Otomotif

RIDING POSITION & HANDLING

-

Sebelum berkendara, perlu diketahui ada beberapa langkah mengendara­i Qooder. Pertama buka kunci setang, seperti biasa putar kontak ke kanan, lalu putar balik ke kiri tanpa ditekan untuk melepas rem tangannya, yaitu tuas yang ada di sisi kanan jok pengendara.

Lanjut nyalakan mesin baru kemudian unlock HTS (Hydraulic Tilting System) block dengan mengangkat tuas merah yang ada di bawah setang kiri ke atas, meski gak langsung roboh tapi kaki tetap perlu stand by ya!

Bisa juga dengan menginjak tuas rem belakang yang di dek atau menarik handel rem kiri, agar Qooder tidak langsung roboh. Ketika keempat rodanya direm, memang cukup untuk membuat skutik ini berdiri tegak tanpa mengunci HTS block-nya.

Oiya ketika posisi dikunci setang, maka hand brake dan tuas HTS block tidak bisa diotak-atik, jadi aman saat ditinggal parkir.

Dengan berat isi mencapai 281 kg, pakai 4 roda dan sistem suspensi tak biasa, mengendara­i Qooder perlu adaptasi cukup lama.

Utamanya karena butuh tenaga lebih untuk menyeimban­gkan dan menahan Qooder saat merayap pelan seperti di kemacetan. Tapi kalau sudah terbiasa malah enak, karena saat berhenti pun tinggal kunci suspensiny­a, jadi kaki tak perlu turun. Tapi karena lebar tentu enggak bisa selap-selip layaknya motor 2 roda. Jadi saat macet mesti sabar layaknya bawa mobil.

Kalau sudah melaju kencang rasa beratnya tidak terlalu terasa. Malah pengendara langsung dimanjakan oleh suguhan jok dengan tinggi 780 mm yang begitu lebar dan empuk, ditambah juga dengan sandaran buat tulang ekor yang cukup tinggi, nyaman bangettt…

Setang yang cukup tinggi juga menunjang kenyamanan. Tapi dengan posisi yang jauh dari jok, membuat lengan pengendara jadi lurus, bahkan badan ikut tertarik saat berbelok patah.

Kenyamanan sedikit berkurang karena kaki tidak bisa selonjoran dan ruang kaki kanan sedikit termakan karena ada pedal combi brake.

Pengendara juga perlu beradaptas­i terhadap suspensi HTS yang menopang keempat rodanya, karena punya karakter yang berbeda dibanding suspensi konvension­al yang menggunaka­n per.

Sebagai contoh saat berbelok, pengendara perlu membuat skutik ini miring terlebih dulu pakai badan, didorong pantat, baru bisa berbelok dengan setang, kecepatan juga perlu disesuaika­n. Oiya sudut kemiringan maksimal 45° saja.

Jika dirasakan, hal itu karena sistem hydraulic depannya keras jadi punya respons yang lambat, sehingga perlu ditekan badan agar mau amblas. Ini membuat Qooder tidak bisa miring secara natural seperti motor umumnya. Mungkin tekanan anginnya perlu dikurangi ya?

Beda dengan sistem hydraulic belakang yang malah empuk jadi nyaman, jalan rusak sama sekali tidak terasa, untuk pengendara berbobot 58 kg ini sudah terasa cukup.

Namun karena sistemnya tidak dilengkapi per, jadi tidak ada pembalik bantuan saat rebound. Hasilnya ketika melewati jalan bergelomba­ng secara cepat rebound-nya jadi terlalu lama, sehingga terasa keras karena hydraulic belum kembali ke posisi semula tapi sudah mendapat tekanan kembali secara terusmener­us. Efeknya bantingan jadi terasa keras.

Sama kasusnya saat melewati polisi tidur, jika dilewati perlahan maka keempat hydraulic-nya memberikan redaman yang sangat nyaman dan lembut. Lain cerita ketika dilewati secara cepat, bantingann­ya langsung keras seperti mobil ceper!

Ini karena karakter hydraulic yang akan menjadi keras ketika ditekan secara cepat, seperti bagasi mobil yang ketika ditekan cepat maka akan menahan tidak langsung amblas.

Tapi bagi calon konsumen atau bagi yang sudah memiliki Qooder tidak perlu khawatir, karena keempat hydraulic-nya dilengkapi pentil untuk menyesuaik­an tekanan angin suspensiny­a agar sesuai dengan karakter pengendara.

Itu soal suspensi, bagaimana dengan keberadaan empat rodanya? Ternyata memberikan keuntungan tersendiri, tentu saja memberikan kestabilan dan cengkerama­n ekstra.

Kebetulan OTOMOTIF juga mencobanya keluar kota, tepatnya ke Lembang, Bandung. Di perjalanan sejak Waduk Wanayasa hingga Lembang diguyur hujan lebat, ternyata pakai Qooder tetap bisa meliuk kencang di tikungan tanpa takut terpeleset atau slip.

Sesekali memang satu rodanya hilang traksi tapi motor tetap stabil, karena masih ditopang 3 roda lainnya. Jadi menikung dalam kondisi hujan, berpasir, maupun jalan tidak rata bukan masalah bagi Qooder. Ketika sedang berjalan lalu diterpa angin pun tidak menggeser skutik ini, tetap berjalan lurus di lajurnya. Istimewa!

Bagian pengereman masing-masing cakram 240 mm di keempat rodanya dijepit kaliper 1 piston. Kinerjanya cukup baik, paling enak menekan handel rem kiri karena combi brake, membuat keempat kalipernya langsung bekerja. Tapi sayang meski dibekali 4 setelan dan sudah disetel paling dekat, jari masih susah menjangkau. Tuasnya ukuran bule nih!

Tapi tenang, jika jari terasa pegal bisa menggunaka­n pedal rem pakai kaki kanan. Tapi kalau melakukan pengereman keras, kedua roda belakangny­a akan sedikit mengunci akibat distribusi bobot yang seluruhnya pindah ke bagian depan, meski begitu motor tetap stabil tidak oleng atau berubah arah.

Yang dirasa sedikit mengganggu saat berkendara malah windshield-nya yang berwarna gelap. Hal itu cukup menghalang­i penglihata­n, terutama saat merayap di kemacetan pada malam hari. Andai warna clear atau smoke pasti lebih enak.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia