ADOPSI JENIS HIDRAULIS
Yamaha Lexi LX 155 pakai mesin baru, ada perbedaan jika dibanding milik Aerox 155 maupun NMAX, meski sama-sama mesin 155 cc Blue Core. Salah satu yang baru kini pakai tonjokan keteng atau tensioner lifter jenis hidraulis (Gbr.1), makanya punya crankcase baru untuk jalur oli ke blok sisi kiri (Gbr.2). Jenis yang sama sudah digunakan oleh mesin Honda PCX 160, ADV160 atau Vario 160.
Secara sederhana, tonjokan tensioner keteng Lexi LX 155 serupa dengan tonjokan keteng konvensional. “Dari mekanismenya, tensioner hidraulis sama dengan tensioner pada umumnya,” ucap Ferry Nurul Fajar dari Techinical & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
“Yaitu sama-sama berfungsi untuk menahan ketegangan keteng,” tambahnya. Namun bedanya, per tensioner hidraulis pada mesin Lexi LX 155 berada di dalam (Gbr.3).
“Jadi seperti sokbreker depan, spring (per) tensionernya berada di dalam,” jelas Ferry. Untuk dapat menahan gerakan atau ketegangan keteng, tensioner hidraulis membutuhkan tekanan dari oli mesin.
“Kalau belum dapat (diisi) oli mesin, tensioner enggak bakal keras,” jelas Ferry. “Kalau ditekan itu masih mantul-mantul karena pernya saja yang berkerja,” paparnya. Begitu mesin dinyalakan, oli mesin akan bersirkulasi dan masuk ke dalam tensioner lifter ini.
“Dari pompa oli, sebagian oli mesin akan masuk ke dalam tensioner hidraulis untuk memberi tekanan,” lanjut Ferry menjelaskan.
Kapasitas oli mesin yang masuk ke dalam tonjokan keteng ternyata enggak banyak. “Jadi, oli cukup masuk sekali sekitar 5 cc, kalau untuk tensioner hidraulis Yamaha tekanannya sekitar 30 Kpa,” ungkap Ferry.
Setelah terisi oli, komponen itu akan menekan lidah keteng yang kemudian menjaga gerakan cam chain atau keteng. “Jadi, kalau tekanan tensionernya sudah keras (pada 30 Kpa), enggak perlu dikasih oli mesin lagi,” jelas Ferry.
“Nah, kalau tekanannya berlebih akan dibuang melalui jalur di samping tensioner,” imbuhnya.
KEUNGGULAN
Masih menurut Ferry, ada beberapa kelebihan dari tensioner hidraulis yang ada di mesin Lexi LX 155. “Yang paling utama, kelebihan tensioner hidraulis ini durability (lebih awet),” bebernya.
Selain itu, mesin dengan tensioner hidraulis tidak perlu perawatan khusus kalau tidak dibongkar. “Perawatannya sama dengan motor pada umumnya, ganti oli mesin secara berkala,” jelas Ferry. “Kalau untuk Yamaha (dengan oli mesin Yamalube) diganti per 3.000 km,” tambahnya.
Lanjut Ferry menjelaskan kalau tensioner hidraulis pada Lexi LX 155 berdampak terhadap suara mesin yang dihasilkan. “Suaranya jadi lebih halus karena minim gesekan,” tutup Ferry.