KENYAMANAN & PERFORMANYA BIKIN TAKJUB JAJAL FITUR ADAS
Setelah peluncuran resminya Kamis lalu (18/1), Senin – Selasa (22-23) kemarin PT BYD Motor Indonesia mengajak puluhan awal media untuk menjajal langsung salah satu produk andalannya, yakni BYD Dolphin tipe tertinggi (Premium Extended Range).
Ajang Media Test Drive compact hatchback listrik BYD ini mengambil rute
Selama perjalanan Jakarta – Bogor - BSD, beberapa fitur yang ada di mobil listrik ini coba kami jajal. Termasuk fitur ADAS (Advanced Driver Assist System), yang di dalamnya ada fitur Adaptive Cruise Control (ACC), dimana mobil bisa meluncur sendiri tanpa injak pedal gas hingga kecepatan yang kita setting.
Lalu Automatic Eemergency Braking System yang berfungsi melakukan pengereman secara otomatis bila mobil mendekati objek di depan. Ada juga Lane Departur Warning (LDW) yang akan mengingatkan pengemudi ketika mobil mendekati marka jalan.
Kemudian Lane Keeping Support (LKS), Emergency Lane Keeping Assist (ELKA), dan Lane Departure Prevention (LDP), dimana berfungsi menjaga laju kendaraan tetap berada di jalurnya.
Nah, yang bikin kami kagum dengan fitur Lane Keeping Assistnya ini yaitu pembacaan sensor dan feedback setirnya sangat akurat dan responsif. Buktinya ketika kami coba lepas tangan dari setir selama beberapa saat, laju kendaraan selalu dituntun tetap berada di tengah-tengah antara garis jalan sebelah kanan dan kiri.
Sekalipun dalam kondisi jalan yang agak menikung loh, dimana saat kami lihat setirnya, tampak bergerak sendiri mengikut jalur. Keren!
Tidak seperti di beberapa mobil lain yang pernah kami uji sebelumnya, yang mana laju kendaran masih suka bergerak lurus saja. Baru setelah mendekati garis, terasa ada feedback dari setir untuk menuntun lajur kendaraan ke tengah jalur.
Oiya, menurut pihak BYD, fitur ADAS di line up Electric Vehicle (EV) keluaran BYD bukan lagi jadi fitur mewah. Melainkan sudah jadi fitur standar di semua varian, “Tak hanya di tipe paling atas, di varian standar juga ada,” bilang Luther Panjaitan, Head of Marketing Communication BYD Motor Indonesia.
Dan memang benar, untuk BYD Dolphine tipe paling bawah, yakni Dynamic Standard Range, juga telah dilengkapi fitur yang sama. Mantap! start dari dealer BYD di Saharjo, Jakarta Selatan menuju kawasan Sentul, Bogor, kemudian finish di dealer BYD di BSD, Tangsel.
Tentu saja kesempatan ini tak kami siasiakan, guna mengeksplorasi lebih dalam rasa berkendara dan performnya di jalan yang sesungguhnya. Mau tahu lengkapnya? Yuk kepoin ulasannya berikut ini!
Supermoto garapan bengkel spesialis Caos Custom Bike (CCB) ini, membuktikan kalau Kawasaki KLX150 SM hanya perlu kena sedikit sentuhan untuk membuatnya jadi sebuah supermoto proper.
Motor yang terbilang baru ini sukses terlihat lebih kekar dan padat dengan adopsi part aftermarket yang terbilang minim. Lerry Rahmat Rizky, owner CCB yang menemani OTOMOTIF dalam sesi foto pun membeberkan ubahannya.
Ia menceritakan pemilik KLX ini ingin motornya jadi lebih kekar, terutama di bagian kaki-kaki. Soal ini jadi perkara mudah buat Lerry yang sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia modifikasi supermoto.
Pertama-tama ia beserta tim CCB mengganti pelek bawaan dengan yang lebih lebar. Dipilihlah pelek Scarlet yang punya lebar 3.00x17 inci di depan dan 4.25x17 inci di belakang dipasang.
Pelek yang lebih lebar tentu dapat memuat ban yang lebih lebar pula. Langsung saja sepasang karet bundar Pirelli Diablo Rosso berukuran 120/70-17 di depan dan 150/60-17 di belakang.
“Dibuat jadi tubeless dengan sealant, bukan model dilapis ban dalam,” ujar Lerry.
Sontak kaki-kaki KLX kini jadi lebih kekar dan padat dibandingkan dengan bawaan pabrik. Tampilan sudah mendekati sebuah Supermoto yang proper.
Tidak hanya ban dan pelek, Lerry juga meninggikan suspensi depan upside down bawaan KLX sebanyak 4 cm. Peninggi sok dipasang di bagian dalam tabung.
“Kadang orang ada yang main ninggiin aja sampai ekstrem, padahal ada batas toleransi. Kalau terlalu ekstrem, suspensi tidak bisa main lagi, malah jadi mentok,” imbuh pria yang buka bengkel di Jl. Pancoran Barat VIII Jakarta No.6c, Pancoran, Jakarta Selatan tersebut.
Penggunaan ban dan pelek belakang lebar rupanya juga ditunjang oleh swingarm baru dari Scarlet. Karena sekarang jadi lebih lebar, Lery juga memastikan rantai dan gir motor tetap center antara depan dan belakang.
Untuk itu Lerry menyiapkan serangkaian komponen tambahan. Pertama di pelek belakang ditambahkan adaptor dari aluminium dengan tebal sekitar 1 cm. Karena gir belakang lebih keluar, otomatis gir depan juga harus ‘dikeluarkan’ agar rantai lurus, serta antara gir depan dan belakang tetap center.
Untuk itu Lerry membuatkan lagi semacam braket untuk membuat gir depan lebih keluar. Gir depan sediri dibuat ulang dengan 13 mata. Tidak hanya lebih keluar, gir depan juga dipasangkan penahan dari bagian luar dari besi.
“Supaya keluar dibuatkan lagi braket untuk menahan gir depan yang lebih keluar, penahan gir dari besi dan ditambahkan laher, istilahnya gir gendong,” ujar pria ramah ini.
Agar tampilan lebih agresif dan eye catching, bodi abu-abu KLX150 SM dibalut oleh decal berwarna oranye KTM sesuai permintaan owner motor.
Sebagai pelengkap, knalpot Norifumi menggusur knalpot bawaan yang suaranya kelewat senyap. Plus tambahan CDI keluaran BRT untuk menyempurnakan performa.
Bisa dilihat sendiri kan? Dengan sedikit sentuhan yang tepat, KLX150 SM ini jadi lebih kekar dan enak dilihat.
Jadi supermoto yang proper!