MOTOGP STRATEGI CANTIK DOVIZIOSO & MARQUEZ
Motogp Putaran 1, Qatar MOTOGP
Hasil tes dan pengembangan yang dilakukan tim dan pembalap Motogp terbilang ketat. Hasilnya, bisa dilihat pada gelaran perdana Motogp di sirkuit Losail, Qatar (18/3). Persaingan ketat tersebut justru terjadi di grup terdepan, sehingga menonjolkan aksi mendebarkan.
Lihat saja ada 10 pembalap bersaing di kelompok paling depan yang membuat kelas tertinggi ini seperti balapan Moto3. Sehingga, rapatnya persaingan membutuhkan perhitungan yang tepat. Pembalap tidak bisa asal saja untuk mengambil keputusan mendahului atau meninggalkan lawannya.
Jika asal mendahului, bisa berimbas tabrakan dan membahayakan pembalap lain. Tetapi jika terlalu lambat, jelas saja akan didahului pembalap di belakangnya. Hal ini terlihat pada Johann Zarco (Monster Yamaha Tech3) sejak awal. Dirinya memimpin 17 lap dari 22 lap yang harus dituntaskan.
Di sisa lima lap, ia dengan mudah didahului Andrea Dovizioso (Ducati Team), Marc Marquez (Repsol Honda Team), hingga Valentino Rossi (Movistar Yamaha Motogp) di tikungan yang sama. Alasannya? Zarco terlalu memaksa meninggalkan lawanlawannya dan justru malah membuat bannya tergerus lebih awal.
Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Dovi dan Marquez yang sudah membuntutinya sejak masuk rombongan depan. Pembalap asal Italia dengan Ducati Desmosedici GP unggul di lintasan lurus dan dengan mudahnya mendahului Zarco saat ia tahu balapan menyisakan lima lap.
CERITA LAMA
“Dia (Zarco) itu kuat, saya membuntutinya sejak awal, tapi dia sudah mulai melakukan sedikit kesalahan di beberapa bagian. Saya manfaatkan itu di akhir balapan karena saya merasa motor saya lebih kuat dibandingkan sesi kualifikasi, makanya bisa masuk barisan depan saat balapan sudah berjalan setengahnya,” ujar Dovi. Sisa lawannya hanya Marquez sampai balapan selesai. Motornya punya keunggulan di trek lurus, ia manfaatkan ban depan pakai kompon lunak dan kompon sedang di ban belakang. Dengan demikian, motor Ducati lebih mudah dikendalikan saat keluar tikungan, sedangkan Marquez kombinasikan ban lunak dan keras untuk ban depan dan belakang yang dinilai unggul saat high speed corner, karakter utama sirkuit Losail.
Namun, Marquez yang selalu kesulitan di Losail tidak asal serang. Ia kembali menunggu sampai lap terakhir untuk melancarkan serangan. Ini karena dirinya tahu, jika ia berada di posisi terdepan sebelum lap dan tikungan terakhir, Dovi lebih mudah untuk mengalahkannya seperti yang pernah dilakukannya saat Motogp Austria dan Jepang tahun lalu. Sebuah kisah lama yang sudah dihafal pembalap dengan inisial MM93 tersebut.
“Ini seperti saya mengumpulkan cerita tahun lalu. Agak kesulitan di Qatar, peluang menang yang tipis, dan bertarung dengan Dovi sampai tikungan terakhir. Wow, ini bukan sebuah kebetulan karena para rival dan tim saya sudah mempersiapkannya dengan baik, hingga membuat saya harus menunggu sampai tikungan terakhir untuk mencoba menyusulnya,” jelas pembalap asal Spanyol ini.
Perhitungan matang juga dilakukan Valentino Rossi. Pembalap Movistar Yamaha Motogp ini meraih podium ketiga selepas start dari grid ke-8. Salah satu caranya adalah nekat menerobos ke posisi tiga besar saat balapan baru dimulai dan itu berhasil.
Ia tinggal menunggu lawannya membuka celah untuk ia manfaatkan. Rossi juga mengetahui motornya punya kekurangan dari segi sasis dan tidak memaksakan mengejar Dovi dan Marquez yang berisiko membuat motornya sulit dikendalikan.
“Kami memulai musim selalu dengan baik di Losail dan balap kali ini bukanlah yang mudah, tapi tetap menyenangkan bagi saya,” ungkap pembalap 39 tahun tersebut.
Berada di depan, tak selamanya menjadi juara. Strategi awal penting diperhatikan.