4 NYA: BOCORAN INI HYBRID, PHEV & FUEL CELL ‘DITENDANG’
N Listrik Kendaraa Perpres Fokus pada BEV, secara teknologi lebih dikuasai oleh anak bangsa
Pemerintah memutuskan mempercepat regulasi kendaraan listrik, dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres). Namun, Perpres ini nantinya hanya mengatur kendaraan listrik berbasis Battery Electric Vehicle (BEV). Dikabarkan bakal diketok palu pada Februari, alias bulan ini.
Hal ini ditegaskan Satryo Soemantri Brodjonegoro, Penasihat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim), dalam kesempatan diskusi panel yang dihajat oleh Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), digelar di ICE BSD, Tangsel (30/1).
Ada beberapa alasan, mengapa pemerintah akhirnya memutuskan percepatan Perpres kendaraan listrik dengan menitikberatkan pada BEV. Artinya isi regulasi akan berbeda dengan draft LCEV ( Low Carbon Emission Vehicle) yang sebelumnya diajukan. “Semangat Perpres ini merupakan percepatan, kita fokus di BEV, yang lain enggak masuk di dalamnya, dan akan dibahas terpisah,” ungkap Satryo, yang dikonfirmasi (7/2).
Sebagai catatan, setidaknya ada empat jenis teknologi kendaraan listrik. Yakni HEV (Hybrid Electric Vehicle), merupakan perpaduan mesin bakar ( combustion engine) dengan penggerak motor listrik, PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle)
Industri motor listrik dinilai paling siap menyongsong era elektrifikasi. Diawali oleh Viar yang telah lebih dulu jualan produk bernama Viar Q1. Kemudian Gesits yang juga telah siap dipasarkan tahun ini. Lalu belakangan muncul motor listrik bermerek Lincah, yang kabarnya juga sudah siap jualan.
Tak hanya itu, bisnis ride sharing berbasis sepeda listrik juga telah dilakukan oleh MigoEbike. OTOMOTIF berkesempatan menyambangi kantornya yang berlokasi di bilangan Kuningan, Jaksel (8/2).
Tarif sewa sepeda listrik Migo hanya Rp 3.000 untuk penggunaan 30 menit. Cocok buat berburu makan siang di seputaran kantor. Sepeda listrik Migo ini bisa menempuh hingga jarak sekitar 40 kilometer. “Kami sudah pernah coba, Jakarta-bekasi aman. Untuk kecepatan maksimum sekitar 40 km/jam,” buka Sukamdani, Manager Operasional Migo Jakarta.
Migo mengklaim telah memiliki 1.000 unit sepeda listrik, serta tahun ini ditargetkan akan menambah jumlah armada menjadi 2.000 unit. “Awalnya kami buka di Surabaya, Jatim pada Desember 2017,” lanjut Dani.
Metode pesannya melalui aplikasi via smartphone. “Unduh dulu aplikasinya di Google Play, maupun App Store. Kemudian registrasi dengan mencantumkan foto KTP dan selfie sambil pegang KTP. Lalu isi identitas diri,” imbuhnya.
Selain itu, Migo juga membuka peluang untuk menjadi rekanan. Cukup sediakan tempat berukuran 10 meter persegi, untuk dijadikan station atau tempat penyewaan sepeda listrik Migo.
“Syaratnya, lahan minimal 10 meter persegi. Ada satu orang yang jaga, serta punya smartphone. Tak ada biaya, justru kita yang kasih mulai dari Rp 2 juta,” sebut Dani.
Peluang bisnis kemitraan ini tanpa dipungut biaya, alias gratis. “Makin banyak transaksi makin banyak bonus yang didapat mitra. Karena mereka sudah menyediakan lahan, dan staf untuk melayani konsumen,” lanjut Dani.
Hingga kini, Migo Jakarta telah memiliki 200 station, yang menjadi tempat penyewaan sepeda listrik. “Kedepannya kita akan expand, target kota-kota besar. Bandung, Jogja, dan lain sebagainya,” tutupnya. ∫ Harryt