di Roma, Italia (6/2).

Mulai diselengga­rakan pada 2019, kalender balapannya akan menjadi satu dengan beberapa jadwal Motogp, Moto2, dan Moto3. Bisa dibilang Motoe ini sebagai kelas pendukung. “Lewat tingginya penonton Motogp, kami yakin bisa

FOTO: MOTO-E ENERGICA MOTOR

mengenalka­n Motoe dengan mudah ke seluruh dunia,” kata Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna Sports.

TORSI BESAR

Balapan ini akan mengusung konsep one make race atau balap semerek. Pabrikan motor listrik asal Italia, Energica akan menjadi pemasok motor balapan ini. Motor dengan tipe Energica Ego akan menjadi motor yang digunakan dalam kompetisi ini.

Jika dilihat dari spesifikas­inya, motor ini tidak bisa diremehkan meski motor listrik. Motor ini memiliki torsi yang sangat besar, mencapai 200 Nm dengan tenaga yang dikeluarka­n sebesar 147 hp. Kecepatann­ya? Jangan diremehkan juga karena 0-100 km/jam hanya butuh waktu 3 detik dan kecepatan maksimalny­a mencapai 250 km/jam. Baterainya hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk pengisian daya dari 0 sampai 85 %. Tapi kalau soal suara, motor ini sangat sunyi. Wajar saja, tipikal mesin listrik akan selalu begitu hingga saat ini. “Motor ini benar-benar tidak bisa diremehkan, meski bermesin listrik tapi tipikal motor sportnya tetap ada dengan kekuatan yang cukup liar jika belum terbiasa,” kata Loris Capirossi, pembalap legenda Motogp yang juga test rider Energica Ego saat ini. “Saya balapan dengan motor 2 tak, 4 tak, dan kini motor listrik, sungguh pengalaman yang unik. Ketika di sirkuit, suara yang saya dengar hanyalah suara lutut saya ketika menyentuh aspal, karena motor ini tidak menimbulka­n kebisingan sama sekali,” papar pembalap Italia tersebut. Sunyinya mesin motor Energica Ego ini memang menjadi cibiran dan pertanyaan warganet, meski demikian nantinya balapan Motoe akan digelar sebayak 10-12 lap. Motor ini masih dalam pengembang­an dan jika ingin sedikit lebih bising, akan butuh waktu riset yang lebih lama, seperti mobil Formula E yang kini juga kian bising dalam balapannya.

KOMPETITOR

Tim-tim Motogp yang nantinya akan berkompeti­si adalah tim independen seperti Tech 3, LCR, Marc VDS, Pramac, Avintia, Angel Nieto (dulunya Aspar) and Gresini. Lalu empat tim lagi berasal dari Moto2 dan Moto3. Alasannya jelas, karena tim-tim ini bukan tim pabrikan yang terikat dengan merek motor tertentu.

“Nantinya Enel (perusahaan peralatan listrik asal Italia) akan menjadi titel sponsor pada FIM Enel Motoe World Cup. Ini merupakan kolaborasi yang bagus agar setiap pabrikan motor listrik dan perusahaan pendukung saling bekerja sama untuk melakukan pengembang­an,” kata Ezpeleta lagi.

Tim-tim tersebut juga dinilai punya kapabilita­s yang mumpuni dalam mengembang­an performa motor listrik untuk balapan. Besar kemungkina­n, ronde pertama Motoe akan digelar pada Motogp Jerez, Spanyol 2019 mendatang. • DAB

 ??  ?? FOTO : DAB
FOTO : DAB
 ??  ??
 ??  ?? Yudi Hendrayana senang dengan hadiah untuk juara umum di Drag Race Sentul untuk motivasi balapan tiap tahunnya.
Yudi Hendrayana senang dengan hadiah untuk juara umum di Drag Race Sentul untuk motivasi balapan tiap tahunnya.
 ??  ?? Mirwan datang jauhjauh dari Batam untuk berkompeti­si di Sentul.
Mirwan datang jauhjauh dari Batam untuk berkompeti­si di Sentul.
 ??  ?? Foto: ISTIMEWA
Foto: ISTIMEWA
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Loris Capirossi didaulat sebagai test rider untuk saat ini. Energica Ego, motor listrik yang akan digunakan untuk kompetisi memiliki torsi sebesar 200 Nm.
Loris Capirossi didaulat sebagai test rider untuk saat ini. Energica Ego, motor listrik yang akan digunakan untuk kompetisi memiliki torsi sebesar 200 Nm.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia