Otomotif

Honda RC213V-S

MEMBANDING­KAN VERSI JALAN RAYA DAN YANG SIAP BALAP

-

Versi yang pakai Sports Kit bodi karbonnya berlivery RWB alias Red White Blue, warna legendaris Honda di ajang balap. Moncongnya sudah bolong, karena lampu utama sudah diganti front ram air duct, tanpa spion, sein, standar samping dan kelengkapa­n jalan raya lainnya.

Perbedaann­ya ketika dinyalakan adalah suaranya garang banget, tentu saja karena knalpotnya lebih plong tanpa katalis. Konfiguras­inya sama dengan motor Marc Marquez.

Suara kopling keringnya juga beda, lebih terdengar karena cover plastiknya dilepas dan digantikan pelindung kecil di sisi belakangny­a. Sensasi motor balapnya jadi lebih terasa.

Kemudian setelah nyemplak, ketika melihat ke kokpit yang beda tentu saja tampilan panel instrumenn­ya, yang sudah pakai Sports Kit ini enggak ada spidometer, di tengah digantikan lap timer. Jadi sedang ngebut berapa km/jam enggak ketahuan. Ya kalau sedang balap memang top speed bukan parameter utama, lebih diutamakan takometer dan gear position.

Keluar pit, yang paling bisa dirasakan adalah riding position yang beda banget dengan sport bike jalan raya, misal CBR1000RR yang juga pernah dicoba. Di RC213V-S ini jarak antara jok dan setang dekat banget, ditambah posisinya nungging abis, maka kokpit jadi dekat banget dengan muka.

Sensasi berikutnya yang paling dahsyat tentu performa mesin V4 999 cc yang diusung, utamanya ketika takometer mulai mendekati angka 10.000 rpm dan makin dahsyat saat hampir 14.000 rpm, yang mana baru saja tenaga lebih dari 215 dk atau sekitar 6 kali tenaga CBR250RR terlontar ke roda belakang.

Dengan tenaga sebesar itu, pantas saja jika roda depan rasanya selalu akan melayang. Untuk mencegahny­a posisi duduk langsung direvisi, lebih ke depan dan makin nunduk, agar roda depan lebih tertekan ke aspal.

Saking kencangnya, di trek lurus bahkan cuma berani sampai gigi 4, selain sudah berasa kencang banget kendati nafas mesin belum habis, langsung ingat angka Rp 7 miliar dan wantiwanti ketika di pit untuk hati-hati, hehee...

Berapa top speed yang didapat? Tentu enggak ketahuan, kan enggak tertera di spidometer­nya. Tapi menurut Gerry Salim yang jadi pembalap pendamping naik CBR1000RR dan hampir disusul

lebih dari 250 km/jam. Oiya dari 5 riding modes, OTOMOTIF pilih mode 1, yang mana power diset maksimal, traction control paling minim termasuk engine brake. Makanya enggak heran jika roda depan seakan minta terbang tiap keluar tikungan dan betot gas. Sementara tiap akan masuk tikungan, turun gigi dan engine brake rasanya ngeloyor halus banget. Istimewa!

Yang juga istimewa tentu handling- nya. Ringan dan nurut banget! Iyalah cuma 160 kg! Kendati aspal Sentul bumpy, enggak membuat khawatir saat menikung, motor tetap diam banget! Tentu tak terlepas dari rancangan sasis dan lengan ayun yang memang turunan Motogp, juga dipadu suspensi Ohlins yang speknya untuk balap dan ban Bridgeston­e RS10 yang komponnya supersoft.

Saking enaknya, 3 lap terasa selesai begitu cepat! Bahkan 2 rider lain di belakangan­ya yang pakai versi standar jauh tertinggal.

Asli motor jalan raya dari Motogp ini memang istimewa banget! Cuma sayangnya kalau ada yang ngebet ingin beli, PT AHM tak ada keinginan menjualnya di Indonesia. Dari 5 unit yang sudah masuk, semua hanya untuk pameran dan aktivitas promosi.

 ??  ??
 ??  ?? Posisi duduk beda banget, posisi muka sangat dekat dengan kokpit
Posisi duduk beda banget, posisi muka sangat dekat dengan kokpit
 ??  ?? Panel instrumen yang sudah pakai Sports Kit tak lagi menampilka­n kecepatan
Panel instrumen yang sudah pakai Sports Kit tak lagi menampilka­n kecepatan
 ??  ?? Tutup plastiknya sudah dilepas, ganti pelindung mungil, suara khas kopling keringnya lebih jelas
Tutup plastiknya sudah dilepas, ganti pelindung mungil, suara khas kopling keringnya lebih jelas
 ??  ?? Pakai keyless, menghidupk­an anak kunci mesti dekat motor
Pakai keyless, menghidupk­an anak kunci mesti dekat motor

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia