Launching Repsol Honda Team & Petronas Yamaha Sepang
Kebersamaan Repsol dan Honda Racing Corporation (HRC) menjadi Repsol Honda Team bisa dibilang kerja sama paling langgeng di Motogp. Dimulai sejak 1994, Repsol Honda Team kini sudah memasuki tahun ke-25 kebersamaan. Jika diibaratkan sebagai pernikahan, maka Honda dan Repsol sudah mencapai pernikahan perak.
Sebab itu dalam presentasi launching tim yang digelar di Madrid, Spanyol (23/1) pembalap generasi pertama seperti Michael Doohan dan Alex Criville pun dihadirkan di panggung, bersama duet Repsol Honda Team zaman now, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.
Hal yang sangat disayangkan adalah tidak adanya livery spesial memperingati 25 tahun kerja sama ini. Livery dan desain yang digunakan masih sama seperti yang digunakan sejak 2015, dengan ubahan yang amat sangat minim.
Padahal, banyak yang berekspektasi kalau livery Repsol Honda Team tahun ini akan lebih spesial di musim yang spesial bagi mereka. Misalnya menggunakan desain livery yang mirip seperti era Mick Doohan atau musim pertamanya.
Perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya pun sangat minim, misalnya penambahan logo sponsor baru yang ‘nemplok’ di sepatbor belakang Honda RC213V 2019, yaitu Racing Boy (RCB). Juga dengan hadirnya Jorge Lorenzo sebagai wajah baru. Duet Marquez dan Lorenzo memang menjadi wajah segar setelah duet Pedrosa dan Marquez mewarnai presentasi tim di musim 2013-2018.
SPAINIARD DREAM TEAM
Menduetkan kedua juara dunia tersebut jelas membuat Repsol Honda Team menjadi tim yang paling disorot tahun ini. Bisa dibilang inilah ‘ The Real Spainiard Dream Team’ atau tim impian orang Spanyol yang sebenarnya. Kedua pembalap ini sama-sama memegang gelar sebagai juara dunia Motogp lebih dari satu kali.
Jika ditotal gelar juara dunia Marquez dan Lorenzo adalah 12 gelar untuk semua kelas. Sangat menakjubkan. Apalagi, jika kita mengingat keduanya sama-sama pernah bertarung sengit untuk memperebutkan gelar juara dunia di musim 2013, 2014, 2016, dan 2017.
Kemampuan dan keagresifan keduanya akan sangat berpengaruh di musim ini. “Ini seperti tim impian Spanyol dengan dua pembalap terkuatnya yang bergabung. Dengan etos kerja dari Jepang yang tertanam di Honda RC213V kami yakin bisa tak terkalahkan musim ini,” ucap Tetsuhiro Kuwata, Direktur Utama HRC.
“Namun bukan berarti tanpa tantangan, kedua pembalap hebat ini akan memiliki ambisi masing-masing, kebutuhan masing-masing, dan masukan yang berbeda-beda. Usaha kita adalah memenuhi kemauan keduanya agar sama-sama terpenuhi dan memberikan hasil yang terbaik,” tambah Kuwata.
LOVE AND HATE RELATIONSHIP
Hal yang ditakutkan dengan memiliki dua pembalap yang dominan adalah keduanya menjadi bermusuhan karena ambisi masingmasing. Jika mengingat Lorenzo yang bermusuhan dengan Valentino Rossi saat di Yamaha, sampai ada sekat di paddock Yamaha saat itu. Ketakutan itu jelas sempat terpikir di benak petinggi-petinggi Repsol Honda Team.
“Saat pertama kali masuk ke paddock dan menyapa semua orang di Repsol Honda Team, itu mengingatkan saya saat pertama kali ke Motogp dengan Yamaha. Saya akan satu tim dengan pembalap yang fenomenal, saat itu Valentino Rossi, dan kali ini Marc Marquez. Saya harus lebih rendah hati di musim pertama saya dan membiasakan diri,” ucap Lorenzo.
Bagusnya memiliki pembalap kuat dalam satu tim adalah urusan riset. Mereka bisa saling ‘berkelahi’ dan memaki, tetapi membawa dampak positif bagi pengembangan motor untuk kebutuhan tim.
“Seperti Alain Prost dan Ayrton Senna yang saling membenci, tapi juga saling mendukung. Hasilnya? Mereka malah membuat mobil yang sulit dikalahkan saat itu,” sambung pembalap berjuluk ‘Por Fuera’ itu.
Marquez pun merasakan sedikit tekanan dengan adanya Lorenzo saat ini. Ia merasakan saat Lorenzo menunggangi Yamaha YZR-M1 dan Ducati Desmosedici GP saja sudah sangat kuat, bagaimana jika menggunakan motor yang sama dengan dirinya.
“Tentu saja, rekanmu adalah musuh utama. Itu yang saya pegang sampai saat ini. Lorenzo sangat paham karakter motor-motor lawan kuat kami di Motogp. Masukannya akan sangat berguna bagi tim dan tentu saja bagi saya juga. Tapi yang jelas, kami berdua akan mengeluarkan semua kemampuan kami untuk berada di puncak pada setiap balapannya,” ungkap Marquez.
Pembalap 25 tahun ini belum bisa memberikan target besar di musim 2019. Ia merasakan tingkat persaingan di Motogp tahun ini akan lebih ketat jika dibandingkan tahun lalu. “Yang terpenting saat ini adalah melakukan tes dan menguji beberapa parts yang masih kurang. Termasuk saat motor keluar tikungan yang kurang cepat menurut kami,” sambungnya.
Baik Lorenzo maupun Marquez, keduanya belum dalam kondisi sempurna untuk menjalani tes pramusim di sirkuit Sepang, Malaysia (6-8/2) mendatang. Marquez masih masa penyembuhan bahu kiri, sedangkan Lorenzo baru saja selesai operasi cidera tangan kirinya, sehingga perannya saat tes di Sepang, Malaysia nanti akan digantikan Stefan Bradl. . • DAB