Otomotif

KEPASTIAN YANG MASIH BELUM DATANG

-

Usai gelaran ronde final Kejurnas Indonesia Touring Car Racing (ITCR) MAX di BSD, Banten (1/12) Haridarma Manoppo dinobatkan sebagai juara nasional. Itu pun setelah dilakukan diskusi sampai akhirnya diumumkan kalau pembalap Toyota Team Indonesia ( TTI) itu resmi menjadi juara nasional.

Diskusi tersebut terkait masalah didiskuali­fikasinya Hari pada ronde keempat dan juga jumlah point yang sama persis dengan Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia) sebelum ronde BSD digelar. Namun Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengeluark­an surat keputusan (10/12) kalau point Hari dari seri pertama sampai keempat dihapuskan. Yang berarti pointnya tidak cukup untuk bisa jadi juara nasional.

Hal tersebut pun cukup membuat pihak TTI bertanya-tanya, sebab mereka sudah mengajukan banding usai seri keempat (31/8) saat mereka didiskuali­fikasi karena masalah intake manifold yang dinilai tidak standar karena dibobok. Usai mengajukan banding ke IMI dan mendapatka­n keringanan, karena TTI diperboleh­kan menggunaka­n intake manifold tersebut sejak awal tahun. Alhasil, keringanga­n yang didapatkan adalah tidak adanya point saat seri keempat. Sementara point mulai seri satu hingga tiga tetap aman.

“Tapi kenapa setelah dinyatakan juara kok beredar keputusan kalau

point Hari dihapus dari seri 1-4, dan baru dihitung lagi sejak seri 5. Kan enggak adil, karena dari sidang panel yang seharusnya keputusan tertinggi, malah berubah lagi. Kan berarti IMI enggak konsisten dalam memberikan keputusan,” kata Pimpinan TTI, Memet Djumhana yang kecewa.

Dalam hal ini, TTI mengacu pada Peraturan Nasional Olahraga Kendaraan Bermotor (PNOKB) pasal 62.5 yang menyatakan kalau ‘Keputusan Panel Banding Adalah Mengikat dan Final’. Lalu atas masalah ini, TTI berniat untuk kembali mengajukan banding agar keputusan yang sudah dibuat lebih awal tak bisa diubah lagi.

“Sebab kalau diubahnya mendadak dan memaksa kan terlihat kalau itu menguntung­kan satu pihak. Apalagi Hari menang cukup sering tahun ini, akan tidak masuk di akal kalau dia harus kehilangan gelar karena satu masalah yang sudah selesai lebih awal,” tutur Memet.

BELUM LEGA

Alvin Bahar yang menjadi rival utama pun menunggu kepastian selanjutny­a. Baginya, meraih gelar juara nasional akan sangat bagus. Apalagi itu merupakan gelar yang ke-8 baginya. Juga anak kandungnya, Avila Bahar (ABM Motorsport) menjadi runner up setelah SK tersebut diterbitka­n.

“Ya berarti kita harus menunggu lagi, karena bisa jadi juara nasional kan pasti bagus. Cuma kalau dengan masalah seperti ini kan berarti kurang bisa dinikmati juga, meski dari keputusan itu saya yang diuntungka­n karena rival terdekatny­a,” tutur Alvin.

Bagi TTI pun juga belum bisa menikmati gelar ketiga secara beruntun mereka di Kejurnas ITCR MAX. Dengan kembali mengajukan banding, berarti akan ada keputusan lanjutan dari IMI mengenai siapa pemegang gelar juara nasional sesungguhn­ya di tahun ini. •

 ??  ?? FOTO:DAB
FOTO:DAB
 ??  ?? Memet Djumhana mempertany­akan perubahan keputusan Panel Banding
Memet Djumhana mempertany­akan perubahan keputusan Panel Banding
 ??  ?? Alvin Bahar (kanan) masih tunggu keputusan resmi
Alvin Bahar (kanan) masih tunggu keputusan resmi

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia