(HAMPIR RAIH) KEMENANGAN BERBALUT DUKA
Reli Dakar tahun ini sepertinya bukan momen yang baik bagi Red Bull KTM Factory Team. Pereli andalan mereka, Toby Price dan Sam Sunderland mengalami masalah selama 7 etape yang sudah berlalu.
Masalahnya mulai dari navigasi sampai teknis yang menghambat laju KTM 450 Rally besutannya. Demikian juga dengan Sam Sunderland yang kecelakaan pada etape ke-5 (9/1).
Sunderland didiagnosa mengalami cedera punggung dan bahu usai terpelanting dari motor dalam kecepatan hampir 200 km/ jam. Ia pun ditolong oleh peserta dari tim privateer yang berhenti untuk membantu memanggil tim medis.
SPORTIVITAS
“Saya berterima kasih kepada para rival yang tidak mempedulikan catatan waktunya, tetapi justru memilih membantu Sam Sunderland sampai tim medis tiba,”ujar Manajer Red Bull KTM Factory Racing Team, Jordi Viladoms.
Padahal Sunderland adalah satu-satunya lawan yang masih bisa mengejar dominasi Ricky Brabec (Monster Energy Honda Rally Team). Toby Price pun jadi harapan meski dengan segenap masalah, sampai catatan waktunya kian merosot pada etape ke-7.
Kala itu Price berhenti untuk menolong Paulo Goncalves (Hero Motorsport) yang tersungkur saat menuju Wadi Al-wadasir. Goncalves mengalami kecelakaan keras yang membuatnya terkena serangan jantung. Adrenalin tinggi dan kelelahan menjadi pemicu utama, sampai akhirnya nyawa Paulo Goncalves pun tidak tertolong.
“Saya melihatnya (Goncalves) tersungkur dan langsung menekan tombol merah untuk memanggil tim medis. Saat menunggu (tim medis datang) saya coba lakukan pertolongan pertama, meski tetap tidak bisa menolongnya. Saya sangat bersedih dan tidak bersemangat itu.kala itu,”ungkap pereli asal Australia
Apa yang dilakukan Price memang sangat heroik, sebab garis finish adalah hal kedua menyelesaikan etape bersama-sama. Ia pun mendapatkan banyak apresiasi dari semua peserta Reli Dakar di berbagai kelas.
Meskipun itu membuat Ricky Brabec kian kokoh di peringkat klasemen sementara.“saya tak bisa berkata-kata saat mengetahui Goncalves telah meninggalkan kita. Dia adalah peran penting dalam berkembangnya Honda di Reli Dakar,” kata Raul Castells, Manajer Monster Energy Honda Rally Team.
Honda pertama kali ikut Reli Dakar pada 2013 juga dengan Goncalves. Pada 2015, ia membawa Honda CRF450 Rally menjadi runnerup dan sampai sekarang meski sudah tidak masuk skuat tim pabrikan tetap menggunakan motor dari Honda.
“Kami optimis untuk meraih kemenangan tahun ini namun kami berbalut duka atas pereli senior yang juga bagian keluarga dari Honda. Kami akan memberikan yang terbaik sampai akhir untuk bisa memberikan kemenangan dan juga persembahan untuk Goncalves,”pungkas Castells.
Kini Ricky Brabec berada di puncak klasemen sampai etape ke-7 dengan selisih waktu 24 menit 48 detik. Ia dikejar Pablo Quintanilla (Rockstar Energy Husqvarna Racing) yang berupaya pangkas waktu di final yang selesai Jumat (17/1). •
Pada ajang Tokyo Auto Salon di Jepang (10-12/1), Toyota Gazoo Racing WRT memperkenalkan semua pereli beserta co-drivernya untuk World Rally Championship (WRC) 2020. Tentu saja mereka memamerkan livery baru Toyota Yaris mereka.
Dari segi desain, tak ada perubahan signifikan dari Toyota Yaris WRC musim kompetisi 2019. Masih dengan warna dominasi putih dan garis tegas berwarna merah di beberapa bagian. Aerodinamika yang mengalir dari spoiler depan ke belakang masih menjadi andalan.
Namun dalam tahun keempatnya kembali ke kancah WRC, Toyota kian serius setelah 2018 menjadi juara pabrikan dan 2019 menjadi juara dunia pereli lewat Otttanak. Tentunya pada 2020 ini, tim pabrikan asal Jepang ini mengejar gelar juara kategori pereli dan pabrikan.
“Nyaris tidak ada perbedaan dari mobil kami tahun ini dan tahun lalu karena kami tidak ingin mengubah paket sempurna yang sudah kami buat, meski tahun ini target
yang kami kejar jelas lebih tinggi,” ujar Tommi Makinen, Pimpinan Tim Toyota Gazoo Racing WRT.
“Sangat membanggakan kami mengenalkan pereli kami di Jepang
guna menyambut kembalinya WRC kembali ke sini. Antusiasme dari para penggemar di negara asal Toyota ini membuat kami lebih termotivasi untuk menjalani musim 2020,”lanjut pria asal Finlandia itu.
Kombinasi pereli senior dan muda cukup apik dalam berbagi ilmu dan pengalaman.
Duet Sebastien Ogier/julien Ingrassia bergabung di tim ini, meski pereli asal Perancis itu mengaku bisa jadi tahun ini adalah tahun terakhir untuk berkompetisi secara reguler. “Maka dari itu saya akan menutupnya dengan sebuah gelar juara dunia lagi,” kata Ogier.
“Toyota adalah tim yang kompetitif tahun ini. Dalam waktu yang singkat mereka bisa menjelma menjadi tim yang sangat kuat dan diperhitungkan. Untuk itu saya berani kembali menargetkan menjadi juara dunia,”lanjut pemegang enam gelar juara dunia WRC itu.
Duet lainnya di Toyota Gazoo Racing WRT adalah Elfyn Evans/ Scott Martin, Kalle Rovanpera/jonne Halttunen dan pereli asal Jepang Takamoto Katsuta/ Daniel Barritt yang akan tampil di beberapa seri, termasuk di WRC Jepang. Mereka siap untuk seri pertama di Monako pada (23-26/1) mendatang.
Ganbatte! •