Otomotif

FITUR & TEKNOLOGI

-

Membahas fitur dan teknologi diawali dari area lampu yang semua sudah pakai jenis LED. Menariknya lampu utama meski bentuknya bulat termasuk Drl-nya, tapi bagian dalamnya tampak asimetris, karena untuk lampu dekat pakai model proyektor yang diposisika­n agak menyamping akibat ada tulisan BENDA, sedang lampu jauh model reflektor. Ketika menyala, lampu dekat sorotnya tipis lebar dan tak begitu tebal. Saat lampu jauh dinyalakan sorotnya akan mengisi sisi atasnya dan tampak terang karena sinarnya sangat tebal. Lampu sein yang juga bentuknya bulat pakai LED 1 titik yang sorotnya juga terang. Sementara itu lampu rem bentuknya lonjong, namun di dalamnya terdapat beberapa LED yang diposisika­n membentuk bulatan.

Lanjut ke bagian panel instrumen, modelnya bulat dan terpasang pada klem setang dan diposisika­n di bagian belakang. Efeknya jadi terlalu mundur, ketika berkendara jadi tak seperti motor pada umumnya, karena untuk melihat info yang ditampilka­n harus sedikit menunduk, tak bisa sekadar melirik. Kerepotan lainnya adalah beberapa info terlalu kecil, ketika berkendara siang di bawah terik matahari, info seperti lampu netral dan sein tak begitu kelihatan. Namun kalau dalam kondisi gelap tak jadi masalah.

Info yang disajikan sih tergolong banyak, mulai dari info kecepatan, takometer dengan angka sampai 11.000 rpm, jam, odometer, tripmeter, fuelmeter, dan ditambah info lampu-lampu seperti lampu jauh, sein, ABS, TCS dan check engine.

Yang menarik dan tak biasa, untuk mengganti odometer jadi tripmeter atau sebaliknya tak ada tombol fisik, namun malah model touch screen di bagian bawah yang ada lambang bulatan. Geser ke panel sakelar, yang kanan ada tombol engine cut off dan starter. Sementara di setang kiri pada bagian paling depan ada sakelar untuk mengatur TCS atau traction control system. Nah ternyata jika TCS aktif, dengan tanda lambang TCS mati, bukan yang roda belakang sama sekali tak bisa berputar di tempat, namun yang cuma mesin agak brebet. Jadi kalau di moge semacam TCS yang diseting intervensi­nya sedikit.

Tombol sisanya ada untuk pemindah lampu jauh-dekat, hazard, sein dan klakson. Kemudian di kedua ujung setang terdapat spion alias model bar end.

Lanjut pada area kaki-kaki, untuk depan V252C andalkan suspensi upside down berukuran cukup besar, sehingga membuat tampilan tampak kekar. Sementara untuk belakang lengan ayun dikawal suspensi ganda yang dilengkapi setelan pre-load.

Peleknya model jari-jari banyak, yang modelnya seperti anak tombak. Ukurannya belang, depan 16 inci sedang belakang 15 inci. Bannya cukup gambot, berukuran 110/70-16 dan 160/60-15.

Nah remnya mantap, depan andalkan cakram 300 mm yang dikombinas­ikan dengan kaliper radial 4 piston. Sementara belakang cakram 240 mm pakai kaliper 2 piston model kanan-kiri. Dikawal juga dengan sistem ABS yang kinerjanya termasuk halus, enggak mengagetka­n di handel atau tuas remnya.

 ?? ?? Spidometer­nya berasa di bagian belakang setang
Spidometer­nya berasa di bagian belakang setang

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia