Otomotif

Performa

-

Forza 250 ini dibekali mesin versi bore down dari Forza 300, pakai piston 68 mm (Forza 300 72 mm) dan stroke 68,6 mm. Perbanding­annya hampir sama atau square, makanya enggak heran jika karakter tenaganya juga merata dari bawah sampai atas. Penyaluran tenaganya berisi tapi smooth, enggak ada entakan yang membuat badan ketarik. Buat harian dalam kota tenaga maksimal 23,1 dk di 7.500 rpm sih lebih dari cukup, tapi kalau ketemu jalan panjang dan lengang kadang geregetan, naiknya kecepatan secara perlahan. Tak heran jika catatan hasil akselerasi yang diukur pakai Raclogic hasilnya biasa saja. 0-100 km/jam butuh waktu 14,2 detik, lalu 0-402 meter 19,2 detik. Top speed di spidometer mentok sedikit di atas garis 135 km/jam, jadi anggap saja 136 km/jam. Data lengkap simak tabel. Buat catatan, saat awal-awal bawa Forza kaget dengan putaran gas yang berat, sehingga pergelanga­n lekas pegal, tapi setelah lewat 2 hari akan terbiasa. Mungkin karena pakai mekanisme kabel gas 2, push

and pull.

Kelebihan lain mesin Forza, getarannya sangat halus dan senyap, hanya sedikit terdengar dari knalpot. Salah satu faktor halusnya mesin tentu karena mengaplika­si metal bearing untuk kruk asnya, bukan laher. Dari CVT pun enggak ada gejala gredek. Semoga saja CVT Vario dan PCX bisa sehalus Forza!

Justru getaran ringan akan terasa di jok berasal ketika kipas radiator bekerja, tentu ketika sedang berhenti misal di lampu merah. Oiya mungkin karena radiatorny­a tersembuny­i antara mesin dan tangki, jadi enggak langsung kena angin dari depan, kipas radiatorny­a cukup sering bekerja kendati suhu udara tertera di spidometer hanya 26° C.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia