DESAIN & INTERIOR
Secara tampilan luar, bisa dibilang Omoda E5 ini tidak jauh berbeda dengan versi Ice-nya (International Combustion Engine), yakni Omoda 5 series.
Ia memiliki dimensi panjang 4.424 mm, lebar 1.830 mm, dan tinggi 1.588 mm. Jarak poros rodanya sejauh 2.630 mm. Dimensi tersebut mirip-mirip rivalnya sesama brand Cina, yakni BYD Atto 3.
Perbedaan mencolok hanya ada di bagian fascia depan, dimana tidak ada lagi grill berlubang untuk masuknya udara, lalu bentuk rear upper spoiler yang lebih atraktif, serta desain pelek yang khas kendaraan listrik.
Namun ketika masuk ke dalam kabinnya, baru dah terlihat cukup banyak perbedaannya. Warna interiornya itu loh, stylish banget dengan kombinasi warna biru dan krem. Bentuk jok yang sudah semi bucket membuat nuansa kabin juga terasa sporti.
Kerennya lagi, kombinasi warna biru dan krem tadi bukan hanya pelapis jok berbahan kulit saja, melainkan hingga ke beberapa panel di dasbor dan trim pintu.
Tampilan meter cluster dan head unit- nya juga tak kalah berkelas dan terkesan canggih serta futuristik. Modelnya sama seperti Omoda ES yang kami coba di China. Yakni mengusung dual layar sentuh 24,6 inch dengan fitur konektivitas Bluetooth dan USB. Mantul!
akselerasi yang berbeda, tentunya mode Sport cenderung lebih agresif.
Kerennya lagi, ada pula Multi Vehicle Mode yang terdiri dari Extreme energy saving, Discharge Mode, Camping Mode, dan Invigorating Mode.
Mode terakhir ini (Invigorating Mode) kalau diterjemahkan artinya Mode Penyegaran. Maksudnya, mode ini saat aktif memiliki tugas untuk menyegarkan tubuh driver.
“Jadi ketika sensor membaca wajah driver terlihat lelah atau mengatuk, maka secara otomatis sistem akan mengfungsikan semburan udara dingin pada ventilated seat- nya, sehingga badan driver jadi segar kembali,” jelas Zeng Shuo.
Untuk sensor pendeteksinya adalah DMS (Driving Monitoring System) yang ada di dekat setir. Keren!
Lalu yang kami kagumi saat menjajalnya di seputaran BSD, bantingan suspensinya terasa nyaman di dalam kabin. Baik saat melewati polisi tidur agak cepat maupun marka kejut, tidak begitu terasa guncangannya.
Saat diajak menikung cepat pun handling cukup stabil. Meski ada terasa sedikit mengayun, namun akan langsung dikoreksi oleh sistem stability control- nya.
Oiya, meski menggunakan mode berkendara Eco maupun Normal, entakan akselerasinya terbilang sangat kuat nih. Saat kami coba bejek gas dalam untuk berakselerasi spontan, ban depan beberapa kali spin saking kuatnya torsi motor listriknya.
Apalagi ketika pakai mode Sport, makin jadi deh entakan akselerasinya. Badan serasa seperti dijambak ke belakang. Padahal itu dalam kondisi kabin berisi 3 penumpang dewasa loh.
Dan saat kami coba mengukur waktu tempuhnya untuk berlari dari 0 – 100 km/ jam menggunakan aplikasi Drag Racer berbasis GPS yang ada di smartphone, woww.. mobil ini mampu menuntaskannya dalam waktu 7,6 detik saja.
Rasanya kalau kondisinya sendirian, bukan tidak mungkin 7 detik bersih bisa diraih. Tapi itu nanti kita akan buktikan setelah mobil ini resmi dilaunching, termasuk hasil tes lengkapnya. Tunggu saja ya!