Otomotif

BAHAYA CHARGING GADGET DI MOBIL

- RSP

Sudah sejak lama pabrikan mobil menambah fitur lighter di kendaraan. Sesuai perkembang­an, akhirnya tidak hanya bisa memantikka­n bara api saja, tapi juga dijadikan port untuk mengisi daya berbagai barang elektronik.

Keberadaan fitur ini menjadi andalan pemilik kendaraan saat baterai ponselnya mulai menipis atau bahkan habis sama sekali. Dengan adanya fitur tersebut, pemilik ponsel tidak perlu mengandalk­an power bank atau mencari sumber listrik lain untuk mengisi penuh baterai ponselnya.

Cukup dengan menancapka­n kabel charger ke port pengisian, otomatis baterai ponsel akan terisi dengan sendirinya sembari tetap melakukan perjalanan.

Seiring tuntutan dan kemudahan, akhirnya pabrikan mobil tak hanya menyediaka­n port lighter saja, tapi juga port USB. Ini lebih memudahkan pengguna gadget untuk mengisi daya.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatik­an ketika mau mengisi daya gadget di kabin mobil. Sebab, salah-salah justru bisa berakibat fatal.

TAK STABIL

Ketika dalam kondisi kepepet atau darurat, hal ini sangat membantu. Baterai ponsel Anda bisa kembali terisi dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mencari tempat/lokasi yang memiliki jaringan listrik selama perjalanan.

Meski begitu, disarankan tidak terlalu mengandalk­an fitur tersebut. Hal itu dibenarkan Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept. Head PT. Toyota Astra Motor ( TAM).

“Jika hal itu terlalu sering dilakukan, atau bahkan sudah menjadi kebiasaan bisa berdampak buruk pada daya tahan baterai ponsel. Sebab output listrik dari mobil cenderung tidak stabil,” ujarnya. Karena tegangan yang keluar dari power outlet mengikuti putaran mesin.

Selain itu, charger mobil diketahui memiliki batas toleransi input kelistrika­n. Mengisi ulang daya baterai di mobil memang terbukti lebih cepat. Charger mobil berjenis rapid charging, sementara charger rumah berjenis slow charging. Hanya saja adanya ketidaksta­bilan arus sebaiknya dijadikan pertimbang­an agar Anda tidak terlalu sering mengisi baterai gadget di mobil.

GUNAKAN SAAT MOBIL BERJALAN

Banyak yang beranggapa­n bahwa keberadaan fitur pengisian daya baterai gawai tersebut akan berpengaru­h pada daya tahan aki. Benarkah demikian?

“Output untuk pengisian daya HP tidak akan berpengaru­h terhadap usia aki. Selama mesin masih tetap menyala, aki akan terus terisi oleh alternator,” ujar Ferry Firdaus, Kepala Bengkel Honda Permata Hijau, Jaksel.

Ferry menambahka­n, saat kondisi mesin mati penggunaan arus untuk mengisi baterai HP memang bisa mengurangi arus pada aki. “Tetapi, jika kondisi aki sistem pengisiann­ya masih bagus, nanti juga akan mengisi lagi,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, ia menyaranka­n untuk mengisi baterai HP saat mesin mobil dinyalakan. Dalam kondisi ini, tenaga yang diambil charger berasal dari alternator, sama seperti komponen lain yang ada di mobil.

“Tenaga dari alternator pada dasarnya tidak terbatas. Dengan demikian, mengisi baterai HP dalam kondisi ini tidak menguras daya yang berarti,” pungkas Ferry.

HINDARI PANAS BERLEBIH

Saat mengisi daya HP, jangan lupa juga memantau kondisi baterainya. Apakah sudah terisi atau belum. Jika sudah penuh, langsung cabut kabel charger dari colokannya.

Yang tak kalah penting, “Hindari menerima telepon atau bahkan menggunaka­n ponsel selama proses pengisian daya, karena hal ini bisa memicu peningkata­n panas pada baterai ponsel,” ujar Hendri dari Hendri Cellular di Pondok Aren, Tangsel.

Ia menambahka­n, “Segera hentikan proses pengisian daya jika charger atau ponsel Anda terasa panas, sebab hal ini bisa memicu kerusakan atau bahkan ledakan pada baterai Anda”.

Seperti diketahui, smartphone menggunaka­n baterai jenis lithium-ion yang sangat rentan rusak karena panas berlebih. Di dalam baterai lithium-ion tersebut juga terdapat berlapis-lapis bahan katoda dan anoda yang berjarak sangat tipis.

Ketika terjadi panas berlebih, bahan ini akan memuai dan saling menempel sehingga menimbulka­n hubungan pendek, mempertemu­kan kutub positif dan negatif baterai.

Korslet ini bisa menyebabka­n kebakaran. Kalau pun tidak sampai terbakar, smartphone yang sering terkena panas berlebih akan mudah rusak atau tidak awet. Karena panas yang berlebih akan menyebabka­n reaksi kimia yang menghasilk­an gas berlebih, yang sering kita lihat efeknya baterai menjadi kembung. •

 ?? DOK. AUTOBILD INDONESIA ??
DOK. AUTOBILD INDONESIA
 ??  ??
 ?? FOTO: RASPATI ??
FOTO: RASPATI

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia