PERFORMA AKSELERASI
Ini mungkin info yang paling ditunggu-tunggu pembaca sekalian, yaitu bagaimana sensasi tarikan Cortez yang menggunakan transmisi I-AMT? Jujur saja, dengan tenaga maksimum hanya 129 dk di 5.600 rpm dan torsi puncak 174 Nm yang dimuntahkan dapur pacunya yang berkapasitas murni 1.798 cc, 4 silinder segaris, DOHC 16 valve, VVT-I, awalnya kami tidak begitu berharap banyak, alias menyangka performanya akan biasa-biasa saja.
Namun perasaan itu langsung sirna ketika mobil ini kami ajak mendaki ke kawasan Gunung Bromo, dan beberapa spot wisata lainnya yang banyak dihiasi kontur jalan mendaki yang lumayan curam. Padahal masing-masing unit yang disediakan, berisi 4 penumpang dewasa dengan barang bawaan lumayan banyak. Cortez mampu membuktikan performanya, dengan berhasil melewati berbagai jalan menantang tadi, tanpa kendala berarti.
Tapi memang, butuh trik tersendiri agar mobil bertransmisi I-AMT ini kuat mendaki di tanjakan ekstrem seperti di Bromo, terutama kala menuju kawasan Lautan Pasir Berbisik. Selain pandai memilih jalur, terutama ketika melewati tanjakan curam yang menikung tajam, sebaiknya transmisi diposisikan ke manual, yang memang tersedia pada sistem transmisi I-AMT Cortez.
Cara memindahkan ke posisi manual, cukup geser tuas persneling ke kiri (dari posisi D), lalu tekan tuas ke atas (untuk naik gigi) atau ke bawah (untuk turun gigi) buat memilih gigi yang ideal (gigi 1 sampai 5) sesuai kondisi jalan. Seandainya ingin jajal menanjak pakai gigi ‘D’, disarankan menggunakan mode Sport (S), dengan menekan tombol ‘E/S’ yang ada di sisi kanan bawah tuas persneling.
Pada mode ‘S’ ini, rasanya seperti melakukan overdrive pada mobil bertransmisi otomatis konvensional alias yang menggunakan torque converter. Gigi transmisi akan turun tiba-tiba dan rpm mesin meninggi, untuk mendapatkan akselerasi yang lebih responsif. Sementara mode ‘E’ atau Eco, untuk berkendara yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Oh iya, perpindahan gigi transmisi I-AMT pada posisi ‘D’ ini terbilang smooth dan jedanya tidak begitu lama. Nah, bila ingin pergantian giginya berlangsung cepat, setelah pedal gas ditekan dalam dan putaran mesin mencapai di atas 3.000 – 4.000 rpm, kendurkan sedikit tekanan pedal gas sampai rpm agak turun, maka posisi gigi bakal lebih cepat berganti. Itu triknya.
Lantas bagaimana dengan larinya di jalan datar? Hemm.. lagi-lagi kami dibuat kagum dengan kemampuan akselerasinya. Meski berisi beban banyak, Costez 1.8 L Lux+ I-AMT yang kami kendarai ini mampu melaju cepat dengan waktu terbilang cepat. Saat iseng-iseng diukur akselerasinya menggunakan aplikasi GPS Acceleration di
smartphone Android, untuk mencapai kecepatan 0 – 100 km/jam, mampu diraih dalam waktu 15,2 detik. Mungkin kalau nyetir sendirian, bisa lebih cepat.
Sementara ketika jajal top speed di jalan bebas hambatan, kami sempat meraih kecepatan 160 km/ jam di spidometer. Itu pun masih ada sisa gas sedikit dan rpm mesin belum sampai mentok red line. Padahal isi kabin ada 4 orang dewasa dan barang bawaan banyak loh. Nah, untuk hasil uji yang lebih akurat lagi, tunggu ulasan Test Drive-nya ya sob!