RELI DAKAR JUNJUNG SPORTIVITAS
Reli Dakar Arab Saudi telah melalui tujuh etape. Persaingan mulai mengerucut pada dua nama, Carlos Sainz (Bahrain JCW X-raid Team) dan juga Nasser Al-attiyah (Toyota Gazoo Racing).
Kedua monster ajang reli ekstrem ini bersaing ketat dalam perebutan catatan waktu sampai akhirnya drama terjadi saat memasuki etape ketiga saat mengitari daerah Neom (7/1). Pada saat melintasi rute Neom dengan jarak 504 km, Nasser Al-attiyah mengami masalah pada mobilnya.
Ban belakang Toyota Hilux kanannya pecah meski masih bisa melaju untuk beberapa puluh kilometer terakhir. Karena masalah tersebut, lajunya pun agak terhambat. Membuat Sainz yang kian mendekat di belakangnya.
Namun Nasser tidak langsung memberikan jalan kepada Sainz, sehingga lajunya pun ikut terhambat menjelang garis akhir. “Mobil saya memang bermasalah, tetapi saya tidak ada niatan untuk mengganggu jalan peserta lain,”tutur juara umum Reli Dakar 2019 itu.
Meski begitu, apa yang dilakukan Nasser memang melanggar peraturan. Dalam buku peraturan Reli Dakar tentang kerusakan mobil di halaman 26 pasal 3 mengatakan kalau mobil yang rusak harus memberikan jalan sesegera mungkin kepada peserta setelahnya yang sudah mendekat.
MINDER
Atas kesalahan itu, Nasser dipenalti waktu tambahan tiga menit. Kesempatan menang kian sulit bagi Nasser dan juga Toyota, sebab sampai etape ke-7, Toyota Gazoo Racing hanya menang pada etape ke-2.
Sisanya, pereli Bahrain Mini X-raid Team menguasai puncak catatan waktu, terkadang lewat Stephane Peterhansel ataupun Carlos Sainz. Pimpinan tim Toyota Gazoo Racing, Glyn Hall pun menganalisa secara teknis kenapa Toyota Hilux kalah dengan Mini JCW Boogie.
Dalam regulasi Reli Dakar tentang air restrictor, mobil 4x4 seperti Toyota Hilux hanya diperbolehkan menggunakan ukuran diameter 37 mm. Itu adalah ukuran terkecil jika dibandingkan dengan para rivalnya.
Pasalnya, Mini JCW seperti yang dikendarai Carlos Sainz itu memiliki air restrictor berdiameter 39 mm dengan satu turbo. Tahun lalu saat Peugeot masih ikut, mereka bisa ikut dengan dua turbo dan air restrictor 38 mm.
“Ukuran (air restrictor) kami 2 mm lebih kecil, tapi sangat berpengaruh dalam hal performa. Bayangkan saat di trek lurus, Mini sangat mudah mendahului Hilux dan dapatkan waktu yang lebih baik. Tampaknya selisih waktu yang hampir 8 menit akan jadi hal sulit di pekan kedua,” tutur Hall.
Meski begitu, Sainz tidak bisa merasa tenang begitu saja. Masih ada 5 etape tersisa yang selesai Jumat (17/1). “Masih banyak hal yang bisa saja terjadi. Hasil Reli Dakar kerap tidak terprediksi, apalagi saya juga mendapatkan perlawanan kuat dari rekan-rekan setim saya,” tutup Sainz. •