Otomotif

RESPONS ANGGOTA AISI

-

Dalam forum diskusi bertema Peluang dan Tantangan Industri Sepeda Motor Indonesia 2019, yang digelar oleh gridmotor.com, OTOMOTIF Group, hadirnya teknologi motor listrik memang tak dinafikan, namun perlu tahapan dan kajian lebih lanjut. “Tentu menjadi salah satu concern kami. Pertama soal perilaku konsumen akan berubah atau tidak, misalnya suara motor listrik. Kedua soal infrastruk­tur, apakah termasuk kemudahan konsumen untuk charging, kemudian secara safety apakah perlu jalur khusus,” beber Thomas Wijaya, Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM).

Masih menurut Thomas, hal tersebut dipikirkan lantaran terkait ekosistem yang berhubunga­n dengan kendaraan lain. “Misalnya bagaimana berbagi moda transporta­si dengan bus, mobil sepeda, pejalan kaki dan lain sebagainya. Aspek ketiga adalah teknologi, kami sebetulnya masih mempelajar­i seberapa besar kandungan sumber energi baterai di dunia? (lithium, cobalt dan sebagainya, red). Kalau tak sebesar fosil mungkin akan menjadi mahal,” imbuhnya.

Ia melanjutka­n, pertimbang­an keempat adalah soal keamanan. “Dalam arti jika motor listrik menghasilk­an 1 Kwh, itu butuh berapa besar volt, ampere dan sebagainya. Disaat menjadi produk massal, bagaimana kebiasaan konsumen dalam mengisi daya motor, sistemnya seperti apa. Itu perlu kita lihat

sistem dan keamananny­a. Jangan sampai seperti kejadian di Singapura, motor listrik terbakar di apartemen. Sehingga perlu kajian dan edukasi yang masif,” ungkap Thomas.

Aspek kelima adalah pengolahan limbah baterai. “Jangan sampai merusak lingkungan yang berdampak pada anak-cucu kita. Kita mendukung bahwa energi-nya harus pakai energi baru terbarukan. Kita harus melihat bahwa industri dan ekonomi masyarakat harus tumbuh, jangan sampai akibat adanya ini (motor listrik) berdampak pada sosial ekonomi,” sebutnya lagi.

Walau begitu, AHM telah menyiapkan teknologi motor listrik. “Seperti yang kami tampilkan di ajang IMOS beberapa waktu lalu. Sebetulnya kami juga siap secara teknologi,” sambung Thomas.

Hal senada juga diutarakan Yordan Satriadi, Deputy GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufactur­ing ( YIMM). “Jadi memang kita pertimbang­kan banyak hal sebelum meluncurka­n produk. Salah satunya dampak sosial ekonomi yang terjadi. Tapi kita sudah test pasar, yakni di Yamaha Fino. Di Eropa skuter kita sudah elektrik, di Asia itu di Taiwan dan Jepang. Jadi tinggal timing- nya,” urai Yordan.

Terkait harga jual juga menjadi tantangan, mengingat teknologi motor listrik masih mahal. “Insentif perlu dukungan Pemerintah. Kemarin saya ikut diskusi dengan Pemerintah, insentif terkait subsidi itu tidak ada. Insentifny­a nanti dalam bentuk tax holiday dan carbon tax,” sebut Hari Budianto, Sekjen AISI.

Dirinya melanjutka­n, konsep swap battery juga masih perlu dikaji. “Kan konsumen kita pakainya commuter dengan jarak jauh. Misal ke Bandung, maka perlu disiapkan infratrukt­utnya juga,” bebernya lagi.

Buat yang lagi cari apparel berkendara, ingat 21 Desember 2018 ya bro. Karena, di tanggal itu Deride Official Store mulai menggelar promo Year End Sale. “Ada diskon sebesar 15% untuk pembelian racing apparel, leather jacket dan boots,” ujar Boy Septa Wirawan, Store Manager Deride yang berlokasi di Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jaksel.

 ??  ??
 ??  ?? Honda dan Yamaha sudah siap teknologi motor listrik. Tinggal tunggu waktu yang tepat
Honda dan Yamaha sudah siap teknologi motor listrik. Tinggal tunggu waktu yang tepat
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia