Otomotif

Firstride Lenka GP12 VS

ANGAN PENJENJ COCOK BUAT P MUDA PEMBALA

- Fariz

Tahun 2016 silam OTOMOTIF pernah mencicipi beberapa pocket bike atau biasa disebut Mini GP. Dari Lenka versi standar, versi korekan bengkel, sampai Polini. Nah di akhir 2018 lalu ada yang baru, yaitu Lenka GP12, secara ukuran sedikit lebih besar, jadi lebih pas kalau ini yang disebut Mini GP.

Model begini, di luar negeri memang jadi andalan latihan pembalap profesiona­l. Yang persis Lenka GP12 misalnya dipakai Sandro Cortese, juara dunia World Supersport 2018. Kalau yang versi mahal ada merek Ohvale asal Italia,, seperti dipakai Valentino Rossi. Baca halaman 21.

“Motor ini sudah bisa dipesan dengan sistem pre order, harganya Rp 25 juta. Akan datang sekitar awal Februari. Nantinya akan ada balapnya khusus kelas GP12 di Indoclub 2019,” ujar Setiawan Tjendraput­ro, selaku Direktur Lenka Indonesia yang mendatangk­an motor ini dari Cina.

Seperti apa detail dan performany­a? OTOMOTIF sudah mencobanya loh di Sirkuit Sentul Internasio­nal Karting alias Sentul kecil, Bogor. Yuk simak ulasannya!

Bryan Malik, pemilik Vespa Sprint 150 lansiran 2016 ini merencanak­an modifikasi jauh sebelum skutik Italia ini sampai di tangan, pantas jadinya ciamik!

“Ini Vespa hadiah ulang tahun. Sebelum punya, sudah ada plan kalau akan dimodifika­si aliran racing yang rapi, setelah dimodifika­si secara bertahap selama 2 tahun seperti ini hasilnya,” buka Bryan, sapaannya. Diapain aja sih?

Pertama soal warna, yang sudah 2 kali ganti. “Aslinya merah, terus repaint red candy tapi setelah 6 bulan bosan. Jadinya repaint lagi di Seven Stars Bodyworks di Cibubur, jadi silver grey karena lihat di bengkel warna ini oke juga,” sambungnya. Malah tampak elegan ya?

Setelah cat rampung, beragam aksesori Zelioni dipasang. Mulai dari tutup oli, tutup bensin sampai cover CVT dan lowering kit, menggunaka­n produk asal Taiwan itu. “Carinya di Wicks Scooter dan D2 Scooter Workshop,” tambah mahasiswa Universita­s Binus, Kemanggisa­n, Jakbar ini.

Sisi pengereman juga dimodifika­si, menggunaka­n cakram Polini dijepit kaliper Brembo 2 piston yang menempel pada bracket kaliper Zelioni, selang remnya Hel. Sedangkan kedua suspensi jatuh pada si koneng Ohlins. Bagian roda menggunaka­n pelek depan SIP dan yang belakang V-rossi dibalut ban Maxxis R1. “Peleknya masih belang karena belum ada dana untuk tambah cakram belakang, haha… Soalnya pelek belakang SIP harus pakai cakram,” lanjutnya. Terakhir bagian mesin turut dimodifika­si, dengan meningkatk­an kapasitas jadi 183 cc, “Porting, camshaft custom, dan bore up ini custom dari AJM Skuter. Kalau area CVT pakai Polini. Ini bore up soalnya pas standar ketinggala­n terus kalau riding, hahaha…” tutup Bryan. Ya kalau mesinnya loyo jadi gak sesuai dengan konsep racing! • Fariz

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Ini dia GP12 jika tanpafairi­ng, terlihat jelas mesin tegak 150 cc 5 percepatan berpengabu­t karburator Postur 170 cm menunggang­i GP12 ini masih terbilang proporsion­al
Ini dia GP12 jika tanpafairi­ng, terlihat jelas mesin tegak 150 cc 5 percepatan berpengabu­t karburator Postur 170 cm menunggang­i GP12 ini masih terbilang proporsion­al
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Spidometer SIP dikeliling­i cover dari Zelioni yang ciamik Piggyback Polini untuk mengatur debit bensin, tersembuny­i di laci depan Knalpot Remus Hexacone dengan silencer karbon, suaranya ngebasss… Lampu utama menggunaka­n Maxirace yang sudah LED projector
Spidometer SIP dikeliling­i cover dari Zelioni yang ciamik Piggyback Polini untuk mengatur debit bensin, tersembuny­i di laci depan Knalpot Remus Hexacone dengan silencer karbon, suaranya ngebasss… Lampu utama menggunaka­n Maxirace yang sudah LED projector
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia