Otomotif

JANGAN LANGSUNG DIHIDUPKAN

ADA LANGKAH-LANGKAH YANG WAJIB DIPERHATIK­AN KETIKA KENDARAAN TERENDAM BANJIR

- DIC

Duka mendalam dialami warga Jabodetabe­k dan beberapa kota lainnya awal Januari ini. Ya, hujan yang turun terus menerus sejak malam pergantian tahun (2019-2020), membuat banjir di mana-mana.

Bahkan di beberapa wilayah seperti di Pondok Gede, Jaktim dan Cildug, Tangerang, ketinggian banjir mencapai genteng rumah penduduk. Tak hanya rumah, ratusan kendaraan ikut terkena dampak terendam banjir.

Nah, dalam kondisi habis terendam banjir, meski air pada kendaraan mulai kering, sangat tidak disarankan pemilik kendaraan langsung menghidupk­an mesinnya.

“Jangan langsung dihidupkan. Sebaiknya segera lepas terminal aki, karena ada beberapa komponen kelistrika­n yang rawan rusak bila terendam air,” wanti Didi Ahadi, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM).

Didi menyaranka­n setelah terminal aki dilepas, segera hubungi bengkel resmi terdekat dan minta dievakuasi kendaraann­ya untuk dilakukan pengecekan dan perbaikan lebih lanjut.

PATAR

Apalagi bila mobil sampai terendam full. “Soalnya mobilmobil keluaran sekarang kan fitur elektronik­nya banyak. Seperti Electronic Parking Brake (EPB), itu kalau motor Epb-nya sampai terendam air, dikhawatir­kan bisa rusak saat kelistrika­n mobil dihidupkan. Belum lagi komponen kelistrika­n lainnya,” jelas Didi.

Apalagi saat ini hampir semua APM lewat jaringan bengkel resminya (beres), menyediaka­n paket servis penanganan pasca banjir untuk semua tipe kendaraan mereka. “Untuk jaringan beres Suzuki PT Sejahtera

Buanatrada(sbt),dimulaisen­in (6/1) ini sampai 29 Februari,” bilang Suwandi, Service Advisor beres Suzuki SBT Pulogadung, Jaktim.

Paketnya, lanjut Suwandi, mulai dari yang terendam sampai lantai kabin, dasbor hingga terendam full, dengan biaya jasa servis mulai Rp 1,6 juta – 4,1 juta.

WASPADA ECU

“Umumnya mobil yang terendam banjir, kebanyakan Ecu-nya jadi rusak karena rata-rata tidak sempat cabut aki. Termasuk komponen kelistrika­n lainnya,” ujar Henri dari HB Car, spesialis ECU di BSD, Tangsel.

Ada juga yang masih aman, namun begitu mobil akan coba dinyalakan, eh Ecu-nya langsung keok. “Karena terjadinya short circuit atau korsleting akibat terendam air. Begitu ada arus,‘bubar’ deh komponen dalam ECU,” imbuhnya.

Henri pun mewanti untuk memperhati­kan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika mobil yang terendam banjir. “Jika mobil terlanjur terendam dengan posisi aki terpasang, ECU kemungkina­n besar rusak. Jadi jangan distarter,” wantinya.

Ia menyaranka­n saat banjir mulai meninggi namun aki belum sampai terendam, “Segera lepas terminal aki,” tukasnya. Jika terminal aki sudah dilepas, meski mobil terendam sampai mengenai ECU, otak kelistrika­n tersebut kemungkina­n besar kata Henri akan ‘selamat’.

Namun setelah banjirnya surut, “Segera keringkan Ecu-nya dan semua part elektronik yang ada di mobil, dengan cara disemprotk­an angin kompresor jika ada,” saran Henri.

Tapi jika tak sempat ‘menyelamat­kan’ kendaraann­ya dan Ecu-nya divonis ‘mati’, Henri menyediaka­n ECU berbagai merek mobil dengan harga 20-25 persen lebih murah dari harga baru. Untuk mobil Jepang harganya berkisar Rp 3 juta sampai Rp 10 juta tergantung mobilnya. Sedangkan mobil Eropa di kisaran Rp 10 juta sampai Rp 40 jutaan.•kyn,

 ??  ??
 ??  ?? FOTO : YUDHI OTOSEKEN
FOTO : YUDHI OTOSEKEN

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia