EFISIENSI BBM GAGAL AKIBAT KUALITAS BURUK
Kebutuhan BBM terus meningkat seiring bertambahnya populasi kendaraan bermotor. Namun pasokan BBM dari kilang domestik justru menurun. Sehingga perlu dilakukan impor BBM.
Pihak pemerintah sendiri sebenarnya telah meminta peningkatan produksi BBM dengan membangun kilang baru. Sayangnya hal tersebut gagal direalisasikan hingga saat ini.
“Juga penerapan B30 dan
BE10 masih belum mampu menekan ketergantungan kita pada impor BBM yang menyebabkan defisit neraca perdagangan RI,” ujar Ahmad Safrudin selaku Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) dalam acara diskusi di Jakarta (30/12/2019).
Atas hal tersebut, Ia bersama rekanrekan lainnya di KPBB mendorong agar pemerintah menyediakan BBM berkualitas yang memenuhi syarat untuk teknologi kendaraan rendah emisi dan karbon. Sebab kendaraan rendah karbon menjadi syarat efisiensi BBM yang sangat besar perannya dalam menciptakan ketahanan energi nasional.
“Buruknya kualitas BBM ini telah
menghambat adopsi teknologi advance yang sesungguhnya mampu menekan konsumsi BBM. Baik dalam bentuk low vehicle emission standart maupun low carbon emission standart,” tambah pria yang kerap disapa Puput ini.
Sementara itu, Alfred Sitorus selaku Koordinator Program KPBB mengatakan, untuk melepas jerat impor dan peningkatan kualitas BBM guna mencapai ketahanan energi nasional, Ia meminta agar pemerintah segera membangun kilang minyak yang terintegrasi dengan industri petrokimia.
“Dengan adanya kilang terintegrasi tersebut, maka bisa menekan impor BBM sebab kualitas bahan bakar nantinya akan lebih baik,“pungkasnya. ●