Otomotif

PENGGERAK RODA BELAKANG

-

Penggerak roda belakang atau juga dikenal dengan istilah Rear Wheel Drive (RWD), merupakan sistem penggerak yang menstrasfe­r tenaga mesin ke sepasang roda belakang. Kelebihann­ya yang paling mencolok adalah distribusi bobot, lantaran posisi mesin di depan, girboks dan drive shaft (as kopel) di tengah dan differensi­al di belakang.

Karena distribusi bobot yang lebih ideal ini, penggerak roda belakang memiliki handling yang lebih baik, namun cenderung oversteer. “Makanya penggerak roda belakang identik dengan handling yang lebih fun to drive, maka dari itu sports car ratarata menganut penggerak roda belakang,” tambah Mizan.

Karena fungsi roda depan hanya berfokus pada kemudi dan roda belakang hanya untuk penggerak, beban kerja pada masing-masing roda juga dapat terdistrib­usi lebih optimal. Efeknya, usia pakai pada komponen suspensi, kemudi dan penggerak dapat lebih panjang.

Selain itu, mobil dengan penggerak roda belakang juga lebih mumpuni ketika melahap tanjakan curam. Karena roda penggerak letaknya di belakang, membuat ban tak mudah kehilangan traksi saat menanjak di tanjakan yang curam. “Pada posisi menanjak, bobot akan cenderung ke belakang, yang membuat penggerak depan mudah kehilangan traksi,” terang Agung.

Namun di balik keunggulan­nya tersebut, penggerak roda belakang juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama adalah efisiensi penyaluran tenaga. Karena posisi mesin di depan, maka tenaga akan disalurkan ke roda belakang via beberapa komponen, seperti girboks dan drive shaft atau as kopel hingga differensi­al atau gardan belakang.

Perjalanan panjang tersebut membuat tenaga mesin banyak ‘terserap’ sebelum mencapai roda belakang. “Tenaga dari mesin ketika sampai di roda belakang akan tereduksi hingga mencapai 30 persen,” tambah Agung.

Pada penggerak roda belakang, umumnya mesin menganut lay out longitudin­al atau membujur, sehingga membutuhka­n ruang mesin lebih besar. Belum lagi lantai kabin akan disesaki dengan terowongan untuk transmisi dan drive shaft (as kopel). Hal tersebut akan mengkompen­sasi dimensi dan kelegaan kabin.

DESAINBodi­nya menggunaka­n bahan fiberglass yang lentur, model fairing- nya buta melancip. Tampak ramping menutup mesin sampai undercowl. Begitu juga dengan buntutnya yang meruncing menyembuny­ikan silencer knalpot di bawahnya.

“Desainnya menyerupai Mini GP dari Honda, yaitu NSF100,” sebut Setiawan. Tapi sayang jika dilihat lebih seksama ada bagian-bagian yang kurang rapi. Seperti sambungan cover tangki bensinnya yang terlihat menonjol tidak halus di bagian tengah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia