TANTANGAN SEJARAH BARU
Sudah sedikit disinggung mengenai banyak pembaruan pada Reli Dakar 2024 kelas mobil pada edisi lalu ( OTOMOTIF edisi 33), namun kali ini kita akan bahas mengenai segi persaingan di kelas utama reli terganas ini.
Menjadi tantangan besar bagi juara Reli Dakar tahun lalu, Nasser Al-attiyah yang tahun ini membela tim Prodrive Hunder. Tahun lalu ia menjadi juara kala membesut Hilux bersama tim Toyota Gazoo Racing dan kepindahannya tentu saja mengejutkan.
Pasalnya Nasser selalu kompetitif selama membela Toyota, kini ia pindah ke Prodrive dengan imingiming mobil baru yang sudah upgrade dan penghasilan yang lebih besar.
Juga ada tantangan besar bagi pereli asal Qatar itu. Yakni, belum pernah dalam sejarah
Reli Dakar ada pereli yang mempertahankan gelar juara kala ia pindah tim.
Sekelas Stephane Peterhansel yang dijuluki Mr. Dakar pun tidak pernah langsung juara kala ia pindah tim. Ia selalu juara beruntun di tim dan mobil yang sama, seperti saat membela Mitsubishi dan MINI.
“Baik bersama Toyota dan Prodrive, gelar juara tentu saja menjadi tujuan utama. Karena juara juga menjadi tujuan utama saya di setiap edisi Reli Dakar. Apalagi ini adalah tahun kelima kita menyelenggarakannya di Arab Saudi,” tutur Nasser.
Jika membandingkan Hilux dan Hunter T1, tentu saja ada beberapa perbedaan dari sisi kelebihan dan kekurangan. Hilux lebih baik pada saat menanjak gurun. Sedangkan Hunter T1 lebih baik dari segi kecepatan dan manuver karena bentuknya yang lebih ringkas.
“Tahun lalu tim ini bisa menyaingi saya hampir di setiap etape dan menyelesaian semuanya sebagai runner-up. Tentu saja ini membuat saya yakin kalau Hunter juga mobil yang tepat untuk bisa membuat saya menjadi juara,” Nasser menjelaskan.
RIVAL TERKUAT
Bagi sang juara umum, tentu saja menjadi satu tim dengan Loeb adalah hal baru. Dua pereli senior berpengalaman dan sama-sama favorit untuk juara umum kategori mobil tahun ini. Juga jangan sepelekan skuat Audi yang mengaku sudah banyak perkembangan.
Audi RS Q e-tron E2 atau edisi kedua sudah banyak perkembangan. Mobil listrik ini benarbenar mencuri perhatian tahun lalu kala dua perelinya,
Stephane Peterhansel dan Carlos Sainz Sr memenangkan beberapa etape awal.
Namun masalah teknis membuat Peterhansel dan Sainz tidak finish di tiga besar. Catatan waktunya pun cukup berantakan, bahkan Sainz pun satu kali retired pada etape ke-12 tahun lalu.
“Dari sisi persaingan dan regulasi tahun 2024 akan banyak perubahan yang cukup signifikan,” kata pereli asal Spanyol itu.
“Tapi Audi pun sudah melakukan banyak perkembangan dan kita cukup optimis saat beberapa kali melakukan tes. Ini bukan kompetisi yang mudah karena promotor pun melakukan beberapa perubahan dari segi peraturan balap,” pungkasnya.
Jika Carlos Sainz dan Stephane Peterhansel menjadi juara pun menjadi sebuah sejarah baru ada mobil listrik yang menjadi juara kompetisi reli paling ekstrem di dunia.