TARGET EKSPOR 300 RIBU UNIT
Tahun 2024 menjadi tahun menantang, lantaran masih dibayangbayangi ketidakpastian ekonomi dunia. Toyota Indonesia tetap optimis industri otomotif mampu tumbuh sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Termasuk soal kinerja ekspor Toyota Indonesia, yang tahun ini ditargetkan naik.
“Di tahun yang cukup menantang, kami menargetkan kinerja ekspor kendaraan T- brand dapat menyamai level yang sama di tahun 2023 atau naik 3% menyentuh level 300 ribu unit. Sejumlah upaya kami lakukan untuk mengakselerasi performa ekspor industri otomotif nasional, dengan menghadirkan varian kendaraan elektrifikasi lengkap sesuai kebutuhan konsumen global,” ungkap Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Seperti diketahui, Toyota Indonesia telah merilis data pencapaian ekspor di sepanjang 2023. Toyota tercatat sukses mengapalkan 285 ribu mobil ke 100 negara, mencakup kawasan Asia, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Australia, dan Oceania.
Sejumlah lembaga dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5%, diantaranya IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5%, Bank Dunia 4,9%, sementara Pemerintah menargetkan hingga 5,2%. Proyeksi tersebut cukup tinggi jika direfleksi dengan sejumlah kondisi yang dihadapi Indonesia di tahun sebelumnya.
Adapun sektor otomotif Indonesia menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang menyumbang hingga 4% dari total Gross Domestic Product (GDP).
Tercatat penyerapan tenaga kerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif, termasuk pada sektor industri kecil dan menengah (IKM) pada bidang komponen mampu mencapai lebih dari 1,5 juta tenaga kerja.
“Industri otomotif nasional diharapkan menjadi industri prioritas penyokong ekonomi lantaran proyeksi dan potensi Indonesia pemain utama dalam industri kendaraan berteknologi ICE ramah lingkungan serta pertumbuhan kendaraan elektrifikasi yang cukup menjanjikan,” timpal Bob Azam, Wakil Presiden Direktur TMMIN.
Ia menambahkan, guna menggonjot penjualan diharapkan ada relaksasi pajak dari Pemerintah. “Indonesia berpeluang besar menjadi pemain global produksi serta ekspor industri otomotif konvensional dan elektrifikasi. Kinerja positif kedua teknologi ini dapat pula memperkuat terwujudnya volume pasar domestik lebih dari 1 juta unit per tahun, yang membutuhkan dukungan Pemerintah melalui kebijakan relaksasi pajak,” ucap Bob.