OLDSCHOOL K- VAN
Sungguh gaya yang terbilang out of the box, ketika MPV gambot asal Korea, yaitu Hyundai H1, diubah penampilannya bernuansa old school. Nah, itu salah satu kerjaan tangan jahil Widitya Prayudi.
Pria yang akrab disapa Didiet Bandietos ini memang penyuka mobil-mobil MPV besar. Bahkan ia sempat memiliki GMC Vandura yang didandani ala film seri lawas The A-team. Kali ini giliran MPV Korea yang ia ‘jahili’.
Dikerjakan di workshop- nya sendiri, Bandietoz Garage Kustom, ia bikin tema old school style yang terinspirasi dari jenis Van tahun 70-an.
Proses modifikasi, menurut Didiet, termasuk ubahan simpel. Fokusnya memang bagian eksterior alias bodi. “Saya buatkan lips custom, kemudian diberi pinstriping di beberapa bagian bodi, sisanya hanya aksesori penunjang,” kata Didiet merendah.
Aksesori penunjang yang ia maksud bisa dibilang memang bukan untuk Hyundai H1. Misalnya pet atau windscreen sunvisor yang peruntukannya biasa dipakai pada Holden tua.
Lantas ia juga memasangkan antena dan antenna ball, aksesori lawas yang menempel di fender kiri. Didiet juga memasangkan lampu sorot ( spot light) model Bel Air, yang pada zaman di era 50-an dipakai polisi Amerika sebagai alat bantu penerangan saat patroli malam.
Untuk menegaskan aura old school- nya, tarikan garis pinstriping dibikin nyaris di sekeliling bodi. Sedangkan di bagian buritan, ia juga memasangkan dual tail pipe custom yang terinspirasi dari model Eleanor GT500 Shelby.
PELEK KALENG DIBIKIN KLASIK
Salah satu penunjang gaya jadul lainnya, adalah bagian kakikaki. Untuk bagian pelek dipilih pelek kaleng Avantech Monoblock berdimensi 17 inci yang dibalut dengan ban Bridgestone Turanza.
Pemilihan pelek ini tentu beralasan, “Pelek ini punya offset 30 dan lebar 7. Pas banget dengan spek ruang roda H1,” katanya lagi.
Tak hanya itu, pelek Avantech tersebut kemudian dicat merah, lalu diberi tutup dop aftermarket VW di bagian tengahnya. Trik ini membuat kesan old school- nya jadi makin kuat. Wiihh.. benar-benar out of the box nih!
Lalu supaya lebih ‘nyaman’ dilihat, bagian kaki-kaki mengalami penggantian per. “Per belakang pakai punya Mercy S-klass W140, dan yang depan BMW seri 7 e38. Semuanya dicustom,” jelasnya. Alasannya, per copotan ini mampu menopang bobot H1 dengan baik.
Nah, sektor interior menurut Didiet masih jadi pe- er. “Masih proses modifikasi, rencananya bakal dibikin mobile office, buat rapat di event- event otomotif,” kekehnya. Mantap! • Rendy
Masuk kabin, nuansa serba hitam akan langsung menyelimuti. Lalu dimana letak nyamannya? Agaknya, Honda menerjemahkan kenyamanan justru dengan menghadirkan kabin dengan nuansa hitam tersebut. Ini bisa tercermin ketika berjalan di tengah terik matahari. Dengan kabin yang hitam, justru jadi tidak silau.
Lalu, kalau ada yang bilang, warna hitamkan menyerap panas. Beruntung, pada mobil yang kami coba punya performa kaca film yang baik. Dengan AC tetap di putaran terendah, terik matahari tak membuat kabin menjadi panas namun tetap menghadirkan kesejukan.
Untuk joknya juga membawa kenyamanan yang baik. Dengan model semi bucket, membuat badan tetap menempel sempurna. ‘Nuansa’ layaknya dipeluk ciri khas bucket seat tetap bisa hadir, meski hanya sedikit saja.
Namun bagi yang lebih menyukai model jok ‘datar’ dan terbebas dari ‘pelukan’, jelas tak akan menyukai model jok ini. Karena akan sedikit membatasi ruang gerak badan.
Sementara itu, untuk jok belakang punya feeling yang tak jauh berbeda dengan depan. Penumpang akan bisa nyaman duduk pada areanya.
Enaknya lagi, di setiap pintu mobil ada konsol yang bisa untuk menyimpan botol minum. Bahkan di pintu bisa 3 botol sekaligus dan masih tersisa ruang untuk penyimpanan gadget atau dompet.
Lanjut ke bantingan suspensi. Sebelum membaca, tentukan dulu mindset kenyamanan. Apakah yang mampu meredam setiap adanya bumpy aspal, atau nyaman untuk bermanuver ketika kecepatan tinggi.
Jika memilih peredaman bumpy aspal, maka akan menyebut kalau All New Brio RS ini punya suspensi yang keras. Yup, memang benar, karena nyaris setiap perbedaan yang ada di aspal akan dirasakan pada mobil ini. OTOMOTIF mencoba melindas batu, bantingan langsung terasa di badan. Ini sangat berbeda ketika mencoba pakai tipe Satya. Tapi kalau lebih pilih manuver, sebagai city car, mobil yang masih pakai mesin tipe L ini patut diacungi jempol. Justru dengan karakter suspensi yang ada (beberapa orang akan menyebutnya keras), akan menciptakan kenyamanan saat bermanuver di kecepatan tinggi.
Disebut demikian karena mobil justru jadi lebih stabil. Disebabkan suspensi mampu bekerja baik supaya ban terus menapak sempurna di aspal untuk mendapatkan grip. Karakter manuver kecepatan tinggi sangat berbeda dibanding Satya. Pihak Honda menyebutnya sporty tuned suspension.
Karakter suspensi tersebut benar-benar menghadirkan nuansa sporty pada varian RS ini.