SISTEM BOLA ANTAR JUARA
Sebagai salah satu tim ‘pabrikan’, tentunya Toyota Team Indonesia ( TTI) yang kolaborasi dengan TRD, harus selalu menggunakan mobil terbaru pabrikan tersebut. Bahkan ketika mobil tersebut masuk dalam kategori mobil irit alias LCGC.
Dibalik tuntutan menggunakan mobil baru, pastinya diharapkan punya prestasi yang juga menonjol di ajang balap. Untuk hal tersebut, TTI- TRD melakukan modifikasi pada New Agya 1.2 keluaran 2018.
Mobil ini untuk berlaga di ajang slalom kelas F (Modifikasi). Aturan di kelas ini cukup longgar, sehingga modifikasi bisa dimaksimalkan.
MESIN YARIS
Ada beberapa hal yang dilakukan. Pertama, mengganti mesin bawaan Agya 1.2 berkode 3NR-VE dengan 2NR-FE kepunyaan Toyota Yaris yang punya kapasitas silinder 1.500 cc. Ini ditempuh, supaya pekerjaan lebih mudah dan cepat. Selain itu, supaya mesin asli bisa tetap dalam keadaan standar.
“Mesin ini memang kencang.
Power to weight ratio terhadap Agya juga bagus. Setelah diupgrade, tenaganya jadi sekitar 168 dk dengan torsi lebih dari 200 Nm. Jadi, memang mesin ini punya performa bagus,” ucap Dimitri Fitra Ditama, Operational
Manager TTI-TRD. Tenaga dan torsi tersebut meningkat berkali-kali lipat dibanding oprekan mesin standar New Agya.
Selain mesin, kuncian mobil ini juga ada di suspensi yang terpasang. Untuk sokbreker dan per, pakai keluaran Aragosta 2 way. Penggantian tersebut untuk memudahkan mencari seting yang pas bagi ke-4 peslalom yang menggeber mobil ini.
“Paling utama di sokbreker setelan klik’nya. Setiap pembalap punya keinginan berbeda, dan kita harus bisa mengakomodir itu,” tambah Fitra, panggilannya.
Sistem suspensi lainnya yang turut mendukung ada
pada bushing-bushing. Kebanyakan tim mengganti bahan karet pakai polyurethane (PU), lantaran bahan ini lebih keras dan kuat dibanding karet. Sayangnya, penggunaan PU ini kerap kali membatasi pergerakkan suspensi mobil.
Supaya suspensi bisa ‘bermain’ lebih banyak, TTI-TRD mengandalkan sistem pillow ball. Sistem ‘bola’ keluaran TRD ini atas permintaan dari Wiewie Rianto, yang didaulat melakukan penyetelan suspensi.
Dengan model ini, arm jadi tidak terlalu banyak bermain ke kanan
dan kiri. Sehingga bagian depan mobil tidak terlalu banyak bergerak ketika melewati kun atau melakukan zig zag. Namun, arm tetap bisa bergerak naik dan turun untuk membantu mengurangi body roll sehingga tidak terlalu limbung.
Penggunaan sistem pillow ball ini juga diaplikasi pada top mount sokbreker. Kebanyakan tim pakai
bahan PU, namun bisa membuat as sokbreker jadi mudah bengkok. Karena terlalu ditahan ketika sokbreker bergerak.
Kombinasi mesin kencang dan sudah mengadopsi sistem pillow ball membuat mobil jadi lebih diam dan tidak liar. Namun akan percuma jika berputar di kun tidak bisa cepat. Untuk memangkas waktu di handicap tersebut, New Agya ini dipasang LSD model 1,5 way.
Dengan segala ubahan yang dilakukan tersebut, setiap seri gymkhana, mobil ini rata-rata membawa pulang empat piala. • toncil