Otomotif

PERTEMANAN YANG JADI SERIUS

-

Awalnya hanya sekadar main gokart sewaan antar teman di 2017 lalu mengunggah­nya ke sosial media, Mesin Potong Rumput GP (MPR GP) kini sukses menjadi penyelengg­ara ajang balap gokart amatir berbasis gokart sewaan. Karena balapan di sirkuit gokart sewaan itu lah kompetisi ini diberi nama ‘Mesin Potong Rumput’ yang memang menggunaka­n mesin itu.

Makin serius membuatnya sebagai kompetisi yang terbuka untuk umum, MPR GP langsung menggarap serius. Gelaran dibikin dengan memperhati­kan jumlah ronde, kalender, sistem point, dan klasemen untuk menentukan juara umum.

UBAHAN KELAS

Ada 4 kelas yang dilombakan di MPR GP ini. ‘ Grassroot Class’ untuk mereka yang punya pengalaman balap secara profesiona­l atau pun amatir, ‘ Feature A’ untuk yang komitmen berkompeti­si satu musim penuh, ‘ Feature B’ sama dengan ‘Feature A’ hanya saja di lebih belakangan saja saat mendaftar untuk satu tahun penuhnya. Lalu kelas ‘ Fashionabl­y Late’ untuk peserta yang hanya berlomba per ronde saja.

“Kalau pembalap menang di Heat 1 dan 2, dia akan dapat maksimal point, yaitu 36. Sistem point ini terinspira­si dari point di Kejurnas Gokart. Juga 10 ronde setahun yang kami sesuaikan dengan hal seperti libur bulan Puasa (Ramadhan) dan juga jeda musim. Padahal keinginan kita, balap setiap bulan,” kata Johan Franklin, Juru Bicara MPR GP.

Biaya balap untuk ‘ Grassroot Class’ dan ‘ Feature A & B’ adalah Rp 150 ribu per orang dan Rp 250 ribu untuk ‘ Fashionabl­y Late’. Peserta akan mendapatka­n 2 kali balapan, makan siang, foto-foto aksi dari fotografer andal, dan medali jika meraih podium.

Karena berbasis pertemanan, ronde yang digelar pun minim perseterua­n antar pembalap. Mereka bisa saling berbagi pengalaman dan ilmu dalam balapan. Mulai memilih racing line, pengereman, sampai bertukar informasi mengenai apparel agar makin keren saat balapan.

BAWA PERKEMBANG­AN

“Awalnya cuma sekadar ikut saja senang-senang, eh keasyikan makanya saya usahain selalu ikut setiap rondenya. Dari awal balapan yang megang setir saja belum benar, koreksi terus, latihan terus sampai akhirnya beberapa kali menang. Apalagi sistem pointnya yang profesiona­l dan kebersamaa­nnya sih yang penting,” ujar Leo Manuhutu, juara umum di kelas Feature A.

Selain senang-senang, MPR GP juga dijadikan ajang perkenalan kompetisi balap bagi pembalap belia. Sehingga beberapa kali ada peserta di bawah 15 tahun yang ikut berkompeti­si karena ingin mengenal ketatnya persaingan balap gokart

Bocah yang serius ikut satu musim adalah Justin Faleno dari kelas Feature B. “Tahun depan aku mau ikut kelas Junior ROK non-seeded di Kejurnas Gokart. Medali-medali yang aku dapat di MPR GP ini aku sisipkan juga untuk portofolio supaya bisa dapat sponsor dan tim di 2019. Apalagi tahun ini juga aku jadi juara umum di Feature B,” kata pegokart akan bergabung dengan P-five Racing di Kejurnas Gokart tahun depan.

Untuk musim 2019, penyelengg­ara tetap konsisten dengan 10 ronde. Namun akan ada ubahan dari segi kelas-kelasnya. Tiga besar dari masing-masing kelas Grassroot, Feature A & B, serta Fashionabl­y Late akan bergabung di kelas baru yang bernama ‘ Rock Star’. Lalu para pembalap papan tengah di kelas-kelas itu akan masuk ke kelas ‘ Rising Stars’.

“Akan ada kelas Heavy Weight bagi yang bobotnya lebih dari 85 kg dan kelas Junior untuk pembalap di bawah 17 tahun. Nanti juga biaya balapannya akan menjadi Rp 300 ribu sama rata untuk semua peserta di semua kelas,” pungkas Johan. • DAB

 ??  ?? Johan Franklin. Akan ada perubahan baru di MPR GP 2019 agar kompetisi makin seru Justin Faleno, juara umum Feature B akan melangkah ke Kejurnas Gokart musim 2019
Johan Franklin. Akan ada perubahan baru di MPR GP 2019 agar kompetisi makin seru Justin Faleno, juara umum Feature B akan melangkah ke Kejurnas Gokart musim 2019

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia