Kabel Setan
SELAMAT BARU DATANG MESIN
Kejurnas Gokart Eshark ROK Cup di tahun-tahun sebelumnya hanya menggunakan satu merek mesin, yaitu ROK. Namun musim 2019, Eshark Motorsport selaku promotor mulai mengenalkan mesin baru untuk digunakan di kompetisi ini, yaitu Iame X30.
Selain ROK, Iame X30 juga ramai digunakan pada ajang-ajang gokart taraf Asia. Tapi di ronde pertama Kejurnas Gokart Eshark ROK Cup yang digelar di Sentul International Karting and Motorcycle Circuit (SIKMC), Jabar (27/1) hanya kelas pembalap-pembalap Mini ROK dan Cadet ROK yang terlihat menggunakan mesin asal Italia tersebut.
Saat ini, dari 68 starter hanya 5 pembalap yang menggunakan Iame X30 dan paling banyak berasal dari Mini ROK. “Semua peserta yang mau ikut Kejurnas, kami tawarkan kedua mesinnya (ROK dan Iame X30), tetapi hampir semuanya masih memilih ROK. Mungkin karena lebih terbiasa,” ujar Ade Satyaningtyas, Sekretaris Eshark Motorsport.
“Makanya sekarang Mini dan Cadet itu digabung balapannya, karena bisa jadi kelas paling sengit. Soalnya ada 2 mesin berbeda kan,” tambah Ade. Alasan menggunakan mesin Iame X30 yang kerap terdengar adalah agar lebih terbiasa dengan performa mesin tersebut.
LEBIH PINTAR
Secara karakter, mesin yang biasa digunakan di ajang X30 Champion Asia itu dirasakan lebih agresif pada putaran bawah. Ini menuntut pembalap terbiasa dengan gaya balap rolling speed untuk menjaga rpm mesin di putaran tinggi saat berada di tikungan.
“Juga supaya anak-anak saya (Calvin Wibowo dan Aditya Wibowo) makin paham dengan karakter mesinnya. Soalnya mereka kan juga balapan di X30 Champion Asia, supaya makin paham dan bisa makin bagus di Asia,” kata Andy Wibowo, pemilik Gandasari Racing Team, yang juga Ayah dari Calvin dan Aditya.
Selain pembalap lebih pintar, mekaniknya juga lebih terbiasa untuk menyeting mesin balap X30. Mesin ini memiliki karburator butterfly dan disetel dengan kompresi. “Jadi sedikit agak mirip dengan mesin injeksi,” sambung Andy.
Karena X30 di Kejurnas itu dengan sistem undian dan tidak bisa diseting, membuat tim yang pengalaman dengan mesin tersebut sekalipun tak lantas pakai mesin tersebut. Seperti dilakukan tim Respon Motorsport.
“Aku punya mesin X30 pribadi, yang sudah diseting untuk balapan X30 Asia. Mekanik jadi lebih terbiasa dan makin pinter untuk kompetisi balap luar negeri. Kalau untuk Kejurnas cukup pakai ROK saja, agar seragam dengan pesertapeserta lainnya. Soalnya ROK lebih enak dipakai di Sentul Kecil kalau menurut saya yang layoutnya flowing, bukan, stop and go,” tutur Dicky Setiawan, pemilik Tim Respon Motorsport.
Meski ada beberapa peserta yang pakai mesin X30, mereka tetap bisa menggunakan mesin itu untuk ronde Eshark ROK Cup yang bertepatan dengan jadwal ROK Cup Asia.
“Indonesia kebagian 2 ronde ROK Cup Asia tahun ini. Peserta-peserta masih boleh pakai X30, tapi pointnya tidak ada ke ROK Cup Asia, hanya untuk kejurnasnya saja,” pungkas Ade menjelaskan.