DIGITAL MOTORSPORT DI INDONESIA
Nama Maximilian‘max’ Guenther (BMW i Andretti Motorsport) tiba-tiba mencuat pada ronde ketiga Formula E yang digelar di Kota Santiago, Chili (18/1). Ia berhasil menempati grid kedua untuk memulai lomba dan langsung menjadi yang pertama selepas start.
Guenther memang menjadi sorotan, sebab di usianya yang baru 22 tahun, dia adalah pembalap termuda dalam jajaran pembalap Formula E tahun ini. Ia pun bersaing dengan rival yang lebih senior, Mitch Evans (Panasonic Jaguar Racing) dan juga Pascal Wehrlein (Mahindra Racing) pada 30 menit pertama.
Perlawanan kian ketat terhadap Guenther justru datang pada 10 menit terakhir dari Anthonio Felix Da Costa (DS Techeetah) yang sempat ambil alih posisi pertama. Namun saat waktu hampir menuju 45 menit, Da Costa mengalami masalah informasi dari tim.
Ia mengira kalau setelah melewati garis finish, itu sudah masuk 1 lap terakhir, namun ia melintasi garis dua detik lebih cepat, tepatnya pada 44 menit 58 detik. Alhasil, masih ada dua lap yang harus diselesaikan.
“Dua lap paling panjang karena saya harus membuat baterai punya daya yang cukup untuk menyelesaikan lomba. Kami punya balapan yang baik, namun tidak diselesaikan dengan strategi yang bagus,” lirih Da Costa.
SALAH INFORMASI
“Tim memang salah memberikan informasi, namun saya juga salah menghitung waktu. Seharusnya saya bisa menahan dua detik lebih lambat agar bisa menyelesaikan balapan lebih awal, sehingga masalah ini tidak menggagalkan kemenangan saya,” sambungnya.
Menekan Da Costa juga menjadi bagian dari strategi BMW i Andretti Motorsport lewat Guenther. Karena sudah dipastikan kalau Da Costa akan melintasi garis akhir di waktu yang ‘nanggung’ dan membuat balapan harus dilalui dua lap lagi.
“Kami cukup menjaga kondisi baterai aman untuk dua lap dan terbukti ampuh untuk bisa memberikan tekanan pada lap terakhir. Kemenangan pertama bagi saya di Formula E dan juga dua kemenangan beruntun bagi BMW di Formula E tahun ini,” tutur Guenther.
Persaingan Guenther dan Da Costa ini juga menarik dari sisi pribadi. Sebab Da Costa adalah pembalap BMW i Andretti Motorsport sampai tahun lalu. Namun posisinya digantikan Guenther yang dinilai lebih muda dan lebih konsisten. Wah wah wah. •