TES DOWNFORCE
Winnow Ducati Team), duet Alma Pramac Racing, Francesco Bagnaia dan Jack Miller, juga Petrucci di peringkat puncak.
Atas hasil bagus ini, para pembalap Ducati mengucapkan terima kasih kepada Michelle Pirro, test rider Mission Winnow Ducati yang terlebih dulu melakukan shakedown 2 hari sebelum tes resmi. Hasil yang didapatkan Pirro menjadi ‘bekal’ bagi pembesut Desmosedici GP yang terdapat 6 pembalap di tahun ini.
“Pirro memang tidak bisa memberikan keputusan akhir untuk hasil tes ini. Tetapi dia memberikan bekal yang sangat bagus sehingga bisa kami kembangkan dengan sangat baik. Daya tahan mesin, pengereman, dan tingkat keausan ban semuanya ada di level yang sangat menguntungkan bagi kami,” ungkap Dovizioso. “Saya tidak bisa memungkiri, bagusnya hasil tes kami sejak hari kedua sempat ditiru oleh beberapa pembalap lain. Yang paling terlihat dari teknik pengereman, saya sadar itu ketika melihat Franco Morbidelli (Petronas Yamaha Sepang Team) memiliki line yang sama persis dengan saya,” sambung pembalap yang biasa disapa Dovi tersebut. Apa yang ditunjukan Morbidelli kepada Dovi ini memang hasil pengembangan dari tim riset Yamaha Factory Racing. Mereka ingin mengembalikan karakter utama Yamaha YZR-M1 yang smooth dengan handling yang baik. Alhasil, para penunggang Yamaha, seperti duo Monster Energy Yamaha Motogp, Valentino Rossi dan Maverick Vinales, pun dengan Morbidelli bisa konsisten di 1 menit 59 detik. “Tim riset Yamaha mengatakan akan membuat motor yang lembut untuk dikendarai, saya tidak bisa membandingkan dengan motor tahun lalu, tetapi usaha itu tercapai dan catatan waktu saya kian membaik. Saya tinggal fokus pada daya cengkeram ban agar lebih optimal, makanya saya melakukan banyak lap di hari kedua dan ketiga,” papar Morbidelli. Meski sudah baik, hasil tersebut belum memuaskan para pembalap Yamaha. Catatan waktunya tidak konsisten di titik yang tercepat dan akan kurang optimal jika digunakan untuk simulasi balap. •
Tahun ini ada tiga pembalap rookie, mereka adalah Francesco Bagnaia (Alma Pramac Racing),joan Mir ( Team Suzuki Ecstar), Fabio Quartararo (Petronas Yamaha Sepang Team) dan Miguel Olivera (Red Bull KTM Tech3). Di dua hari pertama (6-7/2), keempat pembalap ini masih mencatatkan waktu terbaiknya sekitar 2 menit di sirkuit Sepang.
Tapi di hari ketiga (8/2), waktu 1 menit 59 detik, sudah menjadi pasaran. Sampai-sampai ada 19 pembalap yang catatkan waktu di bawah 4 menit, termasuk keempat pembalap debutan tersebut. Ini bukanlah hal yang biasa, sebab angka 1 menit 59 detik, biasanya dicatatkan pembalap yang sudah bertahun-tahun di Motogp sekelas Valentino Rossi, Marc Marquez, hingga Jorge Lorenzo.
Lebih sadis lagi melihat catatan waktu terbaik Bagnaia dengan 1:58,302 dan menjadi tercepat kedua sepanjang tes kali ini. Ia hanya berselisih 0,063 detik dari Danilo Petrucci yang menorehkan waktu tercepat di Sepang. Sayang, catatan waktu itu tidak resmi.
“Saya bukanlah pembalap yang mengandalkan kecepatan, tetapi lebih fokus pada teknik. Sebab di Motogp, jika menggunakan ban baru dan menggunakan ban yang sudah digunakan akan memiliki performa berbeda dan butuh teknik pengereman yang berbeda pula,” papar Bagnaia.
“Setiap lap yang saya lakukan dan setiap sesi yang saya jalankan, saya selalu mendapatkan ilmu baru yang bisa berguna pada tes di Qatar nanti. Saya punya bekal data yang bagus dan siap kami matangkan sebelum menuju ronde pertama,” sambung pembalap bernomor 63 itu. antara aerofairing uji coba dengan yang sudah digunakan sebelumnya. Para mekanik dari tim yang bermarkas di Iwata, Jepang ini menilai meski bentuknya agak berbeda, tetapi aliran angin yang dihasilkan tidak jauh berbeda.
Sementara itu, Ducati melakukan perubahan besar pada bagian depan Ducati Desmosedici GP di tes hari ketiga. Air scoop yang tadinya berbentuk bulat, berubah menjadi trapezium dengan beberapa sudut lancip, sekilas malah mirip air scoop milik Yamaha YZR-M1.
Lalu terdapat tiga bagian ‘ winglet’ yang diuji coba. Pertama di dekat air scoop, kedua di dekat setang, lalu di tengah bodi. Sampai akhirnya muncul lelucon kalau bentuk Desmosedici GP ini terlihat seperti ‘UFO Robot Grendizer’, sebuah kartun bertemakan robot asal Jepang yang terkenal di era 70-an.
“Dari riset yang kami lakukan, mesin yang kami buat bisa mengeluarkan tenaga 280 dk dan tenaga sebesar itu butuh downforce yang juga besar. Memang menjadi mirip UFO Robot dan sedikit kurang elegan, tetapi cukup berdampak baik,” jelas Gigi Dall’igna, Direktur Teknis Ducati Corse. •
Performa debutan yang tidak bisa dilihat sebelah mata ini pun juga mendapat perhatian dari Davide Brivio, Pimpinan Team Suzuki Ecstar. Performa pembalapnya, Joan Mir memang cukup mengesankan, tetapi mereka jadi punya acuan ke arah mana harus melakukan pengembangan pada Suzuki GSX-RR milik Mir.