SIAP MANJAKAN KOMUNITAS
Di tengah kesulitan mencari lahan untuk menggelar balap tanah, angin segar berhembus pasti.
Berlokasi di perumahan yang masih dibangun oleh pemiliknya, sebagian lahan akan dipakai untuk pembangunan sirkuit. “Nantinya, bisa untuk semua balap tanah. Tapi kalau speed off-road, sprint reli, grasstrack, motocross sih semua bisa. Dan memang ke sana arah pembangunannya,” sebut Memen Harianto, yang diminta untuk mewujudkan trek tersebut.
Semua handicap yang biasa ada di kejuaraan-kejuaraan tersebut sudah dipersiapkan. Jumping, tikungan kencang, tikungan tricky, semua lengkap tersedia. “Kalau mau ada perubahan, mudah saja, tinggal ubah bentuk-bentuk baru. Semua bisa,” cerita desainer trek yang juga pembalap aktif di speed off-road serta Asia Cross Country Rally (AXCR) ini.
Lintasannya sendiri memiliki panjang 8 kilometer setiap special stage (SS). Jelas ini terbilang sangat panjang jika dibandingkan trek-trek yang ada dan sering dipakai saat ini di Jawa, DKI, Banten dan Serang.
Dengan kondisi trek yang high speed, tentu lebar juga harus memadai. Disiapkan lebarnya berkisar 6 meter untuk satu lintasan (trek akan pakai dua lintasan,red) dan di beberapa titik tikungan, lebarnya sampai 8 meter. Kalau memang demikian, peserta akan puas dan bisa gas pol.
Selain itu, di masing-masing tikungan juga punya tingkat kemiringan berbeda. Lintasan juga punya tingkat keamanan yang baik. Karena di beberapa tikungan, tinggi tanggul pemisah trek mencapai 1,5 meter. Sehingga mobil yang overshoot tidak akan nyebrang ke trek sebelahnya. Selain di tikungan, rata-rata ketinggian tanggul sekitar 75 sentimeter dengan lebar 1 meter.
Bisa punya lintasan yang sangat panjang, karena trek ini menggunakan lahan sebesar 20 hektar, dari 1000 hektar yang dimiliki oleh keseluruhan perumahan tersebut.
“Jadi peserta yang lomba bisa puas ngegas-nya. Lintasan panjang, dalam komplek perumahan dan juga aman. Kita bikin supaya peserta enggak nyesel sudah jauh-jauh datang,” ungkap Memen.
Menariknya, alasan dibalik pembangunan sirkuti tanah ini. Karena secara komersial, justru lebih menguntungkan sirkuit aspal atau kombinasi keduanya. Ternyata, “Di Sumatera itu komunitas off-road kuat. Tapi kalau speed off-road dan reli kurang. Ini kita buat supaya bisa gelar event nasional, jadi mengundang komunitas untuk tumbuh,” sebut Memen.
Lalu, ada dimanakah sirkuit yang rencananya launching Februari ini? Ternyata terletak di perumahan Bungo Green City, Muara Bungo, Jambi. Dengan demikian, kepemilikan trek berada di perumahan tersebut. “Pemiliknya pak Jimmy Syamsudin dan dia ingin membangun dan menumbuhkan otomotif di Muara Bungo dan Jambi. Dia juga yang meminta saya untuk mengurus segalanya,” ungkap pemilik bengkel MMN Jeep Work ini.
Saat tulisan ini diketik (11/12) sedang ada 4 alat bekerja untuk menyelesaikan trek.
OTOMOTIF tunggu undangannya untuk launching.