KEHIDUPAN KEDUA
Ada cerita menarik di balik motor custom garapan workshop Rainbow Moto Builder (RMB) ini. Motor berbasis Honda Tiger Revo ini milik salah satu customer RMB dari Tangerang, Banten. Sebelum dibangun oleh RMB, ternyata sudah pernah dicustom di bengkel lain.
“Jadi waktu awal itu motor dikirim ke kami dalam kondisi sudah custom, konsepnya seperti cruiser. Cuman konsumen ini kurang puas,” ujar Adega Anggayasta, owner RMB.
Dega, sapaan akrabnya, menyebut customer RMB tadi minta motornya dicustom ulang. Konsepnya mirip cruiser tapi bisa diajak turing.
Setelah motor diterima workshop RMB yang berlokasi di Subang Jaya, Cikole, Sukabumi, Jawa Barat, ternyata rangka dari custom sebelumnya tidak dapat digunakan lagi. “Frame welding- nya banyak yang kurang. Jadi kami tidak bisa pakai lagi,” lanjutnya.
Tim RMB pun membuatkan serangkaian subframe menggunakan pipa besi seamless berdiameter ¾ inci. Subframe dibuat dari tengah ke belakang. Konturnya dibuat rendah, sesuai dengan konsep semi cruiser.
Rangka sebagai tumpuan beres, lanjut ke bodi-bodi. Semuanya dibuat baru, mulai dari tangki bensin, sepatbor sampai side panel. Bahan pakai pelat galvanis setebal 1,2 mm. Khusus tangki bensin pakai pelat lebih tebal, yaitu 1,5 mm. Bodywork kemudian diguyur warna hitam sesuai dengan keinginan customer.
“Jadi kemarin dia pengen warna tetap hitam, seperti motor pabrikan. Jadi kami mengubah tampilan, tetep ada nama Tiger dan grafis, seperti baru keluar pabrikan” ujar pria ramah ini.
Pengerjaan selanjutnya beralih ke kaki-kaki. Suspensi depan teleskopik hasil custom sebelumnya digusur sok upside down lansiran Nui Racing. Sedangkan sok belakang pakai YSS sebanyak dua buah di kanan dan kiri.
Sokbreker ini mengawal pelek berdiameter belang, depan pakai 3.00x18 inci sedang belakang 3.50x17 inci. Kedua pelek dibalut karet bundar Swallow SB117 dengan tapak dual purpose.
Konsep turing dipertegas dengan penggunaan rak di kanan dan kiri motor serta bagian belakang. Rak multifungsi ini bahannya dari pipa seamless ½ inci. Di kanan dan kiri turut dipasang side bag dari Eiger. Sedangkan bagian depan dibuatkan crash bar dari pipa seamless ¾ inci.
Karena ingin dipakai berboncengan saat turing, jok ada dua buah. Dibuat terpisah antara depan dan belakang, serta dibalut oleh kulit sintetis dari Mbtech.
RESTORASI MESIN
Agar selalu siap diajak jalan jauh, mesin turut direstorasi total oleh RMB. Dibelah dan diganti komponenkomponen internalnya seperti piston dan klep. Kemudian dipasang knalpot custom full system dari stainless steel yang dibuat tidak terlalu berisik, sesuai keinginan ownernya.
Dega menyebut pengerjaan motor memakan waktu sekitar 90 hari kerja dengan biaya Rp 40 jutaan. Selain rangka, ia bilang kesulitan juga datang dari kelistrikan yang berantakan.
“Kalau dari motor standar enak. Tapi kalau dari motor yang sudah dimodifikasi seperti ini jadi lebih sulit,” tutupnya.
Wah untung saja bisa dikerjakan dengan maksimal!