KRISIS CHIP SEMIKONDUKTOR KEMBALI TERJADI?
Saya dapat kabar kurang bagus, bahwa semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi
Gaikindo mewanti-wanti agar pabrikan mobil waspada terhadap krisis semikonduktor di 2023. Hal ini disampaikan Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi. Ia memprediksi masalah kelangkaan semikonduktor akan kembali terjadi di tahun ini.
Persoalan krisis ini sebetulnya sempat mereda dan menunjukkan tren pemulihan sejak pertengahan 2022 lalu. Namun tampaknya persoalan ini bakal kembali menerpa industri otomotif nasional.
“Saya dapat kabar kurang bagus, bahwa semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi. Kabarnya ada kebakaran besar di pabrik (semikonduktor) Cina, dan saya belum tahu dampaknya bagaimana untuk industri otomotif Indonesia,” ungkap Nangoi dalam gelaran preevent GJAW 2023 (26/1).
Masih menurutnya, secara umum industri otomotif membutuhkan pasokan semikonduktor yang cukup banyak, terlebih saat ini era kendaraan listrik tengah di Indonesia. Namun, karena industri otomotif merupakan konsumen baru dari semikonduktor, maka suplai yang didapat tidak bisa sebanyak industri elektronik.
“Mobil listrik pakai part ini (semikonduktor) cukup banyak. Sebabnya kami harus mendekatkan diri ke para pengusaha semikonduktor agar mendapatkan kuota lebih banyak,” bebernya lagi.
Lebih lanjut Nangoi pun berharap, agar para produsen semikonduktor bisa menemukan solusi terbaik. Sebab jika tidak, maka aktivitas produksi sejumlah produk akan terhambat dan efeknya bisa menimbulkan antrean panjang, yang ujung-ujungnya menyusahkan konsumen.
“Kami terus terang juga bingung, semikonduktor itu teknologinya sangat tinggi dan hanya beberapa negara yang bisa menghasilkan. Untuk saat ini suplai semikonduktor belum selancar yang kami harapkan, dan perlu diingat pembangunan semikonduktor ini tidak bisa dilakukan dengan sekejap. Kami sangat berharap krisis ini cepat membaik,” tegas Nangoi.
PENJUALAN MOBIL LISTRIK
Pasar mobil listrik di tanah air tengah berkembang pesat. Merujuk data penjualan mobil listrik, yang dihimpun Gaikindo, tampak adanya peningkatan. Penjualan mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/bev) sepanjang 2022 menyentuh angka 10.306 unit.
Memang angka penjualan mobil listrik naik sekitar 1.407 persen, jika dibandingkan perolehan pada 2021 yang hanya sebanyak 685 unit. Namun menurut Nangoi, penjualan mobil listrik di Indonesia masih sangat sulit diprediksi.
“Mobil listrik merupakan fenomena baru, kami belum punya pengalaman, karena memang unik. Tahun 2021 penjualannya cuma sekitar 600 unit, 2022 (sebanyak) 10.000 unit. belum bisa ketebak,” jelasnya.
Nangoi melanjutkan, penjualan mobil listrik sangat bergantung pada suplai dari masing-masing pabrikan. Sedangkan suplai pabrikan sangat bergantung pasokan semikonduktor yang banyak digunakan pada mobil listrik.
Lalu, bagaimana target Gaikindo terkait penjualan mobil listrik di 2023? Menanggapi hal ini, Nangoi menyebut pihaknya tidak punya target spesifik untuk mobil listrik.
“Kami tidak punya target spesifik mobil listrik harus laku sekian, mobil sekian, mobil bensin sekian, tidak seperti itu,” tutur Nangoi.