SYARAT GANTI CAIRAN RADIATOR DARI AIR KE COOLANT
Saat ini masih banyak salah kaprah dalam menggunakan cairan pendingin mesin pada radiator mobil. Yakni banyak yang menggunakan air biasa, baik itu air keran, air mineral, air suling AC, hingga air aki isi ulang.
Padahal dari hasil pengujian yang pernah OTOMOTIF lakukan, semua air biasa tersebut menimbulkan karat pada material logam, khususnya berbahan besi. Soalnya, material logam ini terdapat dalam saluran sistem pendingin mesin mobil loh, seperti kipas waterpump, water pump inlet pipe, thermostat dan sebagainya.
Selain itu, titik didih air juga rendah, hanya 100 derajat Celcius. “Sementara mobil-mobil keluaran sekarang umumnya sudah mengusung teknologi high compression engine. Sehingga suhu mesin lebih panas dibanding mobil keluaran dulu yang rasio kompresinya rendah,” ujar Sumarno, punggawa Masmun Sukses Motor yang berbasis di Solo, Jawa Tengah.
Itu lah mengapa dari kondisi baru, mobil-mobil keluaran sekarang radiatornya oleh pabrikan diisi dengan coolant, bukan air biasa. Nah, kalau ada pengguna mobil menggantinya dengan air biasa karena alasan murah dan mudah didapat, siap-siap saja terima konsekuensinya.
“Memang sih tidak akan langsung dirasakan saat itu juga. Tapi untuk jangka panjangnya, lama kelamaan akan muncul kerak karat, yang bisa menyumbat saluran radiator. Resikonya mesin mudah overheat,” jelas pria yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki ini.
Sementara coolant memiliki additive antirust, yang dapat mencegah terjadinya karat pada material logam di dalam saluran pendingin. Selain itu, ia mengandung senyawa ethylene glycol yang punya titik beku lebih rendah, dan titik didih lebih tinggi dibanding air. ‘
Sehingga ketika mobil digunakan di daerah yang suhunya dingin ekstrem, cairan radiator tidak mudah beku. Sebaliknya ketika digunakan di cuaca dan suhu mesin yang tinggi atau panas, ia tidak mudah mendidih, sehingga penguapannya lebih rendah.
PERIKSA BEBERAPA KOMPONEN
Nah, yang jadi pertanyaan adalah, bila tadinya sudah terlanjur pakai air biasa untuk radiator, lalu ingin balik lagi menggunakan coolant, bagaimana? Seperti yang ditanyakan salah satu pengguna Daihatsu Espass keluaran 2000, yang menanyakan soal persiapan apa yang mesti dilakukan bila sebelumnya radiator mobil menggunakan air mineral, lalu mau diganti coolant.
Proses migrasi dari air biasa ke radiator coolant ini, kata Sumarno wajib memperhatikan beberapa syarat. Apalagi bila penggunaan air biasa sudah dilakukan selama bertahun-tahun. “Cek terlebih dulu kondisi waterpump inlet pipe tadi. “Jika terlihat sudah banyak karat, sebaiknya jangan langsung ganti coolant,” wantinya.
“Bisa cek bagian tutup radiatornya juga, bila terlihat ada karat di sana, sebaiknya jangan ganti coolant maupun pakai radiator flush,” tukas Stanley Tjhie, Business Opportunity Development PT Laris Chandra, distributor coolant merek Prestone.
Sebab, pemakaian coolant justru akan makin merontokkan karat yang sudah terbentuk pada komponen di dalam saluran pendingin. Sehingga dikhawatirkan akan menyumbat saluran radiatornya, yang nantinya berdampak sirkulasi cairan pendingin jadi terhambat. Tentunya kondisi ini berbahaya bagi mesin, yakni bisa terjadi overheat.
Tapi, bukan berarti sama sekali tidak bisa pakai coolant lagi loh. Jika mendapati water pump inlet pipenya berkarat, segera ganti baru. “Sekalian thermostat- nya juga diganti baru,” saran Sumarno.
Namun bila mendapati tutup radiator sudah berkarat parah, sebaiknya periksakan kondisi radiatornya terlebih dulu. Sebab, takutnya dinding saluran radiatornya sudah tipis karena korosi, sehingga ketika dimasukkan coolant, akan menyebabkan kebocoran. •