Otomotif

RIDING POSITION & HANDLING

-

Himalayan punya tinggi jok yang paling rendah dibanding kompetitor­nya, hanya 800 mm dengan busa yang tebal. Tentu saja bagi yang berpostur 170 cm atau kurang, menaiki Himalayan akan merasa paling mudah, dan gampang pula menapakkan kedua kaki.

Meski begitu, ternyata predikat jok ternyaman jatuh pada G 310 GS. Meski tinggi joknya 835 mm, tapi desainnya lebih lebar, semakin lengkap dengan adanya busa yang tebal dan kulit jok yang elastis.

Selain itu, posisi footstep yang lebih maju dibanding jok pengendara, bikin kaki tidak menekuk. Dikombinas­i pula dengan setang fat bar yang cukup tinggi. Asli G 310 GS nyaman banget!

Sedangkan 390 Adventure joknya paling tinggi, 855 mm dan punya busa serta kulit jok yang lebih kaku, juga tidak terlalu lebar. Hasilnya membuat pantat panas dan pegal kalau berkendara lama.

Tapi enaknya jok 390 Adventure paling panjang, jadi mengubah riding position lebih mudah, misal saat melalui medan off road bisa fleksibel maju mundur. Negatifnya, postur 170 cm perlu jinjit saat berhenti.

Joknya yang tinggi pun membuat setang jadi terasa rendah, sehingga pundak kurang rileks. Ditambah juga footstep punya posisi hampir sejajar dengan jok pengendara, posisi kaki jadi paling nangkring, mirip seperti varian Duke.

Kalau Himalayan setangnya paling tinggi, tapi uniknya tidak terlalu lebar. Selain itu jarak jok dengan setang terasa data Tes dekat, jadi tangan lebih menekuk. Sehingga riding position jadi terasa sempit. Kaki pun paling menekuk, karena jarak jok dan footstep paling dekat, jadi cukup pegal kalau jalan lama.

Kalau bicara handling, 390 Adventure jadi yang paling stabil dan mudah disesuaika­n. Pasalnya kedua WP Suspension Apex-nya dilengkapi setelan preload, compressio­n, dan rebound. Membuat motor yang punya bobot kering 158 kg dapat disesuaika­n dengan mudah ketika melewati jalan on road atau off road.

Jadi bisa stabil dan nurut saat dipacu di on road, namun dapat meredam jalan rusak dengan baik saat di jalan off road.

Sementara G 310 GS punya suspensi yang lebih mengarah ke sisi kenyamanan. Karena ketika diduduki monosoknya langsung amblas. Oleh karena itu, untuk melewati jalur gravel serta off road akan terasa sangat nyaman.

Tapi ketika diajak melaju cepat di jalan on road, motor jadi terasa limbung. Apalagi kalau melewati jalan bergelomba­ng atau melahap tikungan dengan cepat, rebound yang cepat membuat motor kurang stabil.

Sedangkan Himalayan punya karakter suspensi yang paling rigid dibanding kompetitor­nya. Meski punya travel suspensi depan 200 mm, tapi ketika dinaiki langsung amblas. Ini membuat redamannya tidak terlalu baik saat di jalan tidak rata.

Begitu juga monosoknya yang terasa rigid. Ini membuat Himalayan terasa lebih cocok untuk dikendarai di jalan on road. Selain itu handlingny­a terasa paling berat, beda dengan kedua kompetitor­nya yang lebih ringan dan lincah.

Oiya satu hal lagi, karena Himalayan pakai roda depan yang lebih besar dibanding kompetitor­nya (21 inci), membuat setangnya jadi terasa lebih berat. Sangat terasa ketika

BMW G 310 R

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia